Kita mungkin masih mengingat skandal yang mencatut nama Lance Armstrong, "mantan pemenang" ajang bergengsi lomba balap sepeda Tour de France yang dikenal sangat bermedan brutal ini. Mengapa dikatakan mantan pemenang? Karena ternyata hasil investigasi, maupun pengakuannya sendiri melalui sebuah wawancara dengan Oprah Winfrey, menyatakan bahwa ia terbukti melakukan kecurangan dengan memakai doping.
Gelar-gelar juara tujuh kali itu pun dicabut dari namanya.
Sayangnya, banyak sekali atlet yang kedapatan, maupun tidak, melakukan kecurangan seperti itu. Apalagi ada panitia-panitia penyelenggara acara, baik perlombaan ataupun kegiatan lainnya, yang tak kunjung memberikan hadiah dan penghargaan sesuai janji, kesepakatan, serta promosinya.
Bagaimana dengan kita?
Walau mungkin kita bukanlah seorang atlet ataupun pihak penyelenggara suatu acara, apakah kita pun masih mempunyai kecenderungan, bahkan benar-benar melakukan kecurangan—dalam hal keuangan, pekerjaan, studi, pelayanan, maupun yang lainnya? Saya sendiri terkadang masih melakukannya. Sekecil apa pun tindakan curang itu tetap merupakan sebuah kecurangan. Dan meski tidak ada yang melihat atau mengetahuinya, namun kita tahu, serta Tuhan pasti melihatnya.
Kiranya, semakin hari semakin kita mau belajar untuk tidak melakukan kecurangan dalam hal apa pun. Apalagi melakukan sesuatu yang mungkin menyakiti hati Tuhan.
Mazmur 139:24 (VMD), "Pastikanlah bahwa aku tidak melalui jalan yang salah. Tuntunlah aku pada jalan yang selalu benar."
Tunjukkanlah segala sesuatu di dalam diriku yang membuat Engkau sedih dan tuntunlah aku di jalan hidup yang kekal. (FAYH)
Don't let me follow evil ways, but lead me in the way that time has proven true. (CEV)
~ FG