Salah satu kehilangan yang paling besar, lebih daripada kehilangan yang lainnya, adalah… kehilangan momen.
Ya, kita bisa saja kehilangan uang, atau kehilangan suatu barang lainnya, ataupun kehilangan hal-hal yang lain, namun apabila kehilangan momenlah yang sangat-sangat disayangkan.
Kita kehilangan momen apabila menukarkannya ataupun memilih melakukan sesuatu yang malah sebaliknya tidak mendukungnya. Kita kehilangan momen untuk waktu kebersamaan dengan anak-anak apabila terus menyibukkan diri dengan hal-hal lain ataupun memegang HP sepanjang hari.
Kita kehilangan momen untuk menunjukkan, menyatakan kasih kita kepada orang-orang terkasih karena memilih untuk tidak benar-benar mengasihi mereka selama saat masih bersama dengan mereka.
Serta contoh-contoh yang lainnya.
Jadi, kira-kira apa yang sedang menjadi penghalang untuk kita mendapatkan dan menggunakan momen dengan sebaik-baiknya saat ini? Adakah dosa atau kebiasaan-kebiasaan tertentu yang buruk yang dapat membuat kita kehilangan momen-momen yang berharga.
John C. Maxwell pernah berkata, "Momentum is a leader's best friend," dengan kata lain, momentum atau saat yang tepat, dan kesempatan, adalah sahabat terbaik bagi seorang pemimpin.
Karena itu, semoga kita jangan sampai kehilangan momen. Karena jika sampai terlambat waktunya, dan tidak ada lagi kesempatan untuk mengulang maupun melakukannya kembali, mungkin sia-sialah hidup kita, serta apa yang kita lakukan melalui pilihan-pilihan yang buruk dan salah.
Ibrani 12:17, "Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata."
Kemudian, ketika ia ingin mengambil kembali hak kesulungannya, sudahlah terlambat, walaupun ia menangis menyesali kesalahannya. Karena itu, ingatlah dan berhati-hatilah! (FAYH)
You well know how Esau later regretted that impulsive act and wanted God's blessing--but by then it was too late, tears or no tears. (MSG)
Roma 8:13 (TSI), "Sebab kalau kita hidup menuruti keinginan badani, roh dan jiwa kita tetap mati. Sebaliknya, oleh pertolongan Roh Allah, hendaklah kita berpikir bahwa tubuh jasmani kita sudah mati terhadap keinginan dosa. Dengan begitu, kita akan hidup!"
For if you live according to [the dictates of] the flesh, you will surely die. But if through the power of the [Holy] Spirit you are [habitually] putting to death (making extinct, deadening) the [evil] deeds prompted by the body, you shall [really and genuinely] live forever. (AMP)
There's nothing in it for us, nothing at all. The best thing to do is give it a decent burial and get on with your new life. (MSG)
~ FG