Hidup kita memang di tangan Tuhan, karena itu pula hendaknya kita tidaklah sombong dengan merasa mampu melakukan segala sesuatunya sendirian ataupun menyepelekan apa yang masih perlu kita kerjakan. Sebab, kita memiliki peran untuk melakukan apa yang masih bisa kita lakukan, di antaranya menjaga kesehatan ataupun pola makan dan lain-lain.
"Kesehatan itu sangat penting," mungkin kalau yang mengatakannya orang yang sehat, kita menganggap biasa. Tetapi, kalau yang mengatakan adalah orang yang sedang sakit keras, "Pokoknya jangan sakitlah," kita mungkin akan benar-benar mempertimbangkannya.
Kita bertanggung jawab atas kesehatan tubuh kita. Berbagai informasi, pengetahuan, dan hal baik yang kita ketahui tentang apa pun yang membahayakan maupun risiko bagi kesehatan, itu tidak akan terlalu kita camkan bila kita tidak mau memiliki tanggung jawab pribadi atas kesehatan kita.
Ps. Juan Mogi bahkan meletakkan poin sehat atau menjadi fit, baik secara tubuh maupun mental, sebagai prioritas nomor dua setelah faktor iman. Setelah fit, barulah prioritas terhadap keluarga, persahabatan, keuangan, serta aktivitas lainnya.
Sebab menurut beliau, tanpa menjadi fit (berdaya tahan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik) terlebih dulu, kita tidak akan bisa kuat pada keempat prioritas yang lain. Maka, kita harus fit atau sehat terlebih dulu. Mungkin saja ada orang-orang yang masih mampu melakukan keempat hal itu walau tidak fit dan tanpa pernah berolahraga—seperti yang dilakukan Aishwarya Rai—namun tidak akan optimal.
Sesuatu yang sehat, yang fit, apa pun itu, pasti bertumbuh. Pikiran yang sehat. Anak-anak yang sehat. Pohon yang sehat. Iman yang sehat. Apa yang menghalangi kita untuk mau sehat dan menjadi fit?
"Saudara yang terkasih, aku berdoa semoga engkau berhasil dalam segala hal. Aku berdoa semoga engkau sehat secara jasmani, sama seperti hidup rohanimu juga sehat" (3 Yoh. 1:2, VMD).
(FG)