Ibrani 3:1, "Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus."
Ada satu bagian yang menarik perhatian dari ayat renungan kita hari ini.
Saudara-saudara yang kudus.
Saudara-saudara, perempuan maupun pria, yang sudah dipisahkan oleh Allah bagi diri-Nya dan telah dipilih menjadi alat kerajaan surgawi.
Ungkapan 'saudara-saudara yang kudus' ini unik, hanya digunakan di Perjanjian Baru. Orang yang beriman kepada Tuhan Yesus menjadi kudus oleh karena hubungan pribadi dengan-Nya. Kudus berarti dipisahkan, didedikasikan untuk Allah, benar-benar menjadi milik-Nya.
Saudara-saudara sesama Kristen yang sudah dipanggil juga oleh Allah! Coba pikirkan dalam-dalam mengenai Yesus ini! Allah mengutus Dia khusus untuk menjadi Imam Agung dalam agama yang kita anut. (BIMK)
Saudara-saudaraku, kamu adalah umat Allah yang kudus, yang dipanggil untuk menjadi mitra Allah. Karena itu, marilah berpikir tentang Yesus, yang menjadi Rasul dan Imam Besar yang kita yakini. (AMD)
So, my dear Christian friends, companions in following this call to the heights, take a good hard look at Jesus. He's the centerpiece of everything we believe. (MSG)
Hamba-Nya, Martel Pace mengingatkan, sebagai orang Kristen, kita selalu punya ruang untuk pertumbuhan rohani meski telah dikuduskan atau dipisahkan untuk maksud serta tujuan Allah.
Nah, masihkah hidup kita kudus? Kekudusan sesungguhnya bukan "topik" atau sesuatu yang berat, asalkan kita tetap memandang dan berharap pada-Nya. Bukan berarti tidak bisa dicobai, ataupun tidak akan pernah terpeleset, terjatuh, dan melakukan kesalahan, melainkan senantiasa memiliki hati yang rindu untuk menjaga hidup serta menyenangkan Allah.
~ FG