GBI PRJ (CK7)

Moment ketika pemburu mendapatkan mujizat-Nya, bukankah kita semuanya rindu untuk menerima dan mendapatkan mujizat Tuhan. 

Sama seperti seorang pemburu ketika memburu, dia mempunyai moment-moment penting, yang paling krusial saat mereka akan menangkap buruannya, begitu juga bagi kita ketika kita sedang menantikan mujizat Tuhan ada moment-moment penting saat kita berada dalam jarak terdekat dengannya. Ketika harga yang harus dibayar untuk sebuah mujizat begitu mahal, langka dan personal. Dikatakan mahal karena belum tentu bisa dibayar dengan uang atau materi yang kita miliki, langka karena tidak terjadi setiap saat, butuh situasi tertentu, dan kadang situasinya kita rasa tidak pas, personal karena tidak dapat dialihkan dan digantikan untuk diberikan kepada orang lain. Oleh karena itu mujizat layak untuk kita buru, namun seberani apa kita membayarnya dan sebesar apa iman kita berharap ?

Kita akan belajar dari 2 orang pemburu mujizat berikut :

1. Yairus
Markus 5 : 21 - 24
Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya : Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup. Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

Seorang kepala rumah ibadat - Sinagoga - di daerah Kapernaum.

Fakta tentang Yairus :
a. Seorang tokoh masyarakat, pemimpin dan penyelenggara suatu ibadah, ini berarti tokoh terpandang pada masa itu. Bukan pengikut Kristus, sebab Yesus pada saat itu seperti selebriti di mana orang-orang berbondong-bondong mengikuti-Nya karena mujizat dan tanda-tanda heran yang Dia lakukan, sehingga tokoh-tokoh masyarakat dan pemimpin rumah ibadah termasuk Yairus pada saat itu merasa bahwa Yesus adalah rivalnya.

b. Anak perempuannya yang berusia 12 tahun sakit dan hampir mati.

c. Apa pandangan orang apabila seorang kepala rumah ibadat memohon kesembuhan dari Yesus yang bukan siapa-siapa dan seorang rival ?

2. Perempuan najis
Markus 5 : 25 - 28
Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya : Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.

Selama 12 tahun menderita pendarahan, pada masa itu dianggap najis karena penyakitnya tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga dikucilkan dari masyarakat.

Fakta tentang perempuan najis :
a. Seorang perempuan yang selama 12 tahun sakit pendarahan, hidup dalam penolakan masyarakat karena najis.

b. Sudah berobat kemana-mana sampai miskin namun tidak kunjung sembuh.

c. Apakah mungkin seorang najis mendapatkan