GBI PRJ (CK7)

Prinsip iman itu sederhana, yaitu dasar untuk mempercayai yang Tuhan katakan, lakukan, & rencanakan dalam hidup kita. Janji Tuhan itu ya dan amin (2 Kor. 1:20). Tuhan pun memberi hikmat bagi kita. Belajarlah berjalan dalam iman, sebab Tuhan yang kita percayai adalah Tuhan yang kuasa-Nya tak terbatas & Allah yang luar biasa!

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr. 11:1). “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibr. 11:6).

Ketidakpercayaan atau tanpa iman adalah akar dosa, sehingga akibatnya menjadi sombong, ada ketidakjujuran, dan lain-lain. Jangan andalkan pengalaman kita, karena di masa-masa ini kita hidup di zaman yang mau tidak mau harus bergantung total pada Tuhan.

Prinsip iman yang benar dalam kehidupan:

• Iman yang kuat bukan dibangun di atas dasar kegiatan atau tradisi agamawi, kebiasaan, ataupun pengalaman (event) di masa lalu. IMAN HARUS DIBANGUN DI ATAS DASAR HUBUNGAN (relationship) dengan Tuhan, sebab Dia adalah Pribadi. Bukan hanya di kebaktian atau ibadah Minggu, tetapi 24 jam atau setiap hari, di manapun. “Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata” (Yoh. 11:33). Maria sempat seperti orang yang tidak berpengharapan dan lupa siapakah Tuhan yang dia sembah.  

“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui” (Ibr. 11:8). Kenapa Abraham begitu menaati suara Tuhan? Karena ia kenal Tuhannya secara dekat. Hubungan yang dekat akan membuat kita memiliki ketaatan yang luar biasa! Bukankah kita begitu mau mendengarkan, menaati dan melakukan apa yang orang yang kita cintai katakan kepada kita? Masihkah kita begitu terhadap Tuhan…?

• IMAN YANG KUAT HARUS DIBANGUN DI ATAS DASAR FIRMAN TUHAN. “Karena Kitab Suci berkata: ‘Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan’” (Rm. 10:11). Ciri orang yang dewasa dalam iman adalah menyelesaikan segala masalah sesuai firman Tuhan. Hati-hatilah terhadap persepsi atau sudut pandang kita. Karena itu, bangunlah iman kita menurut firman supaya mendewasakan persepsi kita. Di mana ada firman, di situ ada kebenaran (truth, righteousness). Iman yang tidak dibangun di atas dasar kebenaran tidak akan kuat, tidak rohani.

“Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku” (1 Kor. 15:10). Kasih karunia bukan untuk seenak-enaknya berbuat, melainkan prinsip bahwa kita tidak mampu, tetapi Tuhan yang mampu, maka bergantunglah total pada kemampuan Tuhan, tinggalkan & tanggalkan keakuan kita. Di mana ada Tuhan, di situ ada kuasa yang luar biasa!

“Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: ‘Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh’” (Yes. 48:17). Faedah dalam bahasa aslinya berarti benefit atau keuntungan dalam kehidupan. Di mana ada kebenaran, di sana ada keuntungan yang tidak akan bisa dikalahkan oleh apa pun (lih. Yosua 1:8).