GBI PRJ (CK7)

Tahun 2021,Tahun Integritas. The Year ofIntegrity. Menurut Westminster Dictionary of Theological Terms, integritas ialah istilah teologis menunjukkan kemurnian dan kejujuran sebagaimana manusia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah. Setelah manusia jatuh dalam dosa, maka gambar dan rupa Allah itu rusak. Dan saat kita menjadi orang percaya melalui proses pengudusan atau Sanctification, gambar dan rupa Allah dikembalikan lagi, yaitu kita dijadikan serupa dengan karakter Yesus. Karena itu, kita harus mau diproses oleh Allah. Panutan kita menjadi orang berintegritas adalah Tuhan Yesus, The Man of Integrity.

Matius 22:16 menulis, sekalipun ahli Taurat dan orang Farisi berniat menjerat Yesus, tanpa disadari mereka justru mengakui integritas-Nya dengan berkata: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Kata "jujur" Terjemahan New International Version (NIV) menggunakan man of integrity atau orang yang berintegritas untuk 'seorang yang jujur'.

Seorang yang jujur atau berintegritas, artinya apa yang ada dalam hati, pikiran, yang diucapkan dan dilakukan itu sama, selaras pikiran Tuhan. Seseorang berintegritas karena mengasihi serta takut akan Allah. Tuhan memberkati orang yang berintegritas.

Mazmur 25:12-14, "Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi. Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka."

Seorang berintegritas bukan seperti ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Matius 23:1-36 menyatakan, "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya." Tuhan Yesus berkata, ahli Taurat dan orang Farisi munafik. Di sebelah luar, mereka tampak benar di mata orang, tetapi di dalam, mereka penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Tuhan Yesus berkata kepada mereka, "Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?"

Saya mengingatkan kepada kita semua, terutama para pengkhotbah, guru  ataupun pengajar, kalau Saudara mengajarkan kebenaran firman Tuhan dan belum Saudara lakukan, lebih baik akui dengan jujur.

Menurut kalender Ibrani, 2021 adalah tahun 5781 yang disebut juga tahun Pey Aleph, artinya 81. Pey atau angka 80 menggambarkan mulut. 

Matius 12:36-37, "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."

Satu arti dari kata sia-sia adalah berdusta. Kalau mengajarkan kebenaran, tetapi tidak melakukan, itu sama dengan berdusta. Amsal 6:16-17 berkata, dusta itu perkara yang dibenci Allah. Amsal 11:1, "Neraca serong adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat." Neraca serong bisa berarti berdusta. Itu merupakan kekejian bagi Tuhan.

Yakobus 2:17 menyatakan iman tanpa perbuatan pada hakikatnya mati. Jadi, kalau memercayai dan memperkatakan kebenaran firman Tuhan, tetapi tidak melakukan, hakikatnya mati. Dan itu dilakukan orang-orang yang tidak berintegritas. Karena itu, berintegritaslah.

Mazmur 15:1, "Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?"

Syaratnya seperti tertulis pada Mazmur 15:4b yang diperuntukkan bagi orang yang berpegang pada sumpah, meski rugi. Seorang yang berintegritas akan tetap berpegang pada sumpah meskipun rugi. Orang berintegritas biasanya dianggap bodoh, sok jujur atau suci oleh orang dunia, sehingga mengalami kerugian. Banyak orang dunia, walau sudah berjanji atau bersumpah, tetapi kalau merugi, mereka akan berbalik dan mencari jalan dengan segala macam cara supaya tidak rugi. Jadi, hati-hati, jangan sampai Saudara terpancing atau tergoda seperti itu. 

Orang yang berintegritas akan melakukan seperti yang Daud lakukan di Mazmur26:1-3, "Berilah keadilan kepadaku, ya Tuhan, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada Tuhan aku percaya dengan tidak ragu-ragu. Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu dan aku hidup dalam kebenaran-Mu." 

Daud bukan orang sempurna secara moral, namun Alkitab mencatat, hidupnya meneladankan karakter yang dewasa, tulus, juga jujur di hadapan Allah. Jadi, ia orang yang berintegritas.

Di awal pelayanan saya, Tuhan memberikan lagu tentang "Ujilah Aku." Waktu saya menyanyikan dan CD-nya beredar, saya menuai kritik dari banyak hamba Tuhan senior. Namun, saya menyanyikan lagu tersebut hanya dengan satu pengertian bahwa saya siap diuji oleh Tuhan, dan itu saya lakukan sejak awal pelayanan saya. Saya ingin mengingatkan, Tuhan Yesus menghendaki kita hidup berintegritas, jujur serta tulus di hadapan-Nya. Seorang yang berintegritas meyakini, memperkatakan dan melakukan iman kristiani yang ia percayai.

Sejak 2018, melalui nubuat Cindy Jacobs,Tuhan menunjuk gereja kita sebagai Messenger Pentakosta Ketiga. Kita menjadi Messenger atau utusan Tuhan untuk Pentakosta Ketiga karena kita Insan Pentakosta. Jadi, kita berkata-kata dan melakukan sesuatu sebagai insan Pentakosta. Karena itu, kita harus mengenal identitas insan Pentakosta.

