Banyak orang, bahkan selevel hamba Tuhan yang menyerah, ataupun mempunyai keinginan untuk menyerah. Terutama dalam hal untuk dapat terus merasa kuat serta tetap bersemangat menjalani hidup ini, apa pun yang terjadi.
Tahun lalu pun kita mendengar berita seorang hamba Tuhan yang bunuh diri bernama Andrew Stoecklein dalam umur yang masih muda, 30 tahun.
Baru-baru ini juga ada kabar mengejutkan, seorang pendeta muda juga yang berusia 30 tahun mengakhiri hidupnya sendiri, bernama Jarrid Wilson.
Kita tidak tahu sedalam dan seberat apa penderitaan maupun permasalahan dan pergumulan mereka. Tetapi, sedalam apa pun kita terperosok, janganlah pernah lepaskan pandangan Anda pada Yesus. Tetaplah berharap hanya pada Dia.
"Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu." (Mark. 16:7)
…dan kepada Petrus.
Tidak dengan kebetulan nama Petrus, hanya namanya, yang ditulis khusus. Ia pernah berkhianat ke Tuhan, menyangkali-Nya tiga kali. Petrus pasti pernah hancur hati, padahal namanya telah diubah Tuhan menjadi berarti batu karang, batu karang yang teguh. Ia pun sempat kembali ke pekerjaan dan manusia lamanya. Namun, karena kasih-Nya yang besar baginya, Dia ingin mengangkat Petrus kembali supaya tetap kuat, bersemangat menjalani hari-hari dengan kasih yang mula-mula akan Dia.
Petrus tidak menyerah.
Sekalipun Tuhan tak memberimu ini itu, belum membawamu ke mana-mana, dan sekalipun masih terjadi ini dan itu, masihkah engkau mau mengasihi Dia? Tuhan tak menyerah terhadap kita, dan Dia mengasihi kita. Ketahuilah hal ini.
"You can be the air traffic controller of your mental airport. You occupy the control tower and can direct the mental traffic of your world. Thoughts circle above, coming and going. If one of them lands, it's because you gave it permission. If it leaves, it's because you directed it to do so. You can select your thought pattern." (Max Lucado)