Tiga hal yang perlu kita pelajari dalam kehidupan supaya menjadi orang yang berhasil, yaitu fellowship atau mengelola hubungan serta pandai menempatkan diri, discipleship atau pemuridan agar punya karakter serupa Tuhan Yesus, dan worship atau penyembahan kita kepada Tuhan.
Worship atau penyembahan pertama kali muncul saat Tuhan meminta Abraham mempersembahkan anaknya, Ishak sebagai ujian dari-Nya. Jadi, worship bisa saja muncul saat kita mengalami hal tidak enak yang diizinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan.
Kejadian 22 : 1
Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
Di sini kita melihat, Abraham mengenal siapa Tuhannya, sehingga ia mengenali suara-Nya, dan langsung menjawab, “Ya, Tuhan.”
Kejadian 22 : 2
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Perhatikanlah, Tuhan yang menentukan apa yang dipersembahkan. Kadang, kita sebagai orang Kristen sering kali lupa bahwa dalam sebuah penyembahan, bukanlah kita yang menentukan apa yang menyenangkan hati Tuhan, melainkan Dialah yang menentukannya.
Kejadian 22 : 3 - 5
Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
Kata ‘sembahyang’ di atas adalah ‘worship’. Selain taat, Abraham juga mempunyai iman bahwa ia akan kembali lagi dengan Ishak, bahwa sesuatu yang baik masih bisa terjadi bersama Tuhan.
Kejadian 22 : 6 - 12
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan.” Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
Tuhan tahu bahwa Abraham taat dan mengasihi Dia lebih daripada segalanya.
Kejadian 22 : 13 - 14
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Di dalam penyembahan, ada tentang mengasihi, ketaatan, dan rasa takut akan Tuhan, sehingga Tuhan sendiri yang menyediakan apa yang diperlukan. Jadi, kita lihat, penyembahan pertama kali tidak disebutkan adanya musik ataupun nyanyian, sebab siapa pun bisa melakukannya. Bukannya musik atau nyanyian itu sendiri tidak perlu dalam penyembahan, melainkan ‘true worship’ atau penyembahan sejati itu 24 jam sehari, dan bisa dilakukan di mana saja. Jadi, tidak cuma saat di gereja. Mengapa? Sebab, justru selesai ibadah di gereja, penyembahan kita yang sejati dimulai. Sewaktu ke gereja, kita memberikan yang terbaik bagi Tuhan, namun bagaimana dengan saat di rumah, pekerjaan, serta di manapun Tuhan menempatkan kita?
Penyembahan adalah ekspresi hubungan serta kasih kita kepada-Nya.
Nah, bagaimana cara menjadi penyembah yang benar? Kita akan mempelajari tiga hal:
1. Siapa yang disembah.
Kita pasti menyembah sesuatu, sebab kita diciptakan sebagai makhluk penyembah. Ada yang menyembah atau “mendewakan” materi, manusia, dan lainnya. Biasanya, apa yang paling kita khawatirkan akan kehilangan itulah yang kita sembah. Nah, siapakah, atau apakah, yang kita sembah sekarang?
Yohanes 4 : 22 - 23 (BIMK)
Kalian orang Samaria menyembah yang tidak kalian kenal, sedangkan kami orang Yahudi menyembah Dia yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari orang Yahudi. Tetapi waktunya akan datang, malahan sudah datang, bahwa dengan kuasa Roh Allah orang-orang akan menyembah Bapa sebagai Allah yang benar seperti yang diinginkan Bapa.
Abraham sangat mengenal Tuhan. Karena itu, pengenalan sangatlah penting dalam penyembahan. Tanpa pengenalan, kita tidak bisa menyembah Tuhan. Dan tidak ada pengenalan tanpa membaca Alkitab, ataupun berakar di sebuah gereja dan komunitas COOL. Sebab, semua itu akan membantu kita mengenal Tuhan.
