Kejadian 2 : 24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Firman Tuhan berkata , "seorang pria yang menikah harus meninggalkan Ayah- Ibunya, dan bersatu dengan istrinya." Artinya, tidak melupakan atau memberi jarak kepada orang tua. Untuk orang yang menikah ada fase yaitu meninggalkan dan bersatu.
Latar BelakangSecara sosiologis di zaman Ibrani Kuno masyarakatnya tinggal ditenda. Hidupnya secara nomaden, sering berpindahSecara etika moral setiap anak dewasa yang menikah wajib tinggal di tenda sendiri.
3 Aspek Meninggalkan Orang-tua
1. Aspek Spritual / Rohani > Menjadi Pemimpin Rohani (Mewakili Kristus merawat dan mengasuh jemaatNYA)
Efesus 5 : 28 - 29 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri : Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
Aspek pria, ia akan menjadi kepala rumah tangga dan mewakili Allah untuk bertanggung jawab bagi istrinya.
2. Aspek Ekonomi / Finansial > Secara Finansial anak sudah tidak lagi bergantung kepada Orang Tua (Mandiri).Ia sudah memiliki pekerjaan.
3. Aspek Emosi/hubungan emosi orang tua dan anak > Dari pihak anak/orang tua harus melakukannya karena sudah mengerti (Firman).
Beberapa Kasus :
1. Kasus dari Aspek Spritual / Rohani : Suami tidak bisa menjadi Pemimpin Rohani (tidak mau berdoa, apalagi memimpin mezbah keluarga).
Penyebab : Dari awal pacaran wanita dasarnya kasihan, ingin membimbing pacarnya untuk bertobat, tetapi belum sempat bertobat kebablasan, hamil lalu terpaksa menikah (Savior Syndrome). Pertobatan seharusnya terjadi sebelum menikah.
2. Kasus dari Aspek Ekonomi/Finansial : A. Suami dan istri awal pernikahannya bahagia tetapi di tahun ke 2 pernikahan, tiap hari ribut masalah uang dan berakhir istri minta cerai. Penyebab : Suami dan Istri tidak ada komunikasi keuangan sebelumnya (mengetahui pekerjaan dan besar penghasilannya), dan keduanya berharap dari variable income (pasang-surut), komunikasi memburuk saat krisis terjadi.
B. Istri kecewa keputusan suami selalu lebih berat ke orang tuanya daripada keputusan bersama istrinya.
Penyebab : Suami belum mandiri secara Financial karena masih kerja dan bergantung dari income perusahaan atau usaha orang tua (perusahaan/usaha keluarga).
3. Kasus dari Aspek Emosi / hubungan emosi orang tua dan anak : > Seorang istri sangat sedih dan luka hatinya karena waktu dia sakit, suaminya cuek, dan sepertinya biasa saja, tetapi waktu ibunya (mertua) jatuh sakit, sang suami sangat perhatian. Hati istri merasa perhatian suaminya lebih banyak diberikan kepada ibu kandung daripada Istrinya sendiri. Penyebab :- Mama mertua sejak kecil memang sangat berkorban buat membesarkan dia, anak laki-laki satu-satunya karena (papa mertua) sudah dipanggil Tuhan.
- Suami berpikir dia melakukan itu karena kasihan sama mamanya yang dulu berjuang keras membesarkan dia saat ini sedang sakit kronis (gagal ginjal) lebih membutuhkan perhatian yang besar.
Marilah, sebelum menikah memperhatikan pasangannya.
1 Petrus 3 : 7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
1 Petrus 5 : 5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab : "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Efesus 5 : 22 & 25 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya." Kata tunduk dan mengasihi merupakan hal yang penting.
Kesimpulan :
1. Meninggalkan orang tua secara fisik. Ketika sudah menikah tidak mudah bagi sorang laki-laki, karena tidak terjadi secara otomatis, karena itu sebelum menikah, kenali pola hubungan pacar saudara dengan orang tuanya dengan baik.
2. Berpisah secara Aspek Rohani, Finansial juga menyangkut aspek ikatan emosi yang sudah dibangun orang tua kepada anaknya laki-laki dalam jangka waktu yang lama, sejak lahir sampai dia besar karena itu kenali luka emosi dan trauma yang terjadi dalam hubungan pacar kita dengan orang tuanya sebelum menikah. Akan alami kesulitan untuk mengasihi, mengampuni.
3. Jangan jadikan pernikahan ruang UGD, banyak korban luka hati & luka emosi karena pernikahan adalah refleksi. Hubungan Kasih Kristus yang sempurna dengan jemaatNYA.
Kasih Kristus harus diaplikasikan dalam pernikahan, agar menjadi teladan bagi orang lain.
Rangkuman pdt. Robertus Purwadi, SE Spd :
Dilema dalam sebuah Pernikahan. Dalam Kejadian 2:24 Sering ditanyakan, apakah harus meninggalkan, keluar dari rumah orang tua atau tetap satu atap dengan orang tua? Musa menulis hal ini kepada umat Tuhan tentang loyalitas kehidupan dibalut dalam kemandirian. Hidup mandiri menjadi kunci utama didalam membangun rumah tangga. Bila Saudara belum siap hidup mandiri, jangan memutuskan untuk menikah.
Dalam kata meninggalkan dan bersatu dengan istrinya, secara hubungan suami memprioritas istrinya, tetapi ada hukum Tuhan mengatakan bila engkau melakukan satu hukum tidak boleh mengabaikan hukum lainnya. Dalam 10 perintah Allah, tertulis salah satunya adalah Hormatilah orang tuamu.
Jadi, dalam hal ini suami dan istri memiliki hubungan eksklusif maksudnya adalah "mengutamakan" pasangan. Seorang laki-laki meninggalkan untuk menikah artinya sudah siap hidup mandiri. Kemandirian dalam lembaga pernikahan didasari atas hubungan yang disatukan. dari 2 menjadi 1, ini eksklusif sekali.
Namun tidak melupakan hukum Allah yang lain yaitu hormati orang tuamu. Contoh dalam Perjanjian Baru, anak masih satu atap dengan orang tua seperti di Matius 8 : 14
Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam.
Petrus masih tinggal bersama mertuanya. Hal ini tidak apa-apa sejauh orang tua memerlukan perhatian khusus, misalnya sudah tua, janda/duda perlu dirawat. Tinggal seatap dengan orang tua tidak menjadi masalah asal menjadikan firman Tuhan sebagai landasan yang kuat dalam hubungan suami-istri, dan hubungan dengan orang tua.
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz