GBI PRJ (CK7)

Sebagai orang percaya, kita harus siap menerima penolakan demi penolakan dimanapun kita berada. Penolakan bukan menjadi ukuran bahwa tempat itu bukan ladang kita, tapi ukuran kita adalah apakah Tuhan menghendaki kita berada disana.

Ada berbagai cara penolakan seseorang kepada kita; hal itu bisa dengan cara yang manis, atau pahit, bisa langsung atau tidak langsung. Kadang hal ini membuat kita menjadi sedih, marah, dan kecewa.

Ketika kita merasa sangat terluka akibat penolakan, ingatlah bahwa Yesus memahami apa yang kita rasakan. Karena Dia pernah mengalaminya. 

Yesus pernah ditolak di Nazaret.

Markus 6 : 1 - 6a
Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata : Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu ? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya ? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya ? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon ? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita ? Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka : Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya. Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar. 

Yang terjadi adalah di Sinagoge tempat Yesus ditolak, dimana seharusnya di tempat ini orang  berjumpa dengan Tuhan Yesus.

Mengapa Yesus mengalami Penolakan ?
• Latar Belakang KeluargaNya
Ayat 3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon ? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita ? Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

• Pendidikan-Nya
Ayat 2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata : dari mana diperoleh-Nya semua itu : Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya ? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya ?

Kita direndahkan karena dianggap tingkat pendidikan rendah tidak dapat melakukan hal besar.

• Pekerjaan-Nya.
Ayat 3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon ? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita ? Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

• Keadaan Fisik

• Ketidak percayaan
Ayat 6a Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.

Ketidakpercayaan membuat kita tidak mampu mengalami perbuatan-perbuatan ajaib yang Tuhan lakukan dalam hidup kita pribadi, keluarga maupun persekutuan.

Penolakan mempengaruhi kestabilan emosi seseorang. Gejalanya antara lain :

1. Perasaan tidak layak dan tidak mampu.
2. Perasaan tidak diterima, sehingga menjadikan orang menyendiri.
3. Perasaan bersalah.

Dari setiap penolakan-penolakan yang dialami ini, ada satu hal yang perlu kita lihat dari teladan Yesus, yaitu :

• Yesus setia pada panggilan-Nya.

Dalam ayat 6b Yesus ditolak dimana-mana namun Ia tidak berhenti melayani. Karena Ia tahu panggilan-Nya di bumi ini, Ia bukan mencari pengakuan di bumi ini, Ia tahu tugas Bapa-Nya untuk menyelamatkan manusia di bumi. 

Jangan pernah menyerah, namun fokus pada panggilan-Nya sampai selesai. Jangan sampai waktu dan kesempatan kita habis karena memikirkan apa kata orang.

Kita memiliki pilihan untuk : 
mengemis akan kasih dari orang atau meneriam kasih yang Tuhan sudah sediakan untukmu dan menggunakan kasih itu untuk tetap setia pada panggilan-Nya.

Jadi daripada kita menganggap penolakan sebagai akhir dari segalanya, marilah kita menganggap penolakan sebagai awal dari segalanya. 

1 Petrus 1 : 18 - 19
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Yesus mengasihi kita. Satu-satunya penerimaan sejati hanya oleh Yesus kepada kita.

Yesus terus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar. Ia tidak pernah berhenti walau mengalami penolakan demi penolakan sampai Ia menyelesaikan tugas Bapa-Nya, sehingga kita menerima pengampunan atas dosa  kita dan keselatamatan-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati