Sebuah kisah dari negeri Timur Tengah menceritakan tentang peternakan kuda ras pilihan.
Ketika hewan-hewan tangkas tersebut akan dijual, maka sebelumnya dilatih dan dipaksa berpuasa alias tidak makan selama beberapa hari. Setelah sekian hari, kuda-kuda tersebut tentu merasa lapar.
Saat gerbang kandang dibuka, kuda-kuda harus menaati isyarat maupun bunyi peluit sang penjaga ataupun tuan. Jika peluit pendek dibunyikan berkali-kali, artinya boleh keluar dan makan, sedangkan kalau nada peluit panjang berarti harus segera masuk kembali ke kandang.
Ketika penjanga membuka pintu serta meniup peluit pendek-pendek, kuda-kuda berlarian dan hendak makan rumput menghijau yang tersedia di padang. Namun, saat hampir sampai di padang rumput, sang penjaga meniup kembali peluit secara panjang yang berarti harus taat dan pulang ke kandang.
Sebagian kuda patuh dan masuk lagi, sebagian tetap memaksakan memakan rumput yang tersedia. Nah, kuda-kuda taat dan kembali ke kandanglah yang berkualitas dan menjadi kuda ras pilihan, sementara yang tidak taat langsung dipisahkan karena bukan kualitas unggulan.
Jika kuda saja ada yang bisa taat, bagaimana kita sebagai orang-orang yang percaya pada Tuhan? Masihkah kita mempunyai kualitas rohani berupa ketaatan, terutama kepada Allah dan firman Tuhan? Seperti halnya kuda-kuda ras pilihan maupun yang bukan unggulan itu dipisahkan, demikian pula ingatlah ketaatan mendatangkan berkat, sedangkan ketidaktaatan akan mengundang kutuk dan mendatangkan hukuman dalam hidup kita.
1 Samuel 15 : 22 (BIS), "Tetapi Samuel berkata, 'Manakah yang lebih disukai TUHAN, ketaatan atau kurban persembahan? Taat kepada TUHAN lebih baik daripada mempersembahkan kurban. Patuh lebih baik daripada lemak domba.'"
Kata Samuel, "Adakah korban bakaran dan korban sembelihan yang lebih disukai TUHAN daripada mendengar suara TUHAN? Sesungguhnya, mematuhi itu lebih baik daripada korban sembelihan dan memperhatikan itu lebih baik daripada lemak domba jantan." (AVB)
Samuel menjawab, "Apakah TUHAN senang akan kurban bakaran dan kurban sembelihanmu sama seperti akan ketaatanmu? Ketaatan jauh lebih baik daripada domba sembelihan. Ia lebih senang jika engkau mendengarkan Dia daripada jika engkau mempersembahkan lemak domba-domba jantan kepada-Nya." (FAYH)
Menaati Dia serta firman-Nya lebih baik daripada sekadar suatu bentuk penyembahan, pelayanan ataupun pengorbanan pribadi yang terlihat. Full Life Notes bahkan menjelaskan, penyembahan, doa, pujian maupun karunia-karunia rohani dan pelayanan kita tidak akan dipandang-Nya berharga tanpa ketaatan kepada Allah serta kebenaran-Nya.
~ FG