Saya tidak tahu pernahkah Saudara mengalami hal berikut ini juga, yaitu di handphone tertulis Don't Cover the Earphone Area atau dilarang menutupi bagian saluran untuk kabel sambungan pengeras suara. Jika tertutup, maka saya tidak dapat mengoperasikan smartphone tersebut. Entah karena HP eror ataukah ada sebab lainnya sehingga masih seperti itu sampai saat ini, padahal sebelumnya tidak.
Kemudian, Tuhan pun mengingatkan, betapa pentingnya mendengar suara-Nya, baik melalui firman, orang lain maupun dalam hati kita.
Tentu kita tahu lagu Ajar Aku Mendengar Seperti Samuel, yang mengingatkan anak-anak Sekolah Minggu—maupun mungkin kita semua yang masih perlu belajar—supaya dapat serta mau mendengarkan suara Tuhan dan mematuhinya.
1 Samuel 3 : 10, "Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: 'Samuel! Samuel!' Dan Samuel menjawab: 'Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.'"
And the Lord came and stood and called as at other times, Samuel! Samuel! Then Samuel answered, Speak, Lord, for Your servant is listening. (AMP)
Then GOD came and stood before him exactly as before, calling out, "Samuel! Samuel!" Samuel answered, "Speak. I'm your servant, ready to listen." (MSG)
Waktu itu Allah pun memanggil Samuel supaya menyampaikan firman-Nya, menjadi teladan, serta menyuarakan pertobatan dan pembaruan karena moral maupun kerohanian umat-Nya yang sedang rusak serta merosot. Samuel menaati suara panggilan-Nya.
Masihkah dapat seperti demikian? Ataukah justru kita tidak lagi mau mendengar, ragu-ragu, dan malah tidak menaati? Kita perlu mendengar suara-Nya untuk mengambil keputusan ataupun menerima teguran di kehidupan sehari-hari supaya tidak salah dalam melangkah.
Pengkhotbah 5 : 1 (BIS), "Berhati-hatilah kalau mau pergi ke Rumah TUHAN. Lebih baik pergi ke situ untuk belajar daripada untuk mempersembahkan kurban, seperti yang dilakukan oleh orang-orang bodoh. Mereka itu tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah."
KEEP YOUR foot [give your mind to what you are doing] when you go [as Jacob to sacred Bethel] to the house of God. For to draw near to hear {and} obey is better than to give the sacrifice of fools [carelessly, irreverently] too ignorant to know that they are doing evil. (AMP)
As you enter the house of God, keep your ears open and your mouth shut! Don't be a fool who doesn't realize that mindless offerings to God are evil. (NLT)
Catatan Full Life menegur, menaati firman Allah dengan segenap hati lebih baik daripada sekadar penyembahan, pelayanan, ataupun pengorbanan pribadi yang lahiriah. Ingat pengalaman Saul yang berdosa karena menempatkan pemahamannya sendiri tentang apa yang benar di atas penyataan alkitabiah. Selanjutnya, penyembahan, doa, puji-pujian, karunia-karunia rohani, dan pelayanan kepada Allah tidaklah terlalu berharga di pandangan mata-Nya tanpa ketaatan kepada-Nya serta standar kebenaran-Nya.
1 Samuel 15 : 22 (BIS), "Tetapi Samuel berkata, 'Manakah yang lebih disukai TUHAN, ketaatan atau kurban persembahan? Taat kepada TUHAN lebih baik daripada mempersembahkan kurban. Patuh lebih baik daripada lemak domba.'" (BIS)
Lalu Samuel berkata, "Manakah yang membuat TUHAN senang?— kurban bakaran dan persembahan, atau ketaatan? Sesungguhnya ketaatan itu jauh lebih baik daripada persembahan. Mendengarkan dengan penuh perhatian jauh lebih baik daripada persembahan lemak domba jantan." (TSI)
Samuel menjawab, "Apakah TUHAN senang akan kurban bakaran dan kurban sembelihanmu sama seperti akan ketaatanmu? Ketaatan jauh lebih baik daripada domba sembelihan. Ia lebih senang jika engkau mendengarkan Dia daripada jika engkau mempersembahkan lemak domba-domba jantan kepada-Nya." (FAYH)
"P'nuhi hatiku dengan hadir-Mu. Kurindu memandang wajah-Mu, oh Tuhan di dalam kekudusan-Mu. Bawaku dekat dalam hati-Mu, kurindu mendegar suara-Mu, oh Tuhan di tempat kudus-Mu s'karang." ~ Symphony worship
~ FG