Sering kali, masalah itu sendiri sebenarnya bukanlah masalah. Melainkan justru sikap, respons atau reaksi kita terhadapnyalah yang menjadi masalah. Bahkan menimbulkan ataupun menambah masalah-masalah baru.
Sebenarnya ada sesuatu positif yang bisa kita pelajari dalam setiap proses ataupun pengalaman hidup. Sehingga kita siap saat menghadapi atau menerima apa pun. Tetapi kita sering punya sikap hati, pola pikir, dan cara pandang yang salah.
"Oleh karena itu, sebagai utusan Kristus saya sudah belajar merasa senang ketika saya mengalami kelemahan, hinaan, kesusahan, penganiayaan atau kesengsaraan. Karena justru waktu saya lemah, saat itulah saya benar-benar mendapat kekuatan!" ((2 Kor. 12:10, TSI)
Rasul Paulus belajar merasa senang berada dalam berbagai-bagai masalah! Mengapa? Supaya ia semakin bersandar dan mengandalkan Allah. Maukah kita seperti itu & tidak segera merespons negatif saat datang suatu masalah?
Kita sering memaksakan cara-cara & kekuatan kita sendiri, maka hasilnya buruk dan merugikan bagi pembentukan karakter kita. Jika kita sempat salah, bertobatlah dan mau belajar melakukan apa yang benar. Jangan sampai slogan Pasti Ada Jalan ataupun Mengatasi Masalah Tanpa Masalah hanya jadi milik perusahaan-perusahaan.
"Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Ams. 3:6)
Ingatlah pada TUHAN dalam segala sesuatu yang kaulakukan, maka Ia akan menunjukkan kepadamu cara hidup yang baik. (BIS)
Dan setiap langkahmu ingatlah apa yang dikehendaki Allah, dan Dia akan menolongmu melakukan yang benar. (VMD)
Biarlah hadirat-Nya memasuki seluruh jalanmu dan Dia akan melindungi kakimu dari jerat. (KSKK)
Dalam segala perbuatanmu utamakanlah Allah, maka Ia akan menuntun engkau dan memahkotai usaha-usahamu dengan keberhasilan. (FAYH)
(FG)