Sejak zaman Azusa Street yang disebut sebagai Pentakosta Kedua sampai saat ini, kegerakan Pentakosta secara garis besar terdiri dari tiga kategori atau aliran:

1.    Pentakosta Klasik. 

2.    Karismatik. 

3.    Neo-Karismatik.

Jumlah total dari ketiga kelompok tersebut, menurut survei 2019, ada 698 juta orang, yang berarti sekitar 27% dari total kekristenan. Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI),tempat gereja kita bernaung, adalah aliran Pentakosta Klasik, seperti yang terlihat dalam pengakuan iman GBI. Ciri khas Pentakosta Klasik ialah doktrin baptisan Roh Kudus, dengan Lima Pilar Teologi Pentakosta, yakni:

•    Keselamatan

•    Kekudusan

•    Baptisan Roh Kudus

•    Kesembuhan ilahi

•    Kedatangan Tuhan Yesus untuk kali yang kedua dengan segera

Sebelum dunia ini dijadikan, Allah berinisiatif menyediakan keselamatan bagi semua orang. Allah memanggil kita pada keselamatan melalui Injil, dan kita menerima kasih karunia-Nya secara cuma-cuma melalui respons iman. Keselamatan yang diberikan bukanlah oleh usaha kita, melainkan anugerah Allah, karena itu jangan ada yang memegahkan diri. Sewaktu kita percaya pada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita bertobat dan mengalami kelahiran baru. Kelahiran baru inilah awal perjalanan rohani kita dalam Kristus dan disebut proses Pembenaran atau Justification.

Selanjutnya, masuk proses kedua, yaitu Pengudusan atau Sanctification. Dalamnya, kita dikuduskan terus-menerus oleh Roh Kudus dan firman Allah, disertai proses-proses yang menyakitkan bagi kedagingan kita. Namun, tujuannya adalah menjadikan kita serupa citra serta karakter Yesus. Tuhan Yesus begitu baik kepadakita semua, anak-anak-Nya, supaya lulus proses ini, Ia membaptis kita dengan Roh Kudus dengan tanda awal berbahasa roh. Selain itu, sebagai Penyembuh dan Pembuat mukjizat, Tuhan Yesus selalu siap menganugerahkan kesembuhan serta mukjizat bagi kita yang membutuhkan dan berada dalam proses ini.

Proses terakhir adalah Pemuliaan atau Glorification. Orang-orang yang serupa karakter Yesus-lah yang akan ikut pengangkatan waktu Ia datang kelak untuk yang kedua kalinya di awan-awan. Kita percaya, kedatangan Tuhan Yesus itu tiba-tiba dan segera. Kita diingatkan melalui Filipi 2:12 – 13 yang prinsipnya berkata, "Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."

Baptisan Roh Kudus adalah bagian penting dari Lima Pilar Teologi Pentakosta yang sekaligus menjadi sentral seluruh pengajaran insan Pentakosta. Setiap orang percaya yang hatinya telah disucikan, dapat mengalami baptisan Roh Kudus dengan tanda awal berbahasa roh. Tujuan baptisan Roh Kudus adalah agar pengurapan dalam pelayanan lebih maksimal. Karena baptisan Roh Kudus punya dua fungsi, yaitu supaya kita lebih intim dengan Tuhan Yesus, dan memberikan kuasa untuk menyelesaikan Amanat Agung.

Matius 12:31-32, "Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak."

Menentang atau menghujat Roh Kudus bisa berarti menentang dan menghujat bahasa roh. Jadi, kalau ada yang tidak percaya dengan bahasa roh, jangan menghujat atau menentang. Lebih baik banyak berdoa saja. Sebab ada orang yang membuat bahasa roh sebagai bahan candaan. Saya mengingatkan, orang yang melakukan seperti ini supaya bertobat dan minta ampun kepada Tuhan.

Roh Kudus yang tercurah di kamar loteng Yerusalem, 2.000 tahun lalu, untuk memberi kuasa melakukan Amanat Agung. Ini disebut Pentakosta Pertama. Pentakosta Pertama ini dahsyat, sebab dalam kurun 100 tahun, 70% dari dunia yang dikenal waktu itu, di bawah kekaisaran Romawi menjadi Kristen. Namun, apakah Amanat Agung selesai? Belum!

Karena itu, pada 1906, kembali Roh Kudus dicurahkan di Azusa Street yang disebut Pentakosta Kedua. Pentakosta Kedua ini pula dahsyat sebab menurut Gordon-Conwell Theological Seminary, 77,9% kekristenan yang ada saat ini dimulai dari awal abad 20, yang berarti sejak peristiwa pencurahan Roh Kudus di Azusa Street. Lagi-lagi, apakah Amanat Agung selesai? Belum!

Hari-hari ini, Roh Kudus jauh lebih dahsyat sedang dicurahkan, dan ini yang disebut Pentakosta Ketiga. Dengan Pentakosta Ketiga, Amanat Agung akan selesai dan Tuhan Yesus akan datang kembali. Kita semua yang rindu dipakai oleh Tuhan untuk menyelesaikan Amanat Agung. Mari, nyatakan bersama-sama kepada Tuhan,"Curahkan Roh Kudus-Mu, ya Tuhan, api Pentakosta Ketiga, supaya kami menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus. "Amin! Maranata, datanglah segera Tuhan Yesus!