
Orang-orang yang belum pernah melihat secara langsung ataupun mengalami salju, misalnya saya ataupun mungkin juga Saudara, pasti sangat senang dan antusias ketika berada di negara yang bersalju dan mengalaminya secara langsung.
Sebaliknya, kadang orang-orang yang sudah terbiasa malah menganggap hal yang terkesan sederhana itu merasa dan menganggapnya biasa saja, dan tidak terlalu berkesan lagi. Berbeda dari orang yang sangat menghargai. Mereka mengagumi keindahannya, merasakan dinginnya dengan takjub, bahkan mengumpulkan salju untuk membuat bola salju pertama dalam hidup mereka. Namun bagi yang tinggal di negara empat musim, salju bisa menjadi hal yang biasa—bahkan mungkin merepotkan.
Dalam kaitan dengan kehidupan rohani, masihkah kita menghargai hal-hal yang sangatlah berharga? Apakah kita menghargai kasih karunia Tuhan? Apakah kita tetap mengerjakan keselamatan yang telah kita terima dari Tuhan?
Kisah Uza memberikan pelajaran yang berharga. Tabut Perjanjian, yang seharusnya menjadi simbol kehadiran Allah yang paling kudus, mungkin telah menjadi pemandangan biasa bagi Uza yang terbiasa melihatnya. Ketika gerobak yang membawa Tabut itu hampir terjungkir, Uza dengan reflek menyentuhnya—sesuatu yang dilarang secara tegas (Bilangan 4:15). Akibatnya, dia mati seketika.
Seperti halnya Uza, yang mungkin menganggap biasa Tabut Allah, karena terbiasa melihatnya, sehingga ketika ia menyentuhnya dan menganggap tidak akan terjadi apa-apa, justru hal itu membuatnya mengalami hal yang sangat merugikannya, bahkan kematiannya.
Bagaimana dengan kita?
Alkitab yang kita miliki mungkin telah menjadi buku yang biasa kita lihat di meja atau rak buku. Namun, bagi banyak orang di dunia ini, memiliki satu halaman Alkitab saja adalah hal yang sangat berharga. Apakah kita masih membaca dengan takjub dan penghargaan?
Anugerah keselamatan dalam Yesus Kristus bisa menjadi seolah hal biasa bagi kita yang merasa telah lama mengenal-Nya. Namun, bagi yang pertama kali mengalaminya, itu adalah sukacita yang tak terkatakan.
Doa, penyembahan, dan saat teduh bisa menjadi rutinitas belaka jika kita kehilangan kekaguman akan kehadiran Allah.
Apa saja dalam hidup rohani kita yang seolah telah menjadi biasa? Dapatkah hari ini kita menemukan satu hal sederhana dan mengucap syukur atasnya? Biarlah kita tidak pernah kehilangan kemampuan untuk takjub akan Dia yang layak mendapat semua pujian kita, hari lepas hari, seumur hidup kita.
Mazmur 147:5, "Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga."
Tuhan kita besar dan sangat berkuasa. Tidak ada batas pengetahuan-Nya. (VMD)
Our Lord is great, with limitless strength; we'll never comprehend what he knows and does. (MSG)
~ FG