Sebagian besar dari kita mungkin merasa amat mudah untuk ingin segera menyerah ketika menghadapi ataupun mengalami kesulitan-kesulitan tertentu, maupun saat memulai sesuatu yang baru. Mengapa demikian? Apakah memang tabiat atau kecenderungan kita sebagai manusia seperti itu?
Entahkah dalam hal pelayanan, pekerjaan, pelajaran, maupun yang lainnya, sering kali kita merasa bahwa apa yang kita hadapi dan jalani itu, baik yang sulit ataupun baru bagi kita, sebagai sesuatu yang sangat berat, sehingga kita ingin menyerah, mengeluh, serta menganggapnya sia-sia, percuma saja untuk memulai atau melakukannya.
Itukah yang Saudara rasakan saat-saat ini? Terkadang saya juga.
Padahal, kita dapat meminta pertolongan, kekuatan, serta tuntunan hikmat Tuhan. Apakah kita mengingat dan menyadari, bahwa tidak ada pekerjaan atau apa pun yang dilaksanakan dengan kuasa Roh Kudus serta perkenanan-Nya yang tidak penting, melainkan itu semua pasti memiliki arti yang bernilai, menjadi berkat, dan mungkin demi kepentingan kerajaan Allah.
Zakharia 4:10 (FAYH), "Janganlah memandang hina permulaan yang kecil ini karena TUHAN bersukacita melihat pekerjaan itu telah dimulai dan melihat tali unting (bandul pengukur tegak lurus) berada di tangan Zerubabel. Karena ketujuh pelita itu menggambarkan mata TUHAN yang melihat ke mana-mana ke seluruh dunia."
Do not despise these small beginnings, for the LORD rejoices to see the work begin, to see the plumb line in Zerubbabel's hand. For these seven lamps represent the eyes of the LORD that search all around the world. (NLT)
Does anyone dare despise this day of small beginnings? They'll change their tune when they see Zerubbabel setting the last stone in place!" Going back to the vision, the Messenger-Angel said, "The seven lamps are the eyes of GOD probing the dark corners of the world like searchlights." (MSG)
Amsal 24:10 (VMD), "Jika engkau lemah pada masa kesulitan, itulah sesungguhnya kelemahan."
Don't give up and be helpless in times of trouble. (CEV)
~ FG