GBI PRJ (CK7)

Di tengah persoalan keluarga, keuangan, pekerjaan, bangsa, dan lainnya, ada suatu pertanyaan yang mencuat, yakni masihkah kita memiliki pengharapan sebagai pribadi-pribadi yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat ? Di situasi belum menentu serta pergumulan sangat menakutkan, masihkah kita memiliki pengharapan menerima pertolongan serta jalan keluar dari Tuhan ?

Roma 8 : 28 
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Mungkin banyak orang berjanji membantu, atau orang-orang sepertinya dapat kita harapkan, namun janji mereka sekadar janji. Karena itu, janji siapa yang sebaiknya kita pegang ? Firman Tuhan dalam Roma 8 : 28 meneguhkan dan menjadi jawaban. Janji Tuhanlah yang terbaik. Di balik Roma 8 : 28 terkandung janji-janji yang besar dan luar biasa. Bukan janji biasa, melainkan salah satu yang terbesar dalam Perjanjian Baru.
 
Sesungguhnya, kita memerlukan pengharapan disertai janji yang kuat supaya tetap berjalan baik dan agar kita tetap hidup dalam pengharapan. Tuhanlah yang menentukan janji itu. Janji-Nya tidak pernah meleset, tidak pernah berubah, dan akan selalu melekat di hidup kita di manapun sebagai pribadi-pribadi yang telah menerima Yesus.

Bagaimana dengan orang yang belum percaya ? Bagaimana mungkin mereka bisa menerima janji-Nya ? Paulus menyatakan janji itu karena ia sendiri telah “ditangkap” oleh Tuhan. Ia merasakan pengalaman pribadi yang unik serta spesial, di mana Tuhan menemuinya. Paulus bukan pribadi yang menemui Yesus, sebaliknya Yesuslah yang menjumpai dia di tengah-tengah keberdosaan serta kesalahannya. Karena itu, terimalah panggilan serta undangan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat supaya kita secara nyata menerima janji itu.

APA SAJA JANJI-JANJI YANG DIMILIKI ANAK-ANAK TUHAN ?

• DEFINITE PROMISES (Janji yang Pasti)
Janji-Nya solid dan tidak berubah. Hal itu dinyatakan, “Kita tahu sekarang,” berarti sebelumnya ada peristiwa-peristiwa yang tidak atau belum kita ketahui dan sadari. Hanya setelah melewati peristiwa-peristiwa yang membuat kita akhirnya tiba pada suatu konklusi, “Kita tahu sekarang.” Mungkin dulu belum atau kurang tahu, namun sekarang mengetahuinya. Janji-Nya bukan janji yang abal-abal, setengah-setengah atau naik-turun, terlihat oke sementara, lalu tidak terbukti. Tidak, itu janji manusia serta dunia. Melainkan, janji yang kita terima dalam Roma 8 : 28 adalah janji yang pasti.

• DIVINE PROMISES (Janji yang Ilahi)
Janji-Nya bersifat ilahi. Artinya, seperti Paulus yang sudah dalam Tuhan, menemukan Pribadi Yesus dan memperoleh janji tersebut melalui pengalaman demi pengalaman hidup bersama Tuhan, maka janji itu bukan bersifat duniawi, melainkan ilahi. Hanya janji seperti demikianlah yang bisa kita percayai, dan hanya Tuhan yang mampu melakukannya. Sifat-sifat keilahian yang sempurna, mahadahsyat, dan tidak terkalahkan.

• DYNAMIC PROMISES (Janji yang Dinamis)
Janji-Nya terus bergerak. Allah bukan Tuhan yang diam, melainkan Pribadi yang dinamis dan Allah yang hidup. Ia bersama kita. Ia bertindak. Bukan hanya bagi orang-orang yang sezaman Paulus, melainkan sampai pada kita hari ini. Sebab itu, percayalah janji-Nya. Tuhan melakukan bagian-Nya, kita mengerjakan bagian kita, dan Ia yang menyempurnakan. Kita bisa saja salah, tetapi tindakan Tuhan selalu tepat serta janji-janji-Nya selalu terbukti.

• DEFINED PROMISES (Janji yang Ditentukan)
Janji-Nya spesifik, telah ditentukan, dikhususkan serta diperuntukkan bagi kita. Bukan janji sembarang janji bagi seluruh orang, melainkan orang-orang yang mengasihi Dia. Karena itu, ada pengharapan bagi kita anak-anak Tuhan. Kita harus terlebih dulu menjadi anak-anak-Nya supaya boleh menerima janji tersebut. Alkitab mengatakan, “Bagi mereka yang mengasihi Dia,” yaitu pribadi-pribadi yang mencintai Tuhan. Nah, apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Dia ? Jika kita mengaku mengasihi Tuhan, seharusnya memiliki sifat-sifat dan karakterisik seperti Paulus, bahkan Tuhan Yesus sendiri. 

