GBI PRJ (CK7)

Merupakan sebuah sukacita yang terbesar sebenarnya, bahwa salah satu yang membuat kita berbahagia menjadi umat Kristen adalah kita memanggil Allah sebagai Bapa, dan kita anak-anak-Nya. Bahwa kita mempunyai Bapa yang baik, dan mengasihi setiap kita.

3 Yohanes 1 : 4
Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.

Tentunya, sebagai bapa yang baik, tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar anak-anaknya hidup dalam kebenaran. Kita sebagai orangtua, khususnya para bapa, seberapa banyak harta yang kita miliki, jabatan, dan lainnya tidaklah sebanding dengan sukacita kalau anak-anak kita hidup dalam kebenaran. 

Hubungan antara bapa atau ayah dan anak merupakan sesuatu yang bersifat personal dan unik. Demikian halnya, hubungan kita dengan Tuhan merupakan sesuatu yang personal, intim, dan unik. Dan Dia adalah Bapa yang baik. 

Menjadi bapa yang baik bukan berarti selalu menuruti atau melakukan apa pun yang kita inginkan, sehingga sering terjadi kekecewaan ketika doa kita tidak terjawab, atau keinginan kita tidak terpenuhi, dan yang kita harapkan tidak menjadi kenyataan. Adakalanya, Dia menjawab doa dan memenuhi permohonan kita, tetapi tidak selalu Ia melakukan sesuai apa yang kita kehendaki. Seperti halnya kita membesarkan anak-anak kita, adakalanya kita menuruti keinginan mereka, tetapi adakalanya tidak, walaupun mungkin rasanya berat, tetapi karena ada satu pelajaran dan nilai kehidupan yang kita ajarkan supaya mereka senantiasa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. 

Ada empat prinsip mengenai bapa yang baik : 

•    Bapa yang baik mendisiplinkan.

Ibrani 12 : 5 - 6 
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

Bapa yang baik mendidik, mendisiplinkan anak-anaknya. Alkitab juga mangatakan, Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dengan kata lain adakalanya Ia “menghajar” atau agak keras menegur kita mengenai suatu nilai kehidupan. Kenapa? Karena peduli, sebab bapa yang baik wajib mendisiplinkan anak-anaknya, dan kita harus belajar dari sebuah kesalahan ataupun kegagalan supaya menjadi pribadi yang lebih dewasa, kuat, dan tangguh.

•    Bapa yang baik mempersiapkan.

1 Samuel  16 : 11
Lalu Samuel berkata kepada Isai : "Inikah anakmu semuanya ?" Jawabnya : "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai : "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."

Jangan seperti Isai yang tidak peka ataupun mempersiapkan Daud juga, sekalipun mungkin ia anak yang paling bungsu dan hanya menggembalakan kambing domba. Bahkan, seolah ayahnya itu tidak adil terhadap anaknya, dan tidak menganggap dia. Padahal, Daud justru terbiasa menggembalakan, melindungi kambing domba ayahnya dari serangan singa ataupun beruang, dengan kata lain ia sedang dipersiapkan supaya kelak waktunya tiba, ia sanggup menghadapi raksasa Goliat.

1 Samuel 17 : 34 – 35
Tetapi Daud berkata kepada Saul : "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.

Mungkin saat ini kita mengalami kegagalan demi kegagalan, atau keadaan yang tidak adil, tetapi mungkin sesungguhnya Allah, Bapa yang baik, sedang mempersiapkan kita melalui setiap macam proses kegagalan, tantangan yang ada, supaya ketika tiba waktunya, Tuhan mendapati kita siap menggenapi rencana dan panggilan-Nya bagi setiap kita. Percayalah, Bapa yang baik tidak mengabaikan ataupun meninggalkan kita. Ia sedang mempersiapkan, membentuk karakter, cara kita, mentalitas, iman, dan pengharapan kita nanti siap. 

Filipi 4 : 19
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

•    Bapa yang baik mewariskan.

Amsal 13 : 22  
Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.

Bapa yang baik mengerti harus ada yang diwariskan, diturunkan kepada anak-anaknya. Bapa yang baik mengerti tidak semua tentang dirinya sendiri, melainkan anak-anak dan keturunannya. Tuhan sebagai Bapa yang baik sudah mempersiapkan warisan terbesar bagi setiap kita. Apa yang Ia wariskan dan persiapkan untuk kita itu jauh lebih bernilai dan  berharga dibandingkan apa pun yang dunia dapat tawarkan.

Yohanes 14 : 27 
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Walau hari-hari ini, kita merasa tidak ada yang baik, serta hidup tidak mudah, tetapi percayalah Bapa yang baik pasti mewariskan dan memberikan jauh lebih bernilai daripada apa yang bisa dunia tawarkan dan berikan. Mungkin begitu banyak tantangan, persoalan, dan permasalahan, namun Tuhan memberikan damai sejahtera bagi setiap kita anak-anak-Nya, dan apa yang Ia berikan tidak sama dengan apa yang dunia berikan. Apa pun yang sedang kita hadapi saat ini, Tuhan sudah memberikan damai sejahtera, jadi janganlah gelisah dan gentar hati. 

•    Bapa yang baik mengenal setiap kita.

Yohanes 10 : 14 - 15  
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.

Kabar baik bagi kita adalah memang dalam hidup ini kita harus membaca firman Tuhan, belajar lebih intim mengenal Tuhan, tetapi lebih daripada itu, Bapa di surga mengenal setiap kita. Ia mengetahui apa pun yang kita perlukan dan butuhkan. Dia mengerti apa yang sedang kita alami, bahkan Dia rindu berjalan bersama kita anak-anak-Nya melewati setiap tantangan, persoalan, permasalahan hidup. Karena itu, jangan keraskan hati kita. Jujurlah kepada-Nya. Itulah indahnya hubungan kita dengan Bapa yang mengenal setiap kita. Dekatkan diri kita lebih lagi dengan-Nya, rasakan kebaikan dan kasih-Nya, Dia Allah, Bapa yang baik bagi setiap kita.

Matius 7 : 11
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga ! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

1 Tawarikh 17 : 27 
Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya.

Berkat Tuhan masih tersedia bagi setiap kita. Bagian kita adalah belajar percaya, berharap, dan bersandar kepada Tuhan, karena Dia adalah Bapa yang baik.

Tuhan Yesus Memberkati