GBI PRJ (CK7)

Ibrani 3 : 12 - 13 Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.

Ayat tersebut merupakan satu peringatan kepada jemaat mengenai hati yang jahat, juga merupakan suatu dorongan kepada jemaat untuk terus bertahan terhadap iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Ayat ini merupakan aplikasi dari Mazmur 95 : 8 - 11

Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku. Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku." Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.

Ayat tersebut merupakan gabungan dari beberapa kisah dalam Alkitab antara lain Keluaran 17 dan Bilangan  14 - 20. Hal ini menunjukkan betapa mengerikannya suatu dosa hati yang sesat.

Waspadalah ! Kata ini dalam tata bahasa aslinya mengindikasikan sebuah teguran tajam. Kegagalan dalam meresponi janji Alah dapat menuntun seseorang atau komunitas menuju penyesatan. Karena surat ini ditujukan kepada komunitas orang percaya, ada peringatan "di antara kamu". 

Peringatan ini diberikan agar kita tidak kehilangan kesempatan menerima janji Allah dan mahkota yang sudah disediakan bagi kita, karena hangus di tengah jalan seperti yang dialami oleh bangsa Israel yang disebabkan ketidaktaatan kepada perintah Tuhan.

Hati yang jahat dan yang tidak percaya mengacu kepada Ibrani 3 : 10 "…Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku." Istilah sesat hati adalah istilah dalam perjanjian lama untuk menggambarkan seseorang yang berpaling dari Allah yang hidup dan meninggalkan jalan-jalan-Nya. Bukan hanya jahat tetapi juga disertai kata tidak percaya (Ibrani 3 : 12 & 19). 

Hati Jahat dan tidak percaya menunjukkan penolakan untuk mempercayai dan menaruh iman kepada firman Allah, dan dengan sengaja melakukan tindakan bertolak belakang dengan firman Tuhan (pemberontakan).

Surat-surat Rasul Paulus yang ditujukan kepada jemaat yang berbicara mengenai iman merupakan pengalaman (kesaksian) batin, artinya jika diselamatkan berarti menerima keselamatan dalam iman percaya kepada Tuhan Yesus.

Sedangkan surat-surat Rasul Paulus yang ditujukan kepada pastoral (Timotius, Titus) berbicara mengenai iman kepada Tuhan Yesus Kristus berarti beriman kepada firman Tuhan atau kitab suci.

Jadi tidak cukup hanya memiliki pengalaman rohani tetapi juga harus bersandar kepada pengajaran akan firman Tuhan yang diterima setiap hari. 

Hati yang jahat diakibatkan karena memberikan diri kepada tipu daya dosa. Perjanjian lama mendiagnosa keadaan hati seperti ini sebagai penyakit yang mematikan (terminal disease). Hati yang tidak percaya akan menuntun kepada kematian kekal.

Peringatan ini juga ditujukan kepada kita saat ini bahwa kita juga bisa jatuh kepada dosa yang sama dengan yang bangsa Israel lakukan, tidak terkecuali bagi orang-orang yang sudah dewasa rohani. 

Pemberontakan yang dilakukan bangsa Israel karena tidak percaya dilakukan saat 12 pengintai pulang dari pengintaian (Bilangan 14). Diceritakan bahwa umat Israel minta kepada Tuhan untuk dihakimi oleh Tuhan karena ketidakpercayaan mereka, bahkan dalam ayat 35 dikatakan bahwa Tuhan mengatakan bahwa umat Israel ini adalah jahat yang bersepakat melawan Tuhan. Sampai akhirnya Tuhan menetapkan saat itu bahwa mereka tidak akan masuk ke tanah perjanjian, yaitu mereka yang telah melihat kemuliaan Tuhan namun telah mencobai dan tidak mendengarkan Tuhan (Bilangan 14 : 22). Bukan karena Tuhan jahat melainkan karena kedegilan hati mereka kepada dosa. Yehezkiel 36 : 26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

Apa yang ada dalam hati akan berdampak kepada tubuh kita, cepat atau lambat akan terlihat (Amsal 4 : 23). Ayat Ini merupakan janji pembaharuan Tuhan di tengah-tengah bangsa Israel yang mengalami pembuangan. Seperti yang kita ketahui bangsa Israel mengalami pembuangan ke bangsa asing, Israel utara dibuang ke Asyur, sedangkan Israel Selatan dibuang ke Babel, karena tidak mendengarkan perjanjian yang diberikan Allah di Sinai dan mencemari Bait Suci dengan penyembahan berhala. Bagi yang bertobat dikembalikan oleh Tuhan namun bagi yang tidak bertobat hilang/hangus di pembuangan tersebut.

Jalan keluarnya adalah seperti yang dikatakan pada Ibrani 3 : 13 yaitu nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari. Menasehati setiap hari mengacu kepada perkumpulan setiap hari di dalam jemaat rumah (saat itu). Ini merupakan perintah tentang gaya hidup jemaat yang harus dibangun setiap hari untuk dapat saling menasihati.

Kolose 3 : 16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

Libatkan diri Anda di dalam komunitas orang percaya (COOL), dalam penggembalaan dan pengawasan rohani dari pemimpin atau pembina rohani.

Menerima pemberitaan firman Tuhan dan nasihat satu dengan yang lain adalah jalan keluar terhindar dari hati yang jahat.

Lakukanlah selama disebut hari ini. Adanya urgensi untuk melakukannya segera, oleh karena itu jangan ditunda karena besok belum tentu datang. Tidak ada jaminan.

Pelayanan saling menasihati dan mengingatkan saudara seiman bukanlah pelayanan "sepele" tetapi penting dan urgent untuk menjaga kesetiaan terhadap Injil dengan dampak yang kekal. Jangan sampai kita kehilangan mahkota yang sudah Tuhan sediakan.

Rangkuman Pdt. Robertus Purwadi, SE S.Pd :

Hari ini kita menerima peringatan mengenai waspada terhadap hati yang jahat, karena hati manusia merupakan pusat dari kehidupan manusia. Apa yang timbul dalam hati akan berdampak kepada tingkah laku manusia.

Amsal 4 : 23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Solusi yang diberikan jika hati sudah tidak benar adalah kita membutuhkan orang lain untuk bisa menasihati dan menegur agar dapat menjaga hati, termasuk penggembalaan dan pembinaan dari gembala dan bapak rohani kita.

Namun, yang tidak kalah penting adalah mewaspadai sejak awal dari dalam, caranya jika dirasa kerohanian kita sedang menurun maka mari kita harus instrospeksi segera, jika rasa lapar dan haus akan firman Tuhan sudah menurun segeralah mendaur ulang prioritas hidup, kembali kepada kasih mula-mula, bangun kembali semangat dan kerinduan untuk dekat dengan Tuhan. 

Hati adalah sumber keinginan dan keputusan, jika hati benar maka apa yang kita lakukan akan berkenan di hadapan Tuhan.