GBI PRJ (CK7)

Tidak bisa tidak, kita pasti menemui aturan main dalam setiap area kehidupan, misalnya rambu lalu-lintas saat berkendara. Tanpa aturan main, kita sesungguhnya tidak akan bisa menikmati banyak hal sebab akan menjadi kacau. Dalam pernikahan, bisnis dan pekerjaan, olahraga dan lain-lain, ada aturan main. Dalam seluruh aspek, ada aturan main atau batasan-batasan (playbook) untuk kita menjalankan segala sesuatu.

Demikian pula dalam kehidupan kerohanian kita. Ada pertandingan iman atau pergumulan yang membutuhkan aturan main. Bahkan masa sekarang pun kita sedang bergumul, entah sampai kapan masa pandemi COVID-19 ini selesai.

Ketika saya dan istri pun memutuskan untuk kembali dari Jerman dan tinggal di Indonesia, banyak hal yang mesti kami adjust atau sesuaikan dengan yang ada di Indonesia dan harus mengikuti aturan main. Selain itu, dampak COVID-19, istri saya harus diberhentikan dari pekerjaannya sehingga kami harus mengatur ulang batasan-batasan keuangan kami.

Departemen Neuroscience Turki menunjukkan hasil penelitian bahwa sebagian besar orang menyatakan, secara pribadi tidak begitu takut terinfeksi COVID-19, namun mereka sangat takut apabila keluarga mereka yang terkena COVID-19. Secara umum, kondisi emosi mereka merasa takut, sedih serta khawatir terutama terhadap masa depan yang tidak menentu. Itulah badai yang terjadi dalam hidup kita juga.

Matius 10 : 28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.

Tenang dalam badai kehidupan lebih pada urusan yang ada dalam diri, dan menjaga apa yang ada di dalam diri tersebut jauh lebih penting daripada menjaga apa yang ada di luar. Di dalam jiwa kita harus ada aturan main, jadi bukan hanya apa yang di luar. Tanpa aturan main dalam diri atau jiwa kita, maka krisis yang ada di luar akan mudah masuk dalam pikiran kita.

Markus 5 : 21 – 24 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

Markus 5 : 35 – 42 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.

Tuhan Yesus melihat iman dalam diri Yairus, sehingga menanggapinya. Yesus pun akan menanggapi dan tersentuh hati-Nya oleh iman serta pengharapan kita.

Bayangkan, apa rasanya bila kita menjadi Yairus dan belum bertemu Tuhan Yesus, apalagi anak kita sedang sekarat & tidak bisa disembuhkan. Keadaan ini pun merepresentasikan kondisi saat ini dengan pandemi COVID-19, ada yang terkena infeksi ataupun PHK dari pekerjaan. Ketika Yairus bertemu Yesus, muncul iman & pengharapan dari dalam dirinya. Iman serta pengharapan dalam diri kita itu ibarat api. Mungkin api tersebut hanyalah api yang kecil. Tetapi, Yesus melihatnya. Tanpa iman & pengharapan, Yairus tidak bisa menyelesaikan pertandingan imannya. Yairus hampir tidak punya harapan. Api dalam diri kita mudah padam, karena itu perlu aturan main supaya kita bisa menjaga api dalam diri tersebut sampai pada kesudahannya.

Nah, apakah Anda gampang-gampang saja hidup dalam kondisi seperti di pandemi saat ini? Ada aturan main atau batasan-batasan untuk api atau iman serta pengharapan dalam diri kita terus menyala dan menjadi pemenang. APA SAJA ATURAN MAIN DALAM PERTANDINGAN IMAN?

• DON'T LISTEN TO THE CROWD (Janganlah dengarkan kata-kata orang sekitar). Harus melindungi diri dari kata-kata orang sekitar yang tidak punya kepentingan. Apakah kita mau menggantungkan iman kita pada orang-orang? Jika seperti itu, kita tidak bisa menyelesaikan pertandingan iman atau menjadi pemenang. Sebab kata-kata orang sekitar selalu berubah-ubah. Di manapun kita, dalam pertandingan iman serta pergumulan, jangan sekali-kali dengarkan kata orang-orang sekitar karena mereka tidak punya kepentingan bagi kita. Banyak sekali media sosial yang belum tentu kebenarannya. Jadi, kita tidak bisa menaruh iman pada semua hal itu. Janganlah juga menjadi seperti orang-orang sekitar tersebut. Jangan keluarkan kata-kata sia-sia yang bisa memadamkan iman.

• BE SELECTIVE OF WHAT YOU HEAR FROM YOUR FRIEND OR FAMILY (Jadilah selektif atau memilih dengan bijak dalam mendengarkan kata-kata dari teman ataupun keluarga). Sekalipun seorang teman dekat ataupun keluarga, sekalipun terdengar seperti fakta, cobalah memikirkan baik-baik. Sebab orang lain maupun keluarga ialah manusia biasa, mereka tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi dalam hati dan diri kita, dan bahwa Tuhan pun menyatakan akan menolong kita.

• LEARN TO LISTEN TO GOD (Belajarlah mendengar suara dan perkataan Tuhan). Kita mungkin sudah tahu banyak hal, tetapi betapa pentingnya mendengar suara Tuhan di masa sulit seperti sekarang ini. Tuhan Yesus berbicara secara jelas kepada Yairus, "Jangan takut, percaya saja!" Itulah aturan main dan batasan yang sangat harus kita miliki di masa-masa seperti ini. Tanpanya, kita tidak bisa bertahan atau melangkah maju.

Dari mana dan bagaimana cara mendengar suara-Nya? Sebenarnya, Tuhan bisa berbicara melalui banyak hal. Ia bisa berbicara lewat pembicara yang diurapi, pemimpin rohani, teguran, nasihat, kesaksian hidup, ataupun rasa sakit, cobaan yang mewajibkan kita supaya berubah, kata-kata pujian & penyembahan, atau firman Tuhan itu sendiri dan lain-lain.

Perintah-perintah dalam firman Tuhan pun bukan untuk mengekang kita, melainkan aturan main yang akan menjaga kita untuk menyelesaikan pertandingan iman & menjadi pemenang. Itulah batasan-batasan agar kita dapat menikmati apa yang seharusnya kita bisa nikmati. Ada aturan-aturan main & batasan-batasan yang harus kita pegang dalam hidup kita, terutama untuk menjaga apa yang ada di dalam kita.

Betapa hebatnya Tuhan, dan COVID-19 tidaklah lebih hebat dari Tuhan! Tuhan kita tidak terbatas. Betapa hebat juga perintah Tuhan yang bisa membawa kita pada garis akhir & memperoleh kemenangan. Pakailah aturan main yang ada dan jaga apa yang ada di dalam diri kita. Sekecil apa pun iman kita mampu memindahkan gunung! Satu perkataan-Nya sanggup mengubah arah hidup kita.