Pernah kita mungkin membaca cerita berikut ini.
Di sebuah lokasi permainan golf, seorang pengusaha sedang bersantai serta belajar bermain golf. Cuaca agak mendung sore itu. Ketika mencoba mengayunkan stik ke arah bola, beberapa kali ia gagal dan selalu menggerutu sambil mencelotehkan kata-kata kasar.
"Yaaah, sialan, tidak kena," ujarnya.
Mencoba dan mencoba, masih belum berhasil. "Sial, tidak kena lagi," omelnya.
Mendengar gerutunya serta sikapnya demikian, seseorang mengatakan kepadanya supaya tenang saja, tidak perlu ngedumel (Jawa: mengeluh, menggerutu) seperti itu, maupun berkata-kata kasar. Acuh tak acuh terhadap perkataannya, ia tetap mengeluarkan kata-kata tidak baik. "Yaaaah, sialan, lagi-lagi tidak kena," ketusnya.
Lalu, ketika hendak terakhir kalinya mengayunkan tongkat golfnya, langit menggelap dan seketika itu juga petir menyambar sangat dekat di posisinya, beruntung pria pengusaha tersebut tidak terkena, tetapi terdengar suara dari atas, "Yah, tidak kena."
Memang hanyalah sebuah ilustrasi, namun dapat membuktikan betapa banyak orang yang cenderung berkeluh-kesah terhadap segala sesuatu. Padahal, dengan bersikap tenang, memikirkan hal terbaik yang masih bisa dilakukan, sambil terus berharap pada Tuhan, maka tidaklah perlu terus-menerus menggerutu, mengeluh ataupun bersikap salah serta kecewa.
Akan selalu ada masalah, kecil maupun besar, dalam kehidupan ini selama kita masih bernapas. Tetapi, bagaimana sikap ataupun respons kita terhadapnya lebih berarti daripada itu semua. Nah, saat nanti menghadapi masalah apa pun, tetaplah tenang, andalkan Tuhan, dan melakukan yang hal yang benar. Tidak perlu menggerutu atau ngedumel.
Ia menaikkan kabut dari ujung bumi, Ia membuat kilat mengikuti hujan, Ia mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya. (Mazmur 135:7)
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. (Kolose 3:15)
~ FG