Hari kedua tentang ucapan syukur. Apa lagi yang bisa kita syukuri?
Kita bisa saja memilih untuk mengucap syukur meski berada di tengah pencobaan, permasalahan, maupun tantangan dalam kehidupan. Sebab, tidak ada dari antara kita yang pernah benar-benar bebas dari masalah maupun persoalan. Selesai satu masalah, kadang pun masih dapat datang satu masalah lagi yang lainnya.
Namun, dalam masa-masa penderitaan, Tuhan dapat memakainya untuk semakin mendekatkan kita kepada-Nya, dan memurnikan hati kita. Terutama, bahwa Ia senantiasa menyertai kita.
Yakobus 1:2 (TSI), "Saudara-saudari, setiap kali keyakinan kalian masing-masing diuji lewat berbagai kesusahan, anggaplah semua itu sebagai berkat dan bersukacitalah karenanya."
Saudara sekalian yang saya kasihi, apakah kehidupan Saudara sedang dilanda berbagai kesulitan dan cobaan? Kalau demikian, bergembiralah. (FAYH)
When all kinds of trials and temptations crowd into your lives, my brothers, don't resent them as intruders, but welcome them as friends! (Phillips NT)
Catatan Full Life mengingatkan, sebagai orang percaya, hadapilah semuanya dengan sukacita, karena ujian hidup akan mengembangkan iman yang tabah, karakter yang teguh, dan pengharapan yang pasti. Iman kita hanya dapat mencapai kedewasaan penuh apabila diperhadapkan dengan kesulitan dan tantangan kehidupan. Dan pencobaan kadang menimpa kehidupan orang percaya supaya Allah dapat menguji kesungguhan iman mereka. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa kesulitan di hidup ini selalu menandakan Allah tidak berkenan terhadap kita, namun kesulitan tersebut dapat menjadi tanda bahwa Allah mengakui komitmen kita kepada-Nya.
Karena itu, mari mengucap syukurlah dalam segala hal, bukan karena segala hal. Sekalipun mungkin tidak mudah, dan tidak akan menyelesaikan masalah, namun dengan mengucap syukur pasti dapat mengubah sikap serta perspektif kita.
"God whispers to us in our pleasures, speaks in our conscience, but shouts in our pain: it is His megaphone to rouse a deaf world." ~ C. S. Lewis
~ FG