Ibu Rita Arifin pernah membagikan sesuatu yang sangat baik, yang dapat menjadi pengingat bagi kita terkait keterlambatan. Beliau mengingatkan dari Lukas 16:19-31, mengenai seorang kaya raya yang telah terlambat melakukan kelima hal berikut ini, karena semasa hidupnya tidak melakukannya, yaitu:
Ia tidak memiliki waktu untuk beribadah, apalagi pelayanan, melainkan bersukaria dalam kemewahan atau pesta pora setiap hari. Dengan kata lain, gaya hidupnya hanya berpusatkan pada diri sendiri.
Berseru dan berdoa adalah hal yang benar. Tetapi, berbeda dari Bartimeus yang berseru dan berharap kepada Tuhan semasa masih hidup, orang kaya tadi terlambat melakukannya karena sudah meninggal dunia.
Orang kaya itu tidak berbuat jahat, tetapi juga tidak berbuat baik! Seolah tak punya perasaan karena keangkuhannya. Padahal, banyak "Lazarus-Lazarus" di sekitarnya yang perlu ditolong. Salah satu bentuk kasih ialah melalui tindakan. Dan saat ajal tiba, tidak ada kesempatan lagi untuk berbuat baik atau menjadi berkat.
Bersaksi adalah menceritakan kebaikan-kebaikan Tuhan dalam hidup kita kepada orang lain. Menjadi saksi-Nya adalah seumur hidup kita dan di manapun. Tidak harus menunggu kegiatan besar ataupun pintar, maka baru bersaksi dan menjadi saksi. Sebab, kita bukan membuat orang lain untuk kagum terhadap kita, melainkan kepada Tuhan Yesus dan bergaul intim dengan-Nya.
Kita adalah manusia yang terbatas, penuh kelemahan, dan tidak lepas dari godaan dosa. Sebaik apa pun kita, tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Namun, seburuk apa pun kita, Tuhan Yesus mampu menyelamatkan kita. Jadi, jangan terlambat untuk percaya seperti orang kaya tadi yang mungkin menunda-nunda.
Mari, hargailah setiap kesempatan maupun waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, sebab ada keterlambatan yang mungkin tidak bisa diperbaiki.
~ FG