Orang-orang seperti apakah yang mencintai Tuhan :

1. Orang-orang yang mengasihi Tuhan bukan sekadar ucap bibir, melainkan tetap setia

Ulangan 7 : 9 
Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa Tuhan, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya, dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan. 

Generasi-generasi terdahulu mungkin menjadi panutan sehingga kita pun mau dibentuk, percaya serta tetap mengasihi Tuhan seperti mereka. Sekalipun mereka telah pergi mendahului kita, namun janji-Nya tetap, tidak berubah, dan hidup. Melalui setiap keturunan, janji-Nya tetap berlaku untuk orang-orang yang mengasihi Dia. Sebab, Allah setia dan Ia memegang janji-Nya. 

Ucap janji memang penting, tetapi yang jauh lebih penting ialah supaya tetap setia di hadapan-Nya dan memegang perjanjian kita kepada-Nya, baik waktu pertama kali menerima Yesus sebagai Juruselamat ataupun berada di situasi yang tidak menguntungkan. Apa janji yang pernah terucap ketika cinta mula-mula kita kepada Tuhan ? Apakah sekadar ucapan bibir karena euforia atau perasaan sementara, ataukah sungguh-sungguh lahir dari hati ?

Jikalau godaan atau tawaran dunia datang, keadaan ataupun situasi sulit, sanggupkah kita berpegang pada janji kita pada Tuhan ? Usahakanlah mempertahankan janji kita di hadapan-Nya. Berlakulah setia. Baik dalam keadaan sehat atau sakit, suka-duka, tetaplah melayani Dia. Dalam situasi apa pun, berusahalah melayani karena Tuhan kita pun Allah yang selalu setia dan tidak pernah meninggalkan kita. Kata ‘setia’ berakar dari kata ‘faithful’ yaitu ‘faith’ atau iman, dan ‘full’ atau sepenuhnya. Tetapi, bergantung pada Tuhan bukan berarti mengabaikan segala sesuatu. Tuhan mau orang-orang yang seperti demikian, yaitu bukan hanya saat keadaan suka maka rajin melayani serta terlihat setia, melainkan dalam keadaan apa pun, tetap setia.

Bagaimana kesetiaan kita dalam keadaan tidak baik serta tidak menentu hari ini ? Apakah kita hidup dalam ketidaksetiaan ? Kesetiaan sering kita perkatakan di depan banyak orang maupun bersaksi kita orang yang setia, namun semua itu harus teruji melalui berbagai persoalan serta masalah demi masalah. Dalam keadaan apa pun, jangan tinggalkan iman. Sebab bagaimana mungkin janji Tuhan turut bekerja dalam segala hal apabila kita tidak setia kepada-Nya dan tidak memegang teguh pada janji.

Apa pun bagian tugas dan panggilan kita, baik secara full time (sepenuh waktu) maupun part time (secara sukarela), yang penting kita melayani dengan segenap hati. Penuhilah janji kita kepada Tuhan. Apa pun tawaran ataupun godaan dunia, tetaplah setia. Sebab, orang-orang yang setia pada Tuhan yang akan Ia perhatikan serta pelihara. Ia berjanji untuk pribadi-pribadi yang setia serta memegang janji dengan baik.

2. Orang-orang yang mengasihi Tuhan akan menjaga hidup serta perintah-perintah Tuhan

Mazmur 145 : 20
Tuhan menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya.
 
Pertanyaannya, apakah semua orang dijaga oleh Tuhan ? Jawabannya, dengan sangat berat, berdasar kebenaran firman, adalah tidak. Sebab Alkitab nyatakan, Tuhan menjaga semua orang yang mengasihi Dia. Orang-orang yang tidak mengasihi Tuhan dan fasik akan dibinasakan-Nya ! Lantas, mereka yang fasik dan tidak mengasihi Tuhan, tidak bisa menerima janji-Nya. 

Karena itu, orang-orang yang mengasihi Tuhan mempunyai sifat atau karakter yang bisa menjaga hidup. Mereka memelihara iman, menahan emosi, mengatasi amarah, dan bersikap seperti Tuhan. Sebab, banyak orang tidak bisa menguasai diri sehingga jatuh dalam dosa, karena tidak bisa menjaga hidup, dan memelihara iman.

Mata Tuhan ada di mana-mana. Sebab itu, orang-orang yang mengasihi Dia wajib menjaga kasih karunia. Ada yang mengatakan bahwa sekali memperoleh keselamatan, maka akan tetap selamat. Walau benar adanya yakni Tuhan Yesus hanya sekali mengorbankan diri-Nya supaya kita memperoleh keselamatan, namun kita harus menjaga iman serta keselamatan itu dengan baik. Jangan mengatasnamakan kasih karunia, lalu berbuat dosa, dan bertindak seenaknya.

