GBI PRJ (CK7)

Kisah Para Rasul 1:8-9 
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.

Sebagai orang Kristen, apakah kita memiliki kuasa-Nya? Sebab, pesan Tuhan Yesus sebelum naik ke surga ialah kita akan menerima kuasa, maka kita akan menjadi saksi-Nya, dengan kata lain 'brand ambassadors' kerajaan surga. Terutama karena kita serupa dan segambar dengan Dia (Kejadian 1:26, 28). Dengan kuasa-Nya, sesungguhnya kita bisa menaklukkan masalah rumah tangga, ekonomi, kesehatan, dan lainnya karena mempunyai kuasa itu.

Namun, menjadi Kristen berpuluh tahun, sudah melayani, tidak menjamin seseorang mengalami kuasa itu. Padahal dengan mengalaminya, kapasitas kita diperluas, menjadi kepala dan bukan ekor, pemenang dan bukan pecundang, serta tetap naik dan bukan turun. Karena itu, mari jadilah orang-orang yang punya kuasa ilahi karena akan berbeda kehidupan kita.

Mikha 7:11-12 
Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali; pada hari itulah perbatasanmu akan diperluas. Pada hari itu orang akan menghadap engkau dari Asyur sampai Mesir, dari Mesir sampai sungai Efrat, dari laut ke laut, dari gunung ke gunung.

Yesaya 54:2-3 
Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.

1 Tawarikh 4:10
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.

Namun, apakah justru kita malah seperti anak bungsu maupun si sulung yang sama-sama terhilang (Lukas 15:28-29, 31) dan tidak mengalami perubahan sebab tanpa kuasa? Sebagai anak-anak Bapa dan kesayangan-Nya, semestinya kita memiliki kuasa. Sebab itu, Iblis berusaha mencuri serta merusak identitas kita itu. Apalagi, membuat kita menolak kuasa Tuhan (Lukas 13:10-11, 16).

Bagaimana dengan kita hari-hari ini?

Nah, kita akan lihat lima ciri khas orang yang tanpa kuasa, apalagi karena masih terikat roh jahat. Jika juga ada pada kita, berdoalah kepada Tuhan untuk melepaskannya.

•    Pola pikir yang salah (Kejadian 16:1-2). 
Jangan meniru Sara yang sempat berpikir salah, padahal Allah sendiri telah berjanji akan memberkati keturunan mereka (Kejadian 22:16-18). Bapa di surga sangat mengasihi kita, karena itu janganlah memiliki asumsi yang salah terhadap Dia. Pikiran adalah medan perang (Filipi 4:8). Pikirkanlah yang positif tentang Tuhan maupun hidup kita. Minta Dia untuk melepaskan kita dari pikiran yang terpenjara. Saring apa yang baik dan tidak baik. 

•    Tidak menjaga hati (Amsal 4:23).
Jaga hati lebih penting daripada lainnya atau tampilan luar. Jadi, Tuhan bukan tertarik melihat kegiatan atau penampilan kita yang hebat, melainkan bagaimana dengan hati kita. Belajarlah dari Daud. Jangan sampai mengalami jenis-jenis hati yang salah berikut ini, yaitu: terus menyimpan sakit hati, iri hati, panas hati atau mudah emosi, tawar hati seperti istri Lot, mendua hati atau bimbang, dan tinggi hati alias sombong.

•    Bermain-main dengan dosa.
Ingat, pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Dan Tuhan kita bukan Allah yang bisa dipermainkan. Lepaskan keinginan-keinginan daging kita (Lukas 8:27-28). Masuklah dalam hadirat Tuhan, memuji serta menyembah Dia. Semakin intim dengan Tuhan. 

•    Egois. 
Apakah kita terus-menerus hanya memikirkan diri sendiri saja? Jika sudah diberkati, dikuatkan, diampuni, dan dilayani, semestinya sekarang kitalah yang memberkati, menguatkan, mengampuni, serta melayani supaya kehidupan kita berdampak. 

•    Selalu banyak alasan.
Jika selalu banyak alasan atau masih "ngeles", tidak ada gunanya dan tidak akan punya kuasa. Belajarlah dari Petrus, yang walaupun pernah salah serta mengkhianati Gurunya, ia mau bertobat serta rela ditegur ketika bersalah, sehingga Tuhan memakai dia dan membuat banyak orang bertobat maupun mengalami pemulihan, mujizat, serta kesembuhan. 

Hari-hari ini, maukah kita menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kuasa? Ataukah, sekadar menjadi Kristen yang tanpa kuasa Tuhan? Percayalah, kita perlu kuasa-Nya, apalagi Tuhan Yesus sendiri yang berjanji kita akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun atas kita. Karena itu, libatkan Roh Kudus supaya Ia yang menuntun hidup kita, sebab tanpa Roh Kudus kita tidak akan punya kuasa.

Tuhan Yesus Memberkati