GBI PRJ (CK7)

Sudah sejak zaman purba, manusia menyembah Allah dengan cara membangun mezbah atau altar, dan mempersembahkan kurban di atasnya. Namun, bagaimana untuk penerapannya saat ini ? Mari sama-sama mempelajarinya. 

Perjanjian Lama :
• Nuh
Sebagai bentuk ucapan syukur Nuh terhadap keselamatan yang Allah berikan, maka ia mendirikan mezbah bagi Tuhan. 

Kejadian 8 : 20
Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.

• Abraham
Selain itu, sebagai bentuk ketaatan demi memenuhi ujian dari Allah, Abraham juga membuat mezbah. Dan sesungguhnya, masih banyak contoh teladan iman yang membangun mezbah, seperti Ishak, Yakub, bahkan umat Israel saat mengembara di padang gurun. 

Kejadian 22 : 9
Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.

Pengertian kurban :
Kata Ibrani ‘qor'ban’ : ‘harga untuk mendekat’ yang memiliki arti ‘sesuatu yang dipersembahkan’ yakni untuk ‘mendekat kepada Allah’. Nah, fungsi utama kurban dari orang Israel adalah untuk penebusan dosa, mereka harus mendekat (‘qarav’) dengan harga nyawa, sehingga kurban-kurban itu diberikan kepada Allah dari hewan atau binatang yang bernyawa (darah) serta sesuai peraturan Allah.

Pada zaman Perjanjian Lama, bangsa Israel mempersembahkan kurban bagi Tuhan yang dilakukan di Kemah Suci pada zaman Musa (Tabernakel Musa), dan di Bait Suci Yerusalem pada zaman raja Salomo, serta nabi Ezra.

Tuhan juga memerintahkan supaya api di mezbah harus terus menyala. 

Imamat 6 : 12 - 13 
Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam.

Bagaimana supaya api tetap menyala di mezbah persembahan ?

1. Senantiasa mempersembahkan kurban bagi Tuhan.
Imamat 6 : 9
Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya : Inilah hukum tentang korban bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di atasnya. 

2. Menaruh kayu di atas mezbah
Imamat 6 : 12b (TB2)
Setiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur kurban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak kurban keselamatan di sana. 

3. Setia hanya mengandalkan api Tuhan, bukan api asing
Imamat 9 : 24 (TB2)
Keluarlah api dari hadapan Tuhan melahap kurban bakaran dan seluruh lemak di atas mezbah. Tatkala seluruh bangsa itu melihatnya, bersorak-sorailah mereka, lalu sujud menyembah. 

Perjanjian Baru :
Yesus diutus dan datang ke dunia sebagai Anak Domba Allah yang dikurbankan, serta Imam Besar kita, Ia rela mati untuk menebus dosa umat manusia. Karena itu, sekali mengikut Tuhan Yesus, tetap setia kepada Yesus. Betapa berharganya darah-Nya yang tercurah bagi kita !

Yohanes 1 : 29
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata : Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

Ibrani 9 : 25
Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.

Dalam konteks mezbah untuk hari-hari ini, apa yang diminta oleh Tuhan untuk umat tebusan-Nya ?

• Mempersembahkan tubuh yang hidup sebagai ibadah yang sejati.
Tiap kali kita ibadah di manapun: gereja, dalam kendaraan, di rumah, dan lainnya, dan mengucap syukur, sesungguhnya kita juga sedang membangun mezbah serta memberikan kurban. Namun, ibadah kita yang sejati ialah hidup dalam kebenaran dan kekudusan bagi Dia. 

Roma 12 : 1
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 

• Memiliki roh yang menyala-nyala untuk mengasihi serta melayani Tuhan.
Jangan biarkan hal apa pun memadamkan semangat api rohani kita di dalam Dia. Bahkan, lebih daripada saat kita melakukan hal-hal yang lainnya. 

Roma 12 : 11
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. 

• Mempunyai iman yang teguh, apa pun yang terjadi.
1 Korintus 3 : 16
Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu ?

1 Korintus 6:19
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri ?

Roma 4 : 20
Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah. 

• Kasih yang tidak pernah hilang.
Tuhan Yesus selalu mengasihi kita. 

1 Korintus 13 : 8
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.

Tuhan Yesus Memberkati