GBI PRJ (CK7)

1 Korintus 13 : 1 - 3
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

Kasih (bahasa Yunani : agape) adalah kualitas sambutan yang hangat dan kepedulian terhadap orang lain tanpa dibatasi hingga pada hubungan yang sangat dekat dan di dalam Bahasa Yunani umum sangat jarang dipakai untuk mengungkapkan pada ketertarikan seksual; sebuah tindakan tertinggi dari pengorbanan diri, sebuah tindakan tertinggi seseorang yang bersedia berkorban dan tidak memperdulikan dirinya atau keselamatannya demi kebaikan, kesejahteraan, dan keselamatan orang lain, termasuk musuhnya.

Seperti yang Tuhan Yesus ajarkan yaitu "Kasihilah musuhmu dan berdoalah kepada mereka, sama seperti Allah yang mengasihi musuh-musuh-Nya dan bersedia mati untuk keselamatan musuh-musuh-Nya."

Pada waktu kita berdosa kita ini adalah musuh-musuh Allah dan diperdamaikan oleh pengurbanan Kritus di kayu salib. Inilah kasih yang terbesar itu.

Tuhan Yesus sudah memberikan contoh dan ketika kita mengasihi, kita sedang meniru sifat Allah, dan menjadi seperti Dia.

Kasih adalah kunci penyatu (pengikat), hal ini bisa terlihat dari posisi pasal 13 terhadap pasal sebelum dan sesudahnya yaitu pasal 12 & 14 dari kitab 1 Korintus :

• Pasal 12 : karunia-karunia Roh dan kesatuan dalam jemaat, Paulus memberikan teguran dan mngingatkan akan pentingnya kesatuan jemaat. Paulus memakai ilustrasi tubuh manusia (organisme dan bukan organisasi), bahwa semua organ harus berfungsi dengan baik dan dewasa.

• Pasal 13 : kasih, sebagai pengikat.

• Pasal 14 : karunia rohani beroperasi dalam pertemuan jemaat, dipakai untuk memuliakan Tuhan sehingga semua orang merasakan bahwa sungguh Allah hadir dalam pertemuan tersebut.

− Kasih adalah kunci untuk melukiskan potret Kristus di dalam jemaat sehingga dunia dapat melihat gambaran sejati Kristus Yesus.

Sehebat apapun kuasa, talenta dan popularitas Anda, bila Anda tidak dimotivasi dan dituntun oleh kasih yang bersedia mengorbankan dirinya, melayani dan peduli dengan orang lain, maka kerohanian Anda adalah NOL.

Jika kasih bukanlah kontributor utama hidup Anda, maka Anda tidak memberikan kontribusi apapun.

− Elokuensi berkomunikasi menjadi sia-sia tanpa kasih.

Pada masa itu kefasihan berbicara menjadi keinginan semua orang, terlebih jika bisa berbahasa lidah. Namun tanpa kasih semuanya itu menjadi sia-sia belaka. 

Dalam ayat 2 dikatakan "karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan" dapat diartikan "kemampuan untuk menafsirkan wahyu Kitab Suci dan menyampaikan pesan Tuhan kepada seseorang atau publik, dengan begitu meyakinkan, kuasa untuk membawa perkataan sorgawi ke bumi" semua tidak berguna jika tanpa kasih.

Efesus 4 : 15
tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Dua musuh besar dari kasih adalah :

− Penyimpangan dari kebenaran

− Ketidakpedulian akan sesama

Kasih dari ketulusan hati menjadikan pesan firman Anda penuh kuasa mengubah hidup orang lain.

Juga dikatakan bahwa "sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung" merupakan ungkapan untuk menunjukkan iman yang besar, artinya memiliki semua iman sehingga sanggup memindahkan gunung adalah ungkapan untuk iman yang besar, keberhasilan mencapai sesuatu yang mustahil dengan cara mujizat (Matius 17 : 19 - 20; 21 : 21; Markus 1 : 22 - 24; Lukas 17 : 6). Hal ini menegaskan bahwa karunia rohani tanpa kasih sama dengan NOL.

Ada sebuah axioma dalam gereja yang berkata bahwa aku mengasihi maka kami ada. Eksistensi jemaat tergantung dari setiap orang yang mengambil kontribusi untuk hidup di dalam kasih Allah.

− Kasih bukanlah sesuatu yang dapat dicapai seorang diri oleh seorang raksasa rohani, melainkan di dalam komunitas kasih (Community of Love).

Tidak ada orang yang bisa memiliki kasih yang sempurna jika dia hidup solitare/sendirian, melainkan harus di dalam komunitas kasih untuk bisa saling bertumbuh dalam kasih, bersedia untuk diasah satu sama lain, dan untuk semakin dipertajam dalam komunitas kasih.

Membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku dalam ayat 3 berarti membagi-bagikan makanan kepada orang miskin.

Memberi makan orang miskin tidak cukup, harus didorong oleh kasih kepada orang miskin yang dimotivasi oleh kasih bagi Kristus, yang menyamakan dirinya dengan kaum miskin.

Seseorang boleh menjadi seseorang yang sangat berharga dan penting kepada sebuah jemaat, tetapi kepada Allah yang menilik kedalaman seseorang, tanpa kasih maka semua kemuliaan manusia itu menjadi tidak berarti sama sekali. 

GBI PRJ dalam perayaan 24 tahun biarlah menjadi gereja yang akan dikenal sebagai gereja yang mencerminkan kasih Kristus setiap saat dan dalam setiap pertemuan-pertemuan yang diadakan karena Kristus adalah kasih.

Rangkuman Pdm. Grace Suhadi :

Kepandaian manusia tidak akan ada manfaatnya bagi orang lain; kekayaan, pengetahuan dan iman yang besar sekalipun tidak akan bermanfaat, perbuatan amal atau bakti sosial menjadi tidak berguna; melayani, berkhotbah akan menjadi kecil artinya jika tanpa kasih, semua menjadi NOL. 

Sehebat apapun kuasa, talenta dan popularitas jika tidak dilakukan dengan kasih yang tulus tidak ada artinya. Karunia yang dimiliki boleh berbeda-beda namun yang menjadi penyatu atau pengikatnya adalah kasih.

Roh Kudus-lah yang akan memampukan kita untuk memiliki kasih yang tulus.

Tuhan Yesus Memberkati