GBI PRJ (CK7)

Siang ini saya terdorong menyampaikan hal yang simpel tapi penting, yaitu bagaimana menciptakan gambar yang benar. Tiap orang ketika namanya diperdengarkan, pasti yang muncul adalah gambar diri (image) tentang orang itu. Misalnya, Lionel Messi. Apa yang muncul di pikiran kita tentang namanya? Yaitu seorang yang sebenarnya bertubuh pendek sebagai pemain bola, tapi permainannya sangat berkualitas.

Waktu orang mendengar kata gereja, apa yang muncul sebagai brand atau gambarnya? Misalnya, Starbucks = kopi. Samsung = smartphone. Garuda = pesawat ataupun kacang. Marvel = pahlawan-pahlawan imajinasi Hollywood (yang tahu banyak orang butuh gambaran/teladan/panutan). Nah, bagaimana respons orang-orang ketika mendengar kata gereja (church)? Harusnya gambar atau image gereja jelas, yaitu beribadah pada Tuhan, bukannya tempat berkumpul orang-orang yang baju atau kendaraannya bagus-bagus. Jangan sampai justru membuat orang lain minder atau tidak mau datang beribadah ke gereja, ataupun kecewa terhadap orang-orangnya bahkan pendeta.

Keteladanan yang kita tampilkan di luar itu penting sekali. Sebagai orang Kristen, tampilkanlah gambar yang benar di luar sana. Nasib bangsa pun ada di tangan kita, orang Kristen sebagai wakil Tuhan. Jika kita mengerti hal ini, kita tidak akan mengejar akibat (kaya, mukjizat & lain-lain), melainkan tujuan hidup! Orang yang hanya mengejar akibat sering kali akan kecewa! Tujuan kita adalah serupa dengan gambar Kristus. Masalah-masalah pun bisa jadi fasilitas supaya makin serupa gambaran Kristus. Kalau tidak mengejar tujuan, walau suasana tanpa Tuhan (bioskop, kantor, dan lainnya), tapi kita mau sadar bahwa selalu ada Tuhan, kita tetap hidup benar! Jangan jadi Kristen yang Kristen hanya di tempat, gereja, berkat, acara, fasilitas, dll. Daripada berada di suasana yang dibuat seperti ada Tuhan, tetapi tidak memiliki kesadaran akan Tuhan, imannya tidak akan kuat. Jangan kekristenan yang main perasaan (sadar Tuhan cuma di gereja), melainkan pengertian (sadar Tuhan di hidup). Pengertian yang benar membuat kita bersyukur apa pun yang terjadi (doa tidak dijawab, hidup belum berhasil, tidak kaya & belum sukses tapi melayani Tuhan, dll).

Kenapa kita perlu membawa keteladanan agar membuat gambaran (image) yang benar di luar sana?

“Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi’” (Kej. 1:26). Itulah manusia idealnya diciptakan. Manusia diciptakan sesuai pola Allah. Tanpa menampilkan gambar Allah ini, kita akan mengambil gambaran siapa saja! Gereja (kita) harus jadi contoh bagaimana jadi anak muda yang benar & kudus.

MENGETAHUI IDENTITAS KITA AKAN MEMBUAT CARA HIDUP KITA BERBEDA SECARA BENAR. Tuhan ciptakan kita serupa gambar ilahi dengan Dia—Tuhan yang hebat & besar! Kejarlah keserupaan dengan Kristus agar hidupmu penuh kuasa. Nama kita pun penting. Misalnya, Kaleb (yang arti namanya: anjing, karena ia pun bukan dari suku Israel [Yos. 14:6-11], namun masuk suku Yehuda). Gambar tentang Kaleb adalah pengorbanan, kesetiaan, dan sepenuh hati, tidak terpecah-pecah dengan Tuhan. Kaleb bukan ingat kekayaan, melainkan ingat akan Tuhan. Orang-orang dan anak-anak muda pun mau mengikut Kaleb karena ia punya keteladanan. Hingga Kaleb punya warisan tanah Hebron, yang juga menjadi makam-makam para raja Israel.

Gereja pun harus mengambil tanggung jawab untuk menyiapkan banyak orang supaya jadi berkat bagi bangsa ini.

Kalau Tuhan menciptakan kita untuk menjadi gambar, kita mesti punya gaya hidup Tuhan, yaitu PENGORBANAN. Karena hanya pengorbanan yang membuat seseorang punya gambar yang benar. Lihat Timotius. “Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu. Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu” (Flp. 2:19-20). Timotius itu muda, tapi hebat, dan ia selalu memperhatikan orang lain. Kata pengorbanan itu identik dengan worship (menyembah). Kekristenan tanpa hati yang berkorban akan susah menjadi teladan. Kembalilah ke hati Tuhan agar kita punya hati dan teladan yang benar.