"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan--dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Ef. 2:4-10)
Punyailah motivasi yang tulus. Pun sebenarnya di dalam kasih karunia-Nya, kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dalam arti sekalipun kita ingin membalas kebaikan-Nya, semua itu adalah kasih karunia.
Sampai sekarang pun, kalau kita bisa mengerjakan sesuatu, itu semata-mata bukan karena kemampuan kita, melainkan balik lagi yaitu kehebatan, kasih serta penyertaan Tuhan.
Juga kalau kita menyadari siapa diri kita dalam Tuhan & kasih karunia-Nya, tidak perlu lagi kita selalu menuntut berkat ke Tuhan. Sebab berkat itu pasti Ia berikan. Tuhan ingin menunjukkan, sekalipun kita mengalami sakit, sehat, kaya ataupun miskin, dan dalam keadaan lainnya, Dia tetap mengingat & menyertai kita. Penyertaan-Nya tidak pernah berkesudahan.
Tuhan menginginkan kita merendahkan hati, untuk mengakui siapakah Dia sebenarnya di dalam hidup kita—apakah Tuhan, Raja, dan Juruselamat, ataukah hanya sumber berkat & harus menjawab doa kita? Sebab sebagai siapa kita akui Dia dalam hidup kita, akan menentukan seperti apa cara kita hidup, akankah sembarangan atau dengan berkenan?
(FG)