
Ketika pagi-pagi sekitar masih subuh, karena agak merasa ingin buru-buru dan cepat sampai kantor, sesampainya di sebuah persimpangan lampu merah di dekat rumah, karena merasa jalanan masih sepi, saya pun melaju tancap gas sepeda motor, meskipun lampu belum menunjukkan warna hijau.
Beberapa orang di depan maupun belakang pun terlihat melakukannya juga.
Seberapa banyak orang pun yang melakukan hal yang salah, meski tampak diperbolehkan, wajar ataupun sekilas benar, itu tetaplah hal yang salah. Dan sebenarnya, hal yang saya lakukan itu tidak hanya membahayakan bagi orang lain maupun diri sendiri, melainkan tentu saja sudah melanggar integritas pribadi.
Oh, betapa sulitnya menjalani integritas!
Bagaimana dengan Saudara sendiri? Pernahkah mengalami hal-hal yang membuat mengkompromikan integritas?
Menjaga integritas bukanlah jalan yang mudah. Sebab kita mesti melakukan apa yang benar sekalipun tidak ada orang yang memperhatikan, apalagi ada orang-orang lain yang mengamati. Melakukan apa yang benar, sekalipun mungkin merugikan bagi kita. Tetapi, Tuhan menghargainya, dan hati-Nya disenangkan.
Mazmur 15:4, "Yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan a orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi.
Dia yang di mata-Nya merendahkan orang-orang tertolak, tetapi yang menghormati mereka yang takut akan TUHAN; yang berjanji sekalipun rugi dan tidak mengubahnya. (AYT)
Despise the despicable. Keep your word even when it costs you. (MSG)
Jangan sampai kalah terhadap, ya semut ya belalang, yang sekalipun tanpa atasan yang mengawasi, dapat tetap melakukan apa yang semestinya dilakukan.
Amsal 6:7-8 (TSI), "Meskipun semut tidak punya pemimpin atau penguasa yang mengatur mereka untuk bekerja, mereka teratur mencari makanan sepanjang musim panas dan menyimpannya untuk musim hujan."
Amsal 30:27 (TSI), "Belalang—tidak memiliki pemimpin, tetapi terbang berkelompok dengan teratur seperti barisan tentara."
Locusts--leaderless insects, yet they strip the field like an army regiment. (MSG)
~ FG