GBI PRJ (CK7)

Apa yang membedakan kita dari orang-orang dunia? Yang membedakan kita dari dunia ini adalah Tuhan yang kita sembah. Yang membuat kita berbeda dalam cara berpikir, mengambil keputusan, dan mengatur hidup ini dari hari ke sehari ialah Tuhan Yesus yang kita sembah. 

Firman-Nya terhadap dunia, serta prinsip-prinsip kerajaan Allah itulah yang menjadi lensa dalam kita memandang, dan landasan atau fondasi di mana di atasnya kita membangun kehidupan. Jadi, hidup mengenal Tuhan itu sangat penting, semakin kita mengenal Dia, makin kita akrab dengan-Nya, hidup mencerminkan Dia, dan orang-orang akan melihat perbedaan yang mencolok, bahwa kita bisa punya sukacita, damai sejahtera di tengah badai hidup, kegelapan dunia, dan berbagai masalah.

Kita juga akan menjadi garam yang memberi rasa, dan terang bagi banyak orang. Itulah panggilan Tuhan atas kita, sementara keadaan dunia hari-hari ini semakin jahat, serta sukar.

2 Timotius 3 : 1 - 5
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Hari-hari ini juga terjadi “perang pengaruh”, yaitu melalui media sosial maupun AI (artificial intelligence atau kecerdasan buatan). Jika keduanya disusupi niat jahat manusia, maka akan berupaya mempengaruhi dan “mencuci otak” generasi. Karena itu, kita harus waspada, semakin mengenal Tuhan kita Yesus Kristus dengan akrab dan intim, serta mendorong maupun mementori generasi muda kita.

Efesus 1 : 17 - 19
Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya.

Tuhan sesungguhnya mengajak kita dalam satu perjalanan seumur hidup dalam pengenalan yang benar akan Dia. Sayangnya, banyak juga kita yang mungkin masih mengenal Dia dengan salah. Mengapa? Karena kita “meracik” kebenaran kita sendiri, bahkan ayat-ayat firman Tuhan.

Nah, bagaimana cara mengenal Dia dengan benar? Kita mesti mengenal Dia secara pribadi, karena Roh-Nya ada dalam kita, kemudian mengenal firman-Nya sebagai dasar kebenaran kita, dan melakukannya. Sebab, kita diselamatkan oleh Tuhan Yesus dengan satu tujuan dan panggilan menjadi anak-anak Bapa surgawi, bagian dari keluarga-Nya, serta utusan Kristus atau duta kerajaan Allah. Dengan kata lain, kita menjadi “kaki dan tangan” Yesus. Dunia ini mengenal Yesus melalui kita! Karenanya, Ia memanggil kita untuk menjalani kehidupan yang radikal serta berbeda daripada dunia.

Lukas 19 : 10
Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.

2 Korintus 5 : 15
Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Hari-hari ini, terlalu mudah bagi kita menyalah-nyalahkan orang lain. Lalu, memiliki “mentalitas korban”, menyalahkan dunia, keadaan, bahkan orangtua. Tetapi, ketika kita ditebus oleh darah Kristus, Anak Domba Allah, maka Roh Allah memenuhi diri kita. Dan kuasa itu sanggup memulihkan kita, keluarga, memperbarui segala sesuatu, memutuskan setiap rantai kelaliman, kemalasan, pikiran yang salah, belenggu yang selama ini membuat kita merasa “kerdil” atau tidak bisa berpikir besar, tidak sanggup melihat kemuliaan, dan tidak dapat mengharapkan mujizat.

Efesus 3 : 20
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. 

Saat ini, kita sedang berada dalam pertarungan, dan mulai dari rumah masing-masing. Sebagai bagian dari keluarga, terutama sebagai seorang anak, kita memperlakukan orangtua sebagaimana kita ingin nanti supaya anak-anak kita memperlakukan kita. Jadi, hormati, hargai, layani, sayangi orangtua kita. Bukan karena mereka sempurna, baik, hebat, kaya, punya uang, atau tidak bersalah, melainkan karena itu perintah Tuhan yang disertai janji.

Kita akan dilindungi, dipagari oleh Tuhan, dan diberkati dengan panjang umur karena hormat kepada orangtua. Itu seperti gelombang yang akan terus bekerja, berjalan, dan memberkati hidupnya. Sesungguhnya, rumah kita adalah “gereja” kita juga. Lakukan di rumah terlebih dulu apa yang juga kita bisa lakukan di gereja. Jadi, anggap bahwa tempat tinggal kita adalah rumah ibadah pertama dalam hidup kita, sehingga apa pun yang kita kerjakan, lihat, dengar, dan perkatakan itu semua dilakukan dalam konteks sebagai rumah ibadah utama dalam hidup kita.

Ulangan 11 : 8 - 9
Jadi kamu harus berpegang pada seluruh perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya kamu kuat untuk memasuki serta menduduki negeri, ke mana kamu pergi mendudukinya, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunan mereka, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Kebenaran firman Tuhan haruslah kita miliki sebagai anak, remaja, orang dewasa, dan orangtua, ataupun kakek dan nenek. Kita juga bertanggung jawab untuk diri kita. Lalu, mengikatkannya sebagai “tanda pada tangan”, dan “menjadi lambang di dahi”. Artinya, secara simbolis tanda pada tangan adalah apa pun yang kita lakukan, setiap kali kita akan terus diperingatkan, dan diingatkan. Karena itu, kelilingilah diri kita dengan hal-hal yang mendukung iman dan percaya kita. 

Menjadi lambang di dahi berarti kita tidak melihatnya di dahi orang lain, melainkan ketika setiap orang melihat kita, mereka mengatakan bahwa kita orang benar. Dan kita mengakui iman kita, tidak menyembunyikannya, atau menutup-nutupi. Kita sangat terbuka, dan orang lain tahu kita adalah orang Kristen dari cara kita membawa diri, dan prinsip kebenaran. Itu seperti lambang di dahi, bahwa kita adalah orang-orang percaya.

'You grow by helping others grow’. Kita bertumbuh karena menolong orang lain untuk bertumbuh. Kita bertumbuh dewasa dalam Kristus karena mempraktikkan firman, dan terus mengajak orang lain juga untuk melakukannya. Sebagai orangtua, maupun hamba Tuhan, kita harus melatih dan mengajar anak-anak kita setiap saat.

Artinya, kita merajut kebenaran dalam seluruh aspek hidup kita, entah itu dalam obrolan sehari-hari, pekerjaan ataupun usaha, dan bisnis kita, karena akan mempengaruhi dasar serta nilai atau prinsip kita, sehingga nama Tuhan dipermuliakan. 

Dan saat anak-anak masih berumur kecil sampai usia remaja, ini adalah masa yang paling rentan. Jika mereka merasa dikasihi, diperhatikan, dicintai, diajar, dan dilatih batasan-batasan yang sangat jelas, dengan disiplin yang konsisten serta sehat, mereka akan membawanya ke manapun mereka dewasa nanti, dan menjadi landasan hidup yang mulia bagi mereka di dalam damai sejahtera Allah, serta sukacita yang tidak bisa diberikan oleh dunia. 

Tuhan Yesus Memberkati