GBI PRJ (CK7)

Ada satu kata berkesan di hati saya dari Tuhan, yaitu ‘kedalaman’. Tuhan juga mengingatkan saya tentang kasih mula-mula, kedalaman kasih kita dengan Tuhan. “Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: ‘Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan’” (Luk. 5:1-4). Ini tantangan bagi kita saat ini: untuk sama-sama masuk ke keintiman yang lebih dalam lagi dengan Tuhan.

Jika ada yang dalam (kedalaman), berarti ada yang dangkal (kedangkalan). Hal-hal yang dangkal itu biasanya banyak orang mau karena mudah, tetapi hal-hal yang dalam itu tidak banyak orang yang mau.

Tangkapan yang besar adalah hasil respons ketaatan kita terhadap tantangan dari Tuhan. Sayangnya, sering kali orang-orang hanya menjalani rutinitas, hari lepas hari, tanpa keintiman & kedalaman dengan Tuhan. Ada ajakan yang lebih dalam lagi dari Dia, sebab Dia ingin mencurahkan isi hati & menyatakan hadirat-Nya kepada anak-anak-Nya. Tuhan mau membawa kita ke suatu kedalaman. Itulah kerinduan-Nya.

Penyembahan pun bukan soal lagu lama atau baru, penyembahan adalah tentang hati yang menyembah & selalu diperbarui saat menyembah Bapa. Nyanyi apa pun, kalau fokusnya ke Tuhan, itulah kedalaman atau berakar. Kedalaman seseorang hatinya pasti mengenal Siapa yang disembahnya. Jadilah deep crazy Christians yang memiliki hubungan yang dalam dengan Tuhan. Milikilah pengenalan yang dalam akan Dia.

ADA TIGA PENTING HAL TENTANG KEDALAMAN:

1. KEDALAMAN PERLU PROSES. Proses akan sering kali membuat kita makin mengenal-Nya. Jadi jangan lari dari proses. Lagu-lagu yang paling dalam & nyata bagi kita itu biasanya lahir dari proses-proses pengalaman kita. Jangan cuma nyanyi di mulut, melainkan alamilah pengalaman bersama Tuhan. Keintiman tanpa proses atau mau yang cuma instan itu ibarat pelacuran, yang hanya mau cepat dan dibayar. Hal-hal instan di kehidupan sehari-hari pun kadang mempengaruhi kita menjadi seseorang yang tidak menghargai proses. Ada hal-hal dalam hidup ini yang tidak bisa potong prosesnya. Kalau kita , kita mengorbankan sesuatu yang namanya kedalaman. Sesuatu yang baru itu mudah dikenali, tetapi kedalaman itu perlu waktu, bayar harga, & duduk di kaki Tuhan. Orang yang banyak bicara tentang Tuhan belum tentu mengenal TUhan, karena ia mungkin jarang bicara dengan-Nya sehingga tidak melakukan kehendak-Nya. Orang yang hidupnya mendalam dengan Tuhan, orang-orang lain bisa.

2. KEDALAMAN MEMBAWA RASA TENANG. Kita bisa saja berada di gereja, tetapi malah sadar akan masalah daripada sadar akan hadirat Tuhan. Murid-murid yang berada satu perahu dengan Yesus pun ketika datang badai, mereka tidak percaya kuasa-Nya. Percaya adalah menaruh diri sepenuhnya di tangan Tuhan. Tenggelamlah dalam kasih-Nya. Waktu ada masalah, apakah kita tetap tenang karena kita telah mengenal Dia? Kekhawatiran tidak akan terjamin hilang dengan sumber dayamu yang bertambah, tetapi waktu kita sadar akan keberadaan Tuhan. Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan! Rasa tegangmu yang ada, tetapi waktu kita bersama-Nya, itu menjadi rasa tenang.

3. KEDALAMAN BERBICARA TENTANG KESTABILAN. Untuk menghindari ombak di permukaan, menyelamlah lebih dalam. Kestabilan pun berbicara tentang konsistensi, sebab ada hal-hal yang tidak bisa diubah atau digantikan maupun diberikan oleh dunia, yaitu hadirat Tuhan, Amanat Agung, kehendak-Nya.

Go deep with God. Bertolaklah ke tempat yang dalam bersama Tuhan. Kedalaman bukan hanya lewat ibadah Minggu, melainkan juga di komunitas COOL. Sangat mungkin bagi kita untuk melakukan sesuatu yang dalam. Roh Kudus sanggup memakai Anda dan saya, asalkan kita mau menjadi bejana yang siap. Dan ada tantangan yang Tuhan berikan untuk kita melangkah!

Jangan tinggalkan kasih mula-mula (lih. Wahyu 2:2-5). Jangan tinggalkan kedalamanmu dengan Tuhan! Jagalah kedalaman itu. Sesuatu yang baru itu pun kadang bisa berarti hal lama yang kita lakukan lagi, itulah kasih mula-mula, saat teduh, doa, puasa, dan lainnya. Sebab kedalaman itu lebih bicara tentang dampak & kejujuran dengan Tuhan, bukan semata-mata soal apa yang tampak ataupun kelihatan.