Ada banyak hal yang dapat melukai hati maupun perasaan kita sepanjang perjalanan hidup ini, mungkin kita pernah terluka karena dibohongi, dikhianati, dimarahi, disinggung, pokoknya ada banyak hal yang bisa membuat kita sakit hati dan mungkin merasa kepahitan sampai saat ini.
Namun, saatnya untuk kita belajar meninggalkan segala rasa kebencian dan sakit hati itu, lalu melangkah maju menuju rancangan Tuhan yang indah atas hidup kita bersama Dia.
Mazmur 109:22, "Sebab sengsara dan miskin aku, dan hatiku terluka dalam diriku."
I am oppressed and needy. I can feel the pain in my heart. (GWV)
I'm at the end of my rope, my life in ruins. (MSG)
Kesalahpahaman dan kekecewaan bisa terjadi kapan saja, dan luka emosional sering kali lebih menyakitkan serta melukai daripada luka fisik, dan kerap kali lebih sulit bagi kita untuk sembuh darinya.
Mazmur 109:23, "Aku menghilang seperti bayang-bayang pada waktu memanjang, aku dikebutkan seperti belalang."
Aku merasa hidupku telah berakhir seperti bayang-bayang yang panjang pada sore hari. Aku merasa seperti belalang yang dijentikkan. (VMD)
I'm fading away to nothing, passing away, my youth gone, old before my time. (MSG)
Orang yang terluka emosionalnya cenderung merasa hidup kesepian, sulit membangun hubungan yang baik dalam keluarga maupun lingkungan sekitarnya, ataupun salah paham, dan sifat-sifat negatif yang lainnya. Namun, kita diingatkan hari ini agar belajar berhenti selalu berada dalam keadaan yang seperti itu.
Mazmur 37:8, "Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan."
Jangan marah! Jangan bersungut-sungut dan merasa kuatir -- semua itu hanya membawa celaka. (FAYH)
Bridle your anger, trash your wrath, cool your pipes--it only makes things worse. (MSG)
Jika mengingat-ingat luka emosional lebih lama, kita akan cenderung memikirkan rasa sakit tersebut lagi dan lagi. Sebaliknya, ingatlah masa lalu telah berlalu, jangan izinkan luka itu bertengger dalam hati dan pikiran kita.
Kita tidak akan dapat menjalani hidup jika masih terus-menerus merasa hidup di masa lalu, dengan kepahitan dan kebencian yang merongrong batin, sehingga jiwa maupun tubuh merasa sakit. Karena itu, pilihan ada di tangan kita masing-masing, mau hidup merdeka dari luka emosional yang merusak, ataukah terus-menerus tenggelam dalam perasaan yang negatif?
Mazmur 86:2-5, "Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu."
Keep me safe--haven't I lived a good life? Help your servant--I'm depending on you! You're my God; have mercy on me. I count on you from morning to night. Give your servant a happy life; I put myself in your hands! You're well-known as good and forgiving, bighearted to all who ask for help. (MSG)
~ IHT