Mengandalkan Tuhan perlu pengalaman konkret untuk mengaplikasikannya.
Jika tidak, maka teori ataupun ucapan angin lalu belaka.
Masa-masa seperti ini pun dapat menjadi bukti apakah kita terus mempercayai Allah, mengandalkan Dia, dan mengharap pertolongan-Nya.
Daud memiliki banyak sekali pengalaman yang menunjukkan apakah ia orang yang mengandalkan Allah atau tidak.
2 Samuel 15:25-26 (FAYH):
Lalu raja berkata kepada Zadok, "Bawalah kembali tabut perjanjian Allah itu ke kota. Jika Allah menghendaki, aku akan melihat kembali tabut itu dan Kemah Suci-Nya. Tetapi, bila Ia menganggap bahwa tugasku telah selesai, biarlah Ia melakukan apa yang terbaik dalam pandangan-Nya."
Daud yang harus lari dari kejaran anaknya sendiri, terus mengandalkan Allah dan Allah saja.
Tak bisa terlalu membayangkan kita, bagaimana seandainya Daud tidak mengandalkan Dia. Kepada siapakah ia dapat mencari pertolongan & perlindungan yang sejati?
Dalam masa sesak, ia betul-betul bergantung, berharap pada Allah. Terserah Allah. Sambil terus tetap melakukan yang terbaik yang masih bisa ia lakukan.
2 Samuel 15:31 (VMD):
Ada yang mengatakan kepada Daud, "Ahitofel adalah salah satu di antara orang yang turut mengadakan rencana bersama Absalom." Dan Daud berdoa, "TUHAN, buatlah nasihat Ahitofel itu gagal."
Kita lihat bedanya orang-orang yang mengandalkan Tuhan dengan orang yang tidak mengandalkan-Nya.
2 Samuel 16:10-12 (BIMK), Tetapi raja berkata kepada Abisai dan Yoab abangnya, "Jangan pedulikan. Biarkan saja ia mengutuki aku. Sebab jika TUHAN yang menyuruh dia, siapakah yang berhak menanyakan mengapa ia berbuat begitu?" Lalu Daud berkata lagi kepada Abisai dan kepada semua hambanya, "Anak kandungku sendiri berusaha hendak membunuh aku; mengapa kamu heran melihat kelakuan orang Benyamin ini? Tuhanlah yang menyuruh dia mengutuk aku; sebab itu jangan apa-apakan dia dan biarkan saja dia mengutuk. Mungkin TUHAN akan memperhatikan penderitaan ini dan memberkati aku sebagai ganti kutukan itu."
Daud bisa saja, amat bisa, memakai kekuatan sendiri maupun mengandalkan orang lain, tetapi tidak, ia mau mengutamakan Allah.
Mari jadi orang-orang yang setia pada janji firman-Nya. Jangan meremehkan. Dia sanggup memelihara, mengubah keadaan, membela dan menolong kita.
Andalkanlah Dia.
(FG)