Kita semua mempunyai masalah. Lagipula sebenarnya, masalah dapat menjadi ajang kesempatan bagi kita mempraktikkan iman, pengharapan, serta kasih kita kepada Tuhan maupun sesama.
Tidak ada satu pun tokoh Alkitab yang tidak memiliki masalah. Jarang ada satu masalah yang sama yang mereka hadapi; kalaupun ada, barangkali hanya satu ataupun dua kali masalah yang serupa. Allah kita juga begitu kreatifnya menolong mereka, ataupun kita, sehingga berhasil mengatasi dan melewati semua permasalahan dalam hidup ini.
Seumur hidup kita di dalam dunia ini pasti masih ada masalah.
Lagipula, sebenarnya masalah itu sendiri bukanlah masalahnya, melainkan cara pandang kitalah terhadapnya yang justru sering kali lebih menjadi masalah.
"Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang. Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: 'Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?' Kata Musa kepada mertuanya itu: 'Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah. Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah.'" (Kel. 18:13-16)
"Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Ams. 24:10)