Narcissus, salah satu nama tokoh dalam mitologi Yunani yang digambarkan sebagai sosok sangat tampan, sampai-sampai jatuh cinta terhadap bayangannya sendiri yang tercermin dalam genangan air!
Dari namanyalah, istilah 'narsisme' ataupun 'narsis' muncul. Arti kata itu pun adalah hal atau keadaan mencintai diri sendiri secara berlebihan. Selain itu, kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri, ditandai dengan sikap arogan, terlampau percaya diri, serta egois.
Konon, Narcissus sampai rela mati kelaparan karena berleha-leha, terlena berlama-lama merasa berat meninggalkan pantulan bayangan wajahnya di genangan air. Lalu, di tempat kematiannya tumbuh sebuah bunga. Dan nama bunga narsis pun terangkat dari mitos tersebut.
Bagaimanakah keadaan hati kita hari-hari ini? Masihkah terus-menerus hanya memikirkan diri sendiri, tanpa punya rasa simpati ataupun peduli yang sungguh terhadap kebutuhan, kesusahan maupun pergumulan orang lain?
2 Timotius 3 : 1 – 2 (BIS), "Ingatlah ini: Pada hari-hari terakhir akan ada banyak kesusahan. Manusia akan mementingkan dirinya sendiri, bersifat mata duitan, sombong dan suka membual. Mereka suka menghina orang, memberontak terhadap orang tua, tidak tahu berterima kasih, dan membenci hal-hal rohani."
SEBAIKNYA kauketahui juga, Timotius, bahwa pada masa-masa akhir orang Kristen akan menghadapi banyak kesukaran. Sebab orang hanya akan mencintai uang serta dirinya sendiri; mereka angkuh dan membanggakan diri, mengejek Allah, melawan orang tua dan tidak tahu berterima kasih kepada mereka, dan benar-benar jahat. (FAYH)
Renungkanlah, apakah kita termasuk demikian? Jika tidak, apa yang mesti kita waspadai? Dan jika ada kecenderungan melakukannya, apa yang perlu kita lakukan ataupun hindari?
Hal yang ironis, semakin kita narsis atau egois, makin kita condong berbuat jahat. Sebab, berbagai dosa dapat muncul dari sifat yang terlalu mencintai diri sendiri. Walau banyak orang dunia mungkin mengajarkan bahwa kurang mencintai diri adalah hal yang salah, namun justru ajaran tersebut bertentangan dengan ajaran para hamba-Nya, seperti rasul Paulus.
~ FG