GBI PRJ (CK7)

Menjelang Natal dan akhir tahun ini, saya ingin membagikan apa yang telah Tuhan taruh ke dalam hati saya yakni arti tentang Natal. Natal adalah demonstrasi atau pembuktian kasih Allah. Jadi, Natal berarti Allah mendemonstrasikan kasih-Nya. Bukan hanya berkata mencintai, melainkan Dia demonstrasikan dan buktikan kasih-Nya. 

1 Korintus 13 : 11 - 13 
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Allah bukan hanya membiarkan kita sebagai kanak-kanak, tetapi Dia Allah Immanuel yang menuntun, mendewasakan, dan mengarahkan kita pada rencana-Nya yang sempurna. Itu sebabnya, Ia turun ke dunia menjadi sama seperti manusia untuk menuntun kita sehingga tidak hanya melihat secara samar-samar, melainkan dapat berjalan bersama-Nya, mengalami perjumpaan dengan Dia, merasakan hangat pelukan-Nya, dan menerima didikan-Nya supaya makin serupa dengan Dia.

Yohanes 3 : 16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Kadang kala kita salah mengerti tentang kasih, yaitu tidak pernah melarang dan selalu memberikan segala sesuatu. Kasih Allah itu berbeda, karena kasih-Nya punya target dalam hidup kita, yakni supaya mengarahkan dan membuat kita mengalami kemuliaan-Nya yang sempurna.

Yohanes 15 : 14 - 15
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Kasih yang sejati akan mengangkat, punya target, dan mengadakan perubahan dalam hidup kita. Bukan hanya menuntut supaya kita berubah, tetapi mengubah kita dalam kuasa-Nya. Kasih bukan berarti hanya memberi, memberi, dan memberi ataupun selalu mengiyakan. Sebab, jika demikian justru berbahaya. Kasih yang Kristus tunjukkan dan demonstrasikan dalam Natal adalah kasih yang nilainya sangat berbeda serta berharga.

Hidup dalam iman pun berarti mengalami kasih-Nya yang menuntun pada pertobatan, pemulihan serta mujizat. Jangan dibalik, mujizat dulu. Melainkan, pertobatan dulu, karena pertobatan menuntun pada pemulihan. Karena itu, orang yang merayakan Natal mengimani Allah bukan hanya di surga, melainkan turun ke dunia, menjadi sama seperti manusia. Kenapa perlu dipulihkan ? Karena dunia ini sudah jatuh dalam dosa sehingga ada kerusakan. Itu sebabnya, perlu Natal. Dan Natal tidak bisa hanya diterima oleh logika, melainkan dengan iman. 

Dia Allah yang datang ke dunia menjadi sama seperti manusia. Dia hadir di tengah-tengah kita. Karena kehadiran-Nya, maka kita bertobat dan menyadari setiap dosa membawa kehancuran, karena itu Ia pulihkan sehingga hari-hari dan hidup kita berjalan dalam mujizat serta kuasa-Nya. Karena kita percaya mujizat, maka kita tidak takut. Kita tetap mengandalkan Dia dan mengarahkan pandangan kita pada-Nya.

Berjalan bersama Yesus pun berarti mengalami demonstrasi atau pembuktian kasih Allah. Jadi, Natal bukan sekadar perayaan atau foya-foya dan lainnya, melainkan arti sejati dari Natal ialah lebih pada Allah membuktikan kasih-Nya, dan karena itu kita siap berjalan bersama Yesus, apa pun yang terjadi. Kasih seperti apakah yang Kristus tunjukkan melalui Natal :

• Kasih yang Tidak Memanjakan

Allah memilih, memakai, dan mengasihi Maria serta Yusuf. Namun, kalau kita pelajari peristiwa Natal, mereka menjalani kehidupan yang sangat berat. Maria harus tinggalkan rumahnya berbulan-bulan. Mereka harus jalan jauh ke Betlehem dari Nazaret, mereka tidak mendapat tempat. Kesemuanya itu mengajar kita kasih yang tidak memanjakan, kasih yang ada target, tujuan dan harapan.

Jika hari-hari ini doa kita tidak dijawab, itu bukan berarti Ia tidak mengasihi kita, melainkan sedang menyediakan sesuatu yang lebih besar ataupun guna mendidik, mengarahkan, melatih serta mempersiapkan kita menjadi prajurit-prajurit iman yang dahsyat bagi kemuliaan-Nya.

