Sudahkah kita bersyukur karena menjadi anak-anak dari Allah yang hidup?
Kita diberi hak istimewa untuk dapat bercakap-cakap dengan Dia melalui doa, mendengarkan suara serta tuntunan-Nya setiap hari, memiliki hubungan pribadi dengan-Nya, bahkan dianggap sebagai sahabat-Nya?
Galatia 4:7, "Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."
Doesn't that privilege of intimate conversation with God make it plain that you are not a slave, but a child? And if you are a child, you're also an heir, with complete access to the inheritance. (MSG)
Sekarang kita bukan lagi hamba, melainkan anak Allah sendiri. Karena kita adalah anak-Nya, segala milik-Nya adalah milik kita, sebab demikianlah rencana Allah. (FAYH)
Kita pun merupakan keturunan bapa Abraham dari 'jalur rohani' karena percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita, sehingga berhak untuk menerima dan mengalami janji-janji Allah.
Galatia 3:29 (FAYH), "Karena sekarang kita sudah menjadi milik Kristus, kita benar-benar keturunan Abraham, dan segala janji Allah kepadanya menjadi milik kita."
And if you belong to Christ [are in Him Who is Abraham's Seed], then you are Abraham's offspring and [spiritual] heirs according to promise. (AMP)
Furthermore, since you belong to Christ, you are like Abraham's descendants because you trust God as Abraham did, and you will possess/receive all that God has promised. (DEIBLER)
Sudahkah kita bersyukur untuk itu?
I can't wait to see Your eyes onе day, I been thinkin' 'bout it
And it's a blessin' just to think that I can think about it
~ Forrest Frank
~ FG