Orang yang mengasihi Tuhan dan percaya pada-Nya harus menjaga firman yang sudah didengar dan apa pun yang Tuhan perintahkan, meski sulit serta menyakitkan bagi kedagingan. Suka atau tidak, orang yang mengasihi Tuhan akan menjaga perintah-Nya sebagai sesuatu yang bernilai dan bermanfaat untuk kebaikan. Bagian kita ialah menjaga perintah-Nya sampai hari ini supaya Ia turut bekerja untuk segala sesuatu yang tidak bisa kita kerjakan, hal-hal yang mungkin telanjur orang-orang lain atau musuh rancangkan demi kejahatan. Maka Tuhan turut bekerja, bukan dalam kejahatan tersebut, melainkan untuk mengubahnya menjadi kebaikan bagi kita.

3. Orang-orang yang mengasihi Tuhan akan menjadi pribadi-pribadi yang memperlakukan Tuhan secara istimewa

1 Korintus 2 : 9 
Tetapi seperti ada tertulis : "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."

Ada hal-hal yang spesial atau sangat-sangat istimewa yang Tuhan sediakan bagi kita yang mengasihi Dia, memperlakukan-Nya secara istimewa, dan memprioritaskan Dia di atas segalanya. Tidak akan gusar atau memusingkan diri dengan banyaknya pilihan, melainkan hanya mau mengambil pilihan pertama, yakni mengutamakan Dia. Bukan yang lain, kesenangan ataupun hobi. Jika masih memiliki alasan-alasan lain, maka kita tidak menempatkan Tuhan secara istimewa di dalam hati.  

Hari-hari ini, ketika banyak gereja tutup, orang-orang yang dahulu setia beribadah, akan tetap mau beribadah. Online maupun offline, mereka mau memperlakukan Tuhan secara istimewa. Nah, apakah Tuhan begitu penting serta istimewa dalam hati kita ?

Perbuatan-perbuatan Tuhan begitu luar biasa dalam hidup kita. Tidak bisa kita membalas kasih-Nya yang  besar. Karena itu, janganlah hanya mengerjakan sesuatu yang biasa-biasa saja, melainkan yang luar biasa.

Di manapun Ia memerlukan, di sanalah kita hadir. Jangan sampai saat Ia tidak memerlukan, kita meraung-raung meminta supaya kita dipakai menjadi alat-Nya. Ketika orang-orang sudah tidak mau melayani, kita tetap menjadi orang-orang yang melayani. Saat banyak orang berhenti mempraktikkan firman ataupun membantu orang-orang yang kesusahan, kita tetap menolong. Karena Tuhan istimewa bagi kita, sehingga janji-Nya menjadi milik kita.

4. Orang-orang yang mengasihi Tuhan akan mengenal Dia

1 Korintus 8 : 36
Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.

Kita mengenal Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. Jika kita diberkati, bersaksilah bagi kemuliaan nama-Nya. Sebutlah nama-Nya dalam doa-doa kita. Tidak perlu malu bersaksi demi Kristus atau menyebutkan nama-Nya. Sebab Ia mengenal kita, orang-orang yang dikasihi-Nya. Begitu pula sebaliknya, kita yang mengasihi-Nya seharusnya mengenal Dia.

Apa pun yang orang-orang lain perbuat terhadap atau katakan tentang Yesus, kita mengenal Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kita pun berani mempertanggungjawabkannya. Sebab yang menyelamatkan kita adalah Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, bukan yang lain. 

5. Orang-orang yang mengasihi Tuhan akan melakukan firman-Nya

Yohanes 14 : 21
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.

Jika kita mengasihi Tuhan, kita mau melakukan firman dan kehendak-Nya, sehingga menerima janji Roma 8 : 28 yang bersifat pasti dan dari Allah sendiri. Janji yang ilahi, dinamis serta berlaku dan bergerak hingga hari ini, solid dan ditujukan bagi kita.

Hendaknya, kita menjadi orang-orang yang mengasihi Tuhan dan disebut sebagai anak-anak-Nya, sebab kita melakukan firman serta kehendak-Nya sampai kapan pun. Seberat serta sesulit apa pun, Tuhan menyertai, memelihara dan memegang erat tangan kita dengan kasih-Nya yang sempurna. Sebab, Ia tahu batas kemampuan kita dan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia serta terpanggil sesuai rencana-Nya, sampai Ia datang kembali untuk yang kedua kalinya.

Tuhan Yesus Memberkati