AC di rumah kami kembali dingin karena bantuan perbaikan dari seorang teman yang mengerti cara untuk servis mesin itu. Teman saya mengatakan, AC yang sudah tidak dingin lagi biasanya karena mesin kotor oleh debu jalanan, jarang diperiksa ataupun dibersihkan, dan lainnya. Keadaan tersebut sebenarnya adalah sebuah gambaran sederhana yang sangat relevan dengan kehidupan rohani kita.
AC diciptakan untuk memberikan hawa sejuk, terutama di tengah teriknya panas dunia. Demikian pula, hati seorang Kristen dipanggil untuk menjadi "sumber air yang memberi hidup" dan membawa kesejukan bagi sekelilingnya. Kesejukan itu adalah buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Inilah kondisi yang Tuhan kehendaki bagi kita.
Kita hidup di "jalan raya" dunia yang penuh dengan "debu" dan kotoran: tekanan hidup, iri hati, keserakahan, gosip, percabulan, dusta, dan berbagai bentuk dosa lainnya. Tanpa kita sadari, "debu" dunia ini terus-menerus mencemari hati kita. Seperti AC yang kinerjanya menurun, hati yang kotor akan kehilangan kemampuan untuk mengalirkan kesejukan kasih Kristus. Iman kita menjadi suam, doa terasa hampa, dan kita tidak lagi menjadi berkat.
Pembersihan AC yang rutin mengajarkan kita tentang prinsip pemeliharaan dan pemeriksaan diri yang berkala. Kehidupan rohani bukanlah tentang sekali selamat, tetap selamanya nyaman. Kita perlu secara rutin dan disiplin memeriksa hati kita di hadapan Tuhan. Pemazmur berdoa, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiran-ku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23-24). Ini adalah "servis rutin" rohani kita.
Kabar baiknya, kita tidak perlu membersihkan diri kita sendiri. Kita memiliki Roh Kudus. Ketika kita datang kepada-Nya dengan hati yang menyesal dan mau dibersihkan, Dia akan mengampuni dan memulihkan kita. Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa (1 Yohanes 1:9). Proses pemulihan ini membutuhkan kerendahan hati untuk mengaku dosa dan komitmen untuk meninggalkannya. Tujuannya adalah agar kita kembali berfungsi maksimal sebagai terang dan garam dunia.
Periksa "Filter Hati" kita. Apa saja "debu" duniawi yang sudah menyumbat aliran kasih dan iman kita akhir-akhir ini? Apakah tontonan, percakapan, atau pikiran yang kotor? Adakah "Servis Rutin" dengan Tuhan, meluangkan waktu khusus setiap hari untuk hening, membaca Firman-Nya, dan mengoreksi diri di hadapan-Nya?
"Jadilah kudus, sebab Aku ini kudus." (1 Petrus 1:16)
~ FG