Kemarin kita telah belajar untuk tidak bersungut-sungut ataupun berkeluh kesah, suatu hal yang terkait keadaan hati, dan sesuatu yang mungkin masih banyak dari kita yang belum secara konsisten melakukannya, termasuk juga saya. Namun, puji Tuhan apabila kita masih mau serta rindu terus belajar.
Hari ini, kita juga masih akan sama-sama melihat soal hati. Nah, apakah kita memiliki hati yang tulus dan murni dalam melakukan banyak hal di kehidupan sehari-hari? Ataukah kita mempunyai tujuan yang salah, serta merancangkan sesuatu yang jahat di hati maupun pikiran kita terhadap orang lain, terutama dalam hubungan dan perjalanan kehidupan rohani bersama dengan Tuhan?
Tidak ada tipu daya, kepalsuan, maupun keinginan yang jahat dalam hati yang tulus ikhlas.
Ibrani 10:22 (BSD), "Sebab itu, marilah kita datang dekat pada Allah dengan hati yang tulus dan dengan sungguh-sungguh percaya kepada-Nya. Kita datang dengan hati yang sudah disucikan, sehingga tidak lagi merasa bersalah sedikit pun, dan dengan tubuh yang sudah dibersihkan dengan air yang murni."
Let us all come forward and draw near with true (honest and sincere) hearts in unqualified assurance and absolute conviction engendered by faith (by that leaning of the entire human personality on God in absolute trust and confidence in His power, wisdom, and goodness), having our hearts sprinkled and purified from a guilty (evil) conscience and our bodies cleansed with pure water. (AMP)
So let's [do] it--full of belief, confident that we're presentable inside and out. (MSG)
Mari meminta kepada Tuhan melalui doa untuk memeriksa hati kita, serta menolong kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang memiliki hati yang tulus. Jangan lagi mengeraskan hati yang tidak dapat membedakan antara kejahatan dan kebenaran, kelicikan dan ketulusan.
Matius 1:19, "Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam."
Yusuf, tunangan Maria, adalah seorang yang jujur dan baik hati. Ketika Maria memberitahukan kepada Yusuf tentang kehamilannya, Yusuf tidak mau mempermalukan Maria di depan umum dengan mengatakan bahwa Maria sudah melakukan percabulan. Jadi, dia berencana memutuskan pertunangannya dengan Maria secara diam-diam. (TSI)
Joseph, whom people considered to be her husband, was a man who obeyed God's commands. One of those commands was that men must divorce women who had acted immorally. So when Joseph learned that Mary was pregnant, he assumed that she was pregnant as a result of her acting immorally. So he decided to divorce her/to break the engagement. But because he did not want to shame her publicly, he decided to divorce her privately. (DEIBLER)
Mazmur 64:6 & 10 (FAYH), "Mereka mencari-cari kesempatan untuk berbuat jahat. Banyak sekali waktu yang mereka pakai untuk merencanakan perbuatan jahat yang tidak ada habis-habisnya … Maka orang-orang benar akan bersukacita di dalam TUHAN, bersandar kepada-Nya, dan memuji Dia."
"No one can detect our perfect crime." The Detective detects the mystery in the dark of the cellar heart … Be glad, good people! Fly to GOD! Good-hearted people, make praise your habit. (MSG)
~ FG