GBI PRJ (CK7)

Yesaya 61 : 1 - 2
Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung. 

Dalam Ayat ini tergenapi saat Yesus lahir dan datang ke dunia, Ia datang menjawab kebutuhan manusia. Ia datang melakukan tugas utama, yaitu mati di kayu salib menebus dosa kita semua. 

Sebagai murid Kristus, kita punya panggilan untuk menjangkau jiwa-jiwa, menjadikan mereka murid Kristus, serta melayani mereka yang memerlukan lasih Tuhan, termasuk mereka yang mengalami luka emosi. 

Luka emosi tidak dapat diperkirakan sebelumnya, memang tidak mudah disembuhkan. Jika tidak dikelola dan dikendalikan dengan benar maka luka emosi dapat mempengaruhi kondisi fisik dan emosi seseorang. Ini menjadi salah satu penyebab berbagai masalah di dalam pernikahan. Dimana luka emosi yang belum sembuh dibawa oleh pasangan suami atau istri akan membawa masalah dalam pernikahan. Mereka akan saling melukai dan membawa pengaruh parenting kepada anak-anak mereka, sehingga anak-anak akan mengalami luka emosi. Lalu saat anak-anak ini masuk dalam pernikahan akan melanjutkan proses ini, menjadi sebuah bola panas yang berlanjut. 

Hati-hati dengan Luka Emosi! Luka emosional, dengan kata lain luka batin, adalah rasa sakit yang dialami dalam dimensi emosional seseorang, kondisi dimana seseorang mengalami penderitaan secara psikologis, perasaan sedih dan sakit yang mendalam, dan terjadinya "ketidakseimbangan emosional" yang signifikan. Luka emosi sering terjadi karena trauma, penolakan, perpisahan, penghianatan, kegagalan, konflik antar pribadi, dan rasa kesepian. 

Gejala-gejala orang yang mengalami luka emosi, yaitu :
• Mudah marah, bahkan over sensitive, emosi sangat mudah meletup, mudah melukai orang lain

• Sulit mengampuni

• Sulit merasakan kasih Tuhan

• Mudah frustrasi, mudah menyerah

• Cenderung melukai orang lain, fokus pada membalas dendam

• Standar / tuntutan yang tidak masuk akal kepada orang lain, terutama orang-orang terdekat

• Putus asa, merasa tak ada harapan

• "Haus" mengejar prestasi, pengakuan atau afirmasi

• "Lari" dari kenyataan bahkan pada perilaku yang tidak bertanggung jawab (Narkoba, pornografi, dst)

• Marah dan memberontak kepada Tuhan 

Luka emosi daoat mengganggu dalam relasi kita dalam keluarga, komunitas, dan dalam pekerjaan. 

Contoh dalam Alkitab yang mengalami luka emosi, yaitu Absalom.

Apakah luka emosi dapat disembuhkan ? Ya dapat sembuh. 

Cara Pulih dari Luka Emosi :

1.   Akui dan hadapi
Mazmur 13 : 1 - 2 
Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 
Berapa lama lagi, Tuhan, Kaulupakan aku terus-menerus ? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku ?
Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari ? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku ?

Dalam ayat tersebut, Daud mengakui luka emosi. Perlu mengakui luka emosi, jangan dipendam, atau menyibukkan ke hal lain. 

2.   Bawa dan serahkan kepada Tuhan
Tuhan mau kita bawa luka emosi kita kepada-Nya secara pribadi. Jikalau kita belum berpaling kepada Yesus dan hanya kepada manusia (konselor, psikolog), maka kita tidak akan pernah disembuhkan. 

3.   Terima pengampunan dan kasih Tuhan
Kita harus investasikan waktu kita di hadirat Tuhan, pusatkan pikiran dan doa kita kepada karakter dan hati Bapa. Sembah, puji Dia, merenungkan kesetiaan, kebaikan, ketulusan, kemurahan, pengampunan Dia. Jangan emosi dan luka hati kita menghalangi untuk datang kepada Tuhan. 

Hanya karena kasih Allah-lah, kita masih memiliki kekuatan untuk mengasihi meskipun sudah disakiti.
(Juan Intan Kanggrawan) 

4.   Ampuni yang sudah melukaimu
Mengampuni seringkali merupakan proses terus menerus dan bukan suatu tindakan "sekali jadi", sampai pulih. Setiap kali Anda teringat orang tertentu dan merasa sakit, ampunilah dia. 

5.   "Isi Ulang" pikiran dan hatimu
Mazmur 119 : 105
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 

Dengan membaca, mempelajari, dan merenungkan Firman Tuhan, kita mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang siapa Allah, identitas kita dalam Kristus, dan janji-janji-Nya. 

Firman Tuhan memberikan penghiburan, hikmat, dan pedoman dalam proses pemulihan. 

6.   Bersekutu dalam komunitas yang sehat
Ibrani 10 : 24 - 25
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. 

Libatkan diri dalam komunitas Cool, komunitas yang peduli, komunitas yang sehat, saling menguatkan, saling mendukung, dan saling mendoakan. Ini penting dalam memulihkan luka emosi. Dukungan, doa bersama, dan nasihat dari sesama orang percaya, dapat memberikan dukungan emosional dan spiritual yang diperlukan dalam proses penyembuhan. 

Hampiri Dia, terima dan alami kasih dan pemulihan dari-Nya. 

Tuhan Yesus Memberkati