Hosea 6 : 6
Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
Sewaktu Tuhan memanggil Abraham untuk mempersembahkan anaknya, sesungguhnya bukan Ishaknya yang Ia minta, sebab Ia empunya segalanya, termasuk Ishak, melainkan yang Tuhan mau lewat ujian tersebut ialah Abraham semakin mengenal Dia. Kalau mengenal Tuhan, pasti responsnya berbeda. Terbukti, respons Abraham sangat luar biasa kepada Tuhan.
Kalau sekarang kita mengalami sesuatu yang tidak baik, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita semakin mengenal Tuhan, dan tetap berpegang pada iman? Dia Pribadi yang tidak pernah mengecewakan kita. Apakah justru kita menjadi kecewa, atau makin giat mengenal Dia?
2. Siapa yang menyembah.
Bagaimana sikap hati kita saat menyembah?‘Worship’ dalam bahasa aslinya, menggunakan kata ‘shachah’, artinya membungkuk, bahkan sampai rata dengan tanah (bowing down), merendahkan diri. Inilah sikap hati yang menghormati Tuhan, mau tulus memberi bagi Tuhan, dan menganggap yang kita sembah itu jauh melebihi kepentingan kita.
Sikap hati Abraham yang menyembah begitu luar biasa karena pengenalannya akan Tuhan. Pengenalan akan membuat kita mengasihi Tuhan. Dan saat kita mengetahui betapa tulusnya kasih Tuhan bagi kita, kita pasti akan semakin jatuh cinta kepada-Nya, apa pun yang Ia perintahkan, akan kita taati.
Nah, bagaimana kita membangun kehidupan kita sekarang, apakah semata-mata berdasarkan berkat, ataukah berdasarkan pengenalan dan cinta akan Tuhan sehingga bisa taat seperti Abraham sebagai penyembah? Sebab, kadang kita hanya mau taat kalau ada maunya, ataupun ketika mengalami pergumulan berat. Tetapi, jadilah penyembah yang sejati, yang menyembah Tuhan.
3. Apa yang dipersembahkan.
Dalan penyembahan, pasti ada yang kita bawa kepada Tuhan. Pertanyaannya, apa yang kita bawa kepada-Nya? Sayangnya, kita sering datang kepada Tuhan tanpa membawa apa pun. Persembahan kepada Tuhan bisa berupa tenaga, waktu, buah-buah pemikiran, hasil pekerjaan maupun pelayanan, ataupun dalam bentuk materi, serta lainnya. Yang terpenting, sikap hati dan hidup kita.
Roma 12 : 1
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Ibadah yang sejati, penyembahan yang benar, adalah mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah. Bagaimana caranya?
Kalau hidup kita berguna bagi orang lain, menjadi berkat, ‘garam’ di tempat yang tawar, ‘terang’ di tempat yang gelap, maka kita sedang mempergunakan kehidupan kita untuk memuliakan nama Tuhan. Itulah yang Ia rindukan. Sikap hati yang tulus juga adalah penyembahan yang harum bagi Tuhan. Jadi, penyembahan tidak cuma bicara di gereja, melainkan mendedikasikan hidup kita untuk memuliakan Dia, menjadi berkat di manapun kita.
Bagaimana dengan hidup kita saat ini? Apakah sedang mengalami masalah, ujian kehidupan, permasalah, masa-masa sulit, dan pencobaan? Justru di situlah sebenarnya kita bisa memberikan persembahan yang sejati serta termanis bagi Tuhan.
Penyembahan adalah tentang mengenal Dia lebih lagi, menyembah dengan hati yang tulus dan sikap hati yang benar, serta membawa persembahan bagi Tuhan.
Apa pun yang kita alami, tetaplah menyembah Tuhan, berbuat benar, hidup kudus. Apa pun keadaan kita, ada berkat yang Tuhan sediakan bagi kita di dalam kehidupan kita melalui sebuah penyembahan yang sejati.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz