Ke manakah kita cenderung mencondongkan hati ini? Apakah ke hal-hal yang tidak baik, kekeraskepalaan, pemikiran yang salah, ataupun ketidaktaatan pada tuntunan Roh Kudus? Atau maukah kita, dengan pertolongan serta kekuatan-Nya, untuk mengarahkan hati kepada-Nya serta ketetapan-ketetapan-Nya?
Sejumlah ayat dalam firman Tuhan meneguhkan:
Yosua 24 : 23, "Ia berkata: 'Maka sekarang, jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel.'"
1 Raja-raja 8 : 58, "Tetapi hendaklah dicondongkan-Nya hati kita kepada-Nya untuk hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, dan untuk tetap mengikuti segala perintah-Nya dan ketetapan-Nya dan peraturan-Nya yang telah diperintahkan-Nya kepada nenek moyang kita."
Namun, firman-Nya pun mengingatkan supaya berhati-hatilah dalam bergaul ataupun terus-menerus memelihara kebiasaan buruk sebab akan dapat membuat hati kita condong pada hal-hal yang salah, lalu menjauh dari Tuhan.
1 Raja-raja 11:4, "Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya."
Mazmur 141 : 4 (BIMK), "Jauhkanlah aku dari keinginan berbuat jahat. Jangan biarkan aku bergabung dengan orang durhaka dan ikut makan dalam pesta mereka."
Kiranya Allah mengarahkan hati kita pada kasih dan kehadiran-Nya maupun membimbing kita supaya lebih menyadari serta menghargai Dia dalam kehidupan kita sehari-hari.
"Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba." (Mazmur 119:36)
"Telah kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk selama-lamanya, sampai saat terakhir." (Mazmur 119:112)
~ FG