Sering kali masalahnya bukan Iblis yang terlalu kuat, melainkan kita sendiri yang terlalu manja. Mudah menyerah, gampang kecewa, putus asa, dan menyalahkan keadaan. Allah tidak memanjakan anak-anak-Nya, melainkan melatih, mendidik dan mengarahkan kita supaya menjadi prajurit-prajurit yang tangguh. 2021 adalah tahun yang berat, tetapi 2022 akan menjadi tahun yang dahsyat bagi anak-anak Tuhan. Bukan berarti karena COVID-19 berkurang, lalu tahun makin baik, melainkan karena kita mengandalkan Dia. 

• Kasih yang Membawa Perubahan

Sering kali kita tidak mengalami kemajuan karena tidak berubah. Zaman saja sudah semakin canggih, maka kita harus mau berubah. Berubah lebih dewasa, lebih baik, lebih seturut firman, dan meninggalkan segala sesuatu yang menyakiti hati Tuhan. Kalau kita tetap melakukan hal yang sama seperti sepanjang 2021, maka hanya akan melihat yang sama juga di sepanjang 2022 nanti. 

Kadang kala, perubahan-perubahan kecil dan sederhana, kalau konsisten kita kerjakan, maka akan datang sesuatu yang dahsyat dan luar biasa. Seperti halnya Maria yang siap berubah, taat serta tunduk pada kehendak Allah. Christmas leads us to change, Natal menuntun kita pada perubahan.

• Kasih yang Menuntun Pada Pengalaman-pengalaman Dahsyat

Saat Maria harus mengandung dan melahirkan anak sebelum pernikahan, hanya memikirkan konsep itu saja pasti dia begitu ketakutan. Tetapi, sewaktu dia mau menjalaninya seturut kehendak Tuhan, dia kemudian mengalami hal-hal yang luar biasa. Allah ahli dalam mempersiapkan segala sesuatu secara dahsyat dan luar biasa. Tuhan pun tidak pernah berutang pada anak-anak-Nya. Karena itu, firman-Nya berkata, orang yang menabur dengan air mata akan menuai dengan sorak-sorai. Maria pun bersyukur serta memuji Allah.

Mazmur 126 : 25 - 26 
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Lukas 1 : 46 - 47 
Nyanyian pujian Maria Lalu kata Maria : Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.

Yusuf pun awalnya takut menjadikan Maria sebagai istrinya, tetapi oleh karena taat pada perintah Allah, kemudian ia memiliki pengalaman-pengalaman luar biasa juga dengan Tuhan dan tidak takut. Mengapa ? Sebab orang yang punya pengalaman dengan Tuhan tidak akan gentar terhadap apa pun. 

Sebaliknya, hal paling menakutkan hari-hari ini ialah meski banyak yang belajar firman atau bahkan menyebut diri pelayan Tuhan, namun tidak mempunyai pengalaman pribadi bersama-Nya. Mengapa ? Sebab, sesungguhnya Tuhan bukanlah sekadar ilmu untuk dipelajari, melainkan Pribadi yang harus kita jumpai dan alami hari demi hari. Ia Allah Immanuel, yang akan tetap menyertai dan memberi kita kemenangan yang gilang-gemilang. Janganlah gentar.

• Kasih yang Mendorong Kita Memiliki Posisi yang Jelas Dalam Kristus

Apa posisi kita dalam Tuhan sekarang ? Kita adalah anak, dan karena itu merupakan penerima hak waris. Kita bukan lagi budak yang diperhamba dunia ini. Karena kita anak, kita dapat memanggil Dia Abba ya Bapa. Pastikan hari ini kita menyadari posisi kita dalam Tuhan. 

Kita adalah sahabat-sahabat-Nya, dan diangkat menjadi anak-anak-Nya yang berhak menerima segala anugerah-Nya. Karena itu, janganlah pernah mempermalukan nama Tuhan lewat perbuatan-perbuatan jahat ataupun dosa. Sekalipun masih ada tantangan, kekecewaan ataupun impian yang belum tercapai, tetaplah mempermuliakan nama Tuhan Yesus, bukannya mempermalukan Dia.

Hari-hari ini merupakan saat yang tepat untuk merenungkan dan merayakan Natal. Ingat, Natal adalah demonstrasi dan pembuktian kasih Allah. Kiranya, Natal tahun ini menjadi momen spesial untuk kita berubah makin dahsyat, sadar kita telah ditebus oleh darah-Nya, rela berkorban bagi Tuhan, mau melayani dan mempermuliakan nama Tuhan Yesus. Biarlah kasih Allah memenuhi hati, pikiran dan hidup kita.

Tuhan Yesus Memberkati