Di dunia ini standar kehidupan dinilai dari keberadaan “baik” yang dimiliki seseorang secara jasmani. Karena itu dengan segala upaya dan cara dilakukan manusia agar dapat memenuhi segala kebutuhannya dari terendah sampai tertinggi supaya terlihat baik atau berarti.
Abraham Maslow dalam teori Kebutuhan Dasar Manusia mengatakan bahwa Kebahagiaan terletak pada apa yang dimiliki seseorang. Semakin terpenuhi segala kebutuhan hidupnya, maka semakin ia akan bahagia. Benarkah demikian ?
Jauh sebelum teori Abraham Maslow mengenai kebutuhan dasar manusia, Raja Salomo telah menulis mengenai standar kehidupan yang berbahagia. Ia adalah seorang raja yang terkaya dan memiliki banyak istri serta gundik tapi semua yang dimilikinya tidak membuat dirinya bahagia. Kekayaan hanya menambah kesedihan dan mendatangkan banyak kemalangan jika tanpa disertai hati yang takut dan hormat akan Tuhan.
Pengkhotbah 5 : 9 - 18 Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya ? Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur. Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari : kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatupun padanya untuk anaknya. Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya. Inipun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikianpun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin ? Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan. Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya. Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya - juga itupun karunia Allah.
1. Semakin bertambah harta yang dimiliki, semakin bertambah pula yang menghabiskannya (Ay. 11 Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya ?)
2. Semakin banyak harta yang dimiliki, semakin besar kecemasan dalam hidup seseorang (Ay. 12 Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur)
3. Kekayaan yang disimpan menciptakan tragedi dan kemalangan bagi pemiliknya (ay. 13 Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari : kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatupun padanya untuk anaknya)
4. Kekayaan itu tidak kekal; tidak bisa dibawa setelah mati (ay. 15 Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya. Inipun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikianpun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin ?)
Jika demikian, apakah kita perlu menolak segala kekayaan dan pemenuhan kebutuhan hidup ?
Ay. 18 Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.
Segala kekayaan adalah karunia dari Allah, sehingga kekayaan merupakan akibat dan bukan tujuan yang harus dicapai. Jadi, jika kita menjadi kaya, hendaklah kekayaan itu merupakan pemberian Tuhan kepada kita dan bukan menjadi tuhan bagi kita dan mengendalikan seluruh hidup kita.
Yang terpenting dalam semua itu adalah bagaimana kita menikmatinya. Kebahagiaan ketika seseorang memiliki.
Ay. 19 Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya - juga itupun karunia Allah.
Bagaimana caranya memiliki Kuasa untuk menikmati kekayaan ?
1. Sandarkan Pengharapan kita kepada Allah yang mampu memberikan kuasa untuk menikmatinya.
Ibrani 6 : 19 (BIS) Harapan kita itu seperti jangkar yang tertanam sangat dalam dan merupakan pegangan yang kuat dan aman bagi hidup kita. Harapan itu menembus gorden Ruang Mahasuci di Rumah Tuhan di surga.
2. Bersyukur atas berkat-berkat kita.
Ayub 1 : 20 - 22 yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan !" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut. Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap Tuhan dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap Tuhan. Maka bertanyalah Tuhan kepada Iblis : "Dari mana engkau ?" Lalu jawab Iblis kepada Tuhan : Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.
3. Kesombongan mengusik semua kenikmatan hidup.
1 Timotius 6 : 17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
Messages :(Pengkhotbah 5 : 19)
1. Karunia Memiliki (kekayaan) bukan tujuan akhir dan fokus kita, melainkan akibat hubungan kita dengan Tuhan.
2. Karunia menikmati adalah anugerah Tuhan yang menjadi kunci dari kebahagiaan.
3. Janganlah sombong dan tinggi hati.
Rangkuman Pdm. Grace Suhadi :
Pengkhotbah 5 : 10 - 19 Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.
Ketika cinta akan uang menguasai hidup seseorang maka ketidakpuasan akan menguasai dirinya. Berapa pun kekayaan yang dimiliki seseorang, ketika cinta akan uang dan kekayaan menguasai dirinya maka ia akan berada dalam pusaran ketidakpuasan.
Penulis Pengkhotbah (Raja Salomo) menawarkan kepada kita ‘tiga’ nasihat bagaimana caranya memiliki Kuasa untuk menikmati kekayaan seperti yang telah dipaparkan di atas.
Kebahagian hidup sungguh tidak terletak pada banyaknya kekayaan yang kita miliki, tapi pada rasa cukup, hidup yang selalu bersyukur karena karunia yang Tuhan berikan serta kesempatan atau karunia untuk menikmati anugerah Tuhan dan tidak hidup dalam kesombongan ketika kita dipercayakan lebih oleh Tuhan.
Selamat menikmati berkat Tuhan, itu adalah karunia Tuhan bagi kita di bawah matahari.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz