Bersyukur karena Simeon berbeda dari imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan para pemimpin Yahudi waktu itu. Sementara ketiga golongan itu mungkin mengetahui banyak tentang firman Tuhan, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh mengenal Dia ataupun memiliki hubungan dengan-Nya.
Sedangkan, Simeon tidak hanya mengetahui firman, melainkan juga mempercayainya, memilik pengenalan serta pengalaman bersama Tuhan, dan dipenuhi oleh Roh Kudus.
Lukas 2:25 (FAYH), "Pada hari itu seorang laki-laki bernama Simeon, yang tinggal di Yerusalem, berada di Bait Allah. Ia orang yang baik, sangat saleh, penuh dengan Roh Kudus. Ia selalu berharap bahwa Mesias akan segera datang."
Now there was a man in Jerusalem whose name was Simeon, and this man was righteous and devout [cautiously and carefully observing the divine Law], and looking for the Consolation of Israel; and the Holy Spirit was upon him. (AMP)
At that time there was an old man in Jerusalem whose name was Simeon. He habitually did what was pleasing to God and he obeyed God's laws. The Holy Spirit was directing him as he was waiting for God to encourage the Israelite people by sending the Messiah. (DEIBLER)
Dengan hidup dipenuhi oleh Roh Kudus, kita akan dituntun, dibimbing, dan dikuatkan oleh-Nya, memberitahukan, mengajarkan apa yang akan kita lakukan.
Lukas 2:26-27 (BSD), "Roh Allah menyertai dia. Roh Allah mengatakan bahwa ia tidak akan meninggal dunia sebelum melihat Raja Penyelamat yang datang dari Allah. Roh Allah menggerakkan hati Simeon untuk masuk ke Rumah Tuhan. Pada waktu itu, Yesus yang masih kecil itu dibawa masuk oleh Yusuf dan Maria untuk dipersembahkan kepada Tuhan."
And it had been divinely revealed (communicated) to him by the Holy Spirit that he would not see death before he had seen the Lord's Christ (the Messiah, the Anointed One). And prompted by the [Holy] Spirit, he came into the temple [enclosure]; and when the parents brought in the little child Jesus to do for Him what was customary according to the Law. (AMP)
Sementara itu, ketiga golongan tadi, tidak menghidupi apa yang mereka ketahui, malah mengolok-olok, dan tidak mempercayai sungguh-sungguh apa yang dikatakan oleh firman Tuhan.
Matius 27:41-43 (FAYH), "Para imam kepala dan pemimpin Yahudi juga mengolok-olok Dia, dan berkata, "Ia menyelamatkan orang lain, tetapi tidak dapat menyelamatkan diri sendiri! Engkau ini Raja orang Israel, ya? Turunlah dari salib, maka kami akan percaya kepada-Mu. Ia mempercayakan diri kepada Allah. Biarlah Allah menyelamatkan Dia kalau benar Allah berkenan kepada-Nya. Bukankah Ia mengatakan, 'Aku Anak Allah'?"
Pilihannya, bagaimana dengan Saudara dan saya?
Penuhlah dengan Roh Kudus, seperti Simeon.
"Roh Kudus itu Pengajar yang Agung, Guru yang luar biasa." ~ Pdt. Rubin Ong
~ FG