GBI PRJ (CK7)

Hari ini adalah usia ke 24 untuk perayaan ulang tahun GBI PRJ, sungguh sebuah perjalanan panjang yang tidak mudah. Cara Tuhan menuntun, menolong dan menyertai kita sangat-sangat menakjubkan dan ajaib. Akal kita mungkin tak sanggup menyelaminya. Betapa luas, panjang, dalam dan lebar kasih-Nya. 

1 Yohanes 4 : 7 - 10 
Allah adalah kasih Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.

Tuhan bukannya sekadar memiliki kasih, melainkan Allah sendiri adalah kasih. Jika Ia menyatakan kasih-Nya, maka seluruh karakter kepribadian-Nya pun dibagikan-Nya juga kepada kita. Sebab di mana ada kasih, di situ pun pasti ada Tuhan.

Kita perlu mengalami dan hidup dalam kasih yang tidak terbatas atau Love Unlimited. Kasih manusia itu terbatas. Kita pun bisa mengasihi karena Allah telah terlebih dulu mengasihi kita. Kasih-Nya tidak murahan dan tidak gambangan, melainkan mahal harganya dan sangat-sangat berharga.

Tuhan Yesus pun selama melayani di bumi hidup dalam kesederhanaan, bahkan rela berkurban hingga mati disalib. Kasih pun hanya bisa dipraktikkan ketika seluruh kehormatan, kekuatan, gelar, kehebatan, bahkan kedudukan rela kita tanggalkan. Jika kita masing-masing angkuh, congkak, dan sombong, akan sulit mempraktekkan kasih. Karena itu, kasih sangat berkualitas serta luar biasa.

Roma 5 : 8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Bersyukurlah, meski masih di masa pandemi saat ini, sebab kesulitan dapat membentuk dan menguatkan, bahkan membuat kita semakin kreatif, asal respons kita benar. Dan yang penting, mengalami kasih Tuhan. Jangan sekadar teori, sebab kasih-Nya tak terbatas dan tidak bisa dikalahkan apa pun. Karena itu, tidak ada jalan buntu dalam Dia. Tidak ada masalah yang tanpa jalan keluar jika kita berjalan bersama-Nya. Percayalah, dan jangan pesimis ataupun putus asa.

Jangan sekadar mengikuti ibadah yang merupakan rutinitas, melainkan alamilah Tuhan dan kasih-Nya. Kasih-Nya yang mahal atau berkualitas membuat kita punya daya tahan. Karena itu, jangan punya "mental korban". Jika tahu identitas sejati kita dalam Tuhan, sebagai anak-anak Raja, Yesus Kristus, yang dikasihi-Nya, maka kita akan memahami otoritas, bermental lebih dari pemenang sehingga dimampukan menghadapi segala hal.

Roma 8 : 35 - 39 
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus ? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang ? Seperti ada tertulis : "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. 

Jika kita masih berdosa saja, Ia menyatakan kasih-Nya pada kita, apalagi yang sudah menerima keselamatan dari-Nya, pasti lebih lagi dinyatakan bagi kita. Karena itu, andalkanlah Dia, jangan mengandalkan manusia, materi, relasi ataupun hal lainnya. 

Kita harus mengalami dan hidup dalam kasih yang tak terbatas itu atau Love Unlimited., sehingga kita bisa menguatkan orang lain atau yang sedang merasa lemah. Kasih Allah kita itu senantiasa membangun (konstruktif) dan tidak pernah menghancurkan (destruktif).

1 Yohanes 4 : 18 
Di dalam kasih tidak ada ketakutan : kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Orang yang takut itu seperti mengalami cekikan sehingga sulit bernapas. Karena itu, ketakutan ataupun kekhawatiran itu berarti merendahkan Tuhan, bahkan memiliki kesombongan. Mengapa ? Sebab artinya kita mengandalkan kekuatan sendiri dan merasa diri hebat, bahkan melupakan Dia. Ketakutan itu memperbudak dan mempersempit, padahal betapa kasih Tuhan itu luas, tinggi, panjang, dalam, dan lebarnya serta memberi kelegaan. Satu-satunya kita perlu merasa takut ialah rasa takut akan Tuhan. 

Tuhan Yesus Memberkati