Tuhan tentu ingin supaya setiap kita memiliki satu tujuan dalam diri Saudara dan saya, yaitu menjadi seperti Yesus.
Tentu, kita juga pernah mendengar ataupun menyanyikan lagu berjudul: "Ku mau seperti-Mu, Yesus, disempurnakan s'lalu. Dalam segenap jalanku, memuliakan nama-Mu."
Jika melihat Roma 8:29, di situ juga dikatakan: "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara."
Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk merenungkan dan meneladani sifat-sifat Yesus dalam kehidupan sehari-hari, berubah menjadi lebih serupa Kristus, melalui kasih, pengorbanan, kerendahan hati, dan ketaatan pada kehendak Allah.
Renungkan kasih Yesus yang begitu besar yang rela berkorban demi keselamatan semua manusia. Jadikan kasih Kristus sebagai teladan dalam mengasihi sesama tanpa pamrih dan dengan tulus.
Yesus adalah Teladan dalam kerendahan hati, renungkan bagaimana kita bisa belajar untuk tidak sombong, tetapi melayani dengan rendah hati seperti yang Ia ajarkan.
Doa dan firman Tuhan adalah sumber kekuatan dalam menjalani kehidupan. Belajar dari Yesus yang selalu berdoa dan mengandalkan Bapa-Nya. Dan jadikan membaca Alkitab dan berdoa sebagai bentuk ketekunan sehari-hari.
Renungkan bagaimana kita bisa menjadi alat yang berguna bagi kerajaan Allah, minta Tuhan untuk membentuk dan membaharui diri kita agar bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Renungkan pengampunan seperti yang Yesus berikan kepada semua orang, dan belajar untuk mengampuni orang lain bahkan ketika sulit untuk melakukannya.
Renungankan bagaimana kita bisa menghadirkan Yesus dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun dalam pergaulan kita.
Dengan merenungkan poin-poin sederhana tersebut, serta berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat makin bertumbuh dalam iman dan menjadi serupa dengan Yesus Kristus.
Ibrani 12:2 (TSI), "Dalam pertandingan ini, hendaklah mata kita terus memandang ke depan, yaitu kepada Yesus. Dialah Perintis dan Pahlawan Iman yang terutama bagi kita, dan yang sudah menyelesaikan pertandingan-Nya dengan sempurna. Yesus tabah menahan penderitaan yang sangat memalukan di kayu salib karena Dia terus memandang ke depan, kepada sukacita yang sudah disediakan bagi-Nya di kemudian hari. Sekarang Dia duduk menantikan kita di tempat yang paling terhormat di samping takhta Allah."
Arahkanlah pandangan Saudara kepada Yesus, Pemimpin dan Pelatih kita. Ia telah rela mengalami kematian yang hina di kayu salib, karena Ia tahu bahwa kelak akan ada sukacita bagi-Nya; dan sekarang Ia duduk di tempat kemuliaan di sebelah kanan takhta Allah. (FAYH)
Keep your eyes on [Jesus], who both began and finished this race we're in. Study how he did it. Because he never lost sight of where he was headed--that exhilarating finish in and with God--he could put up with anything along the way: cross, shame, whatever. And now he's [there], in the place of honor, right alongside God. (MSG)
~ Sahat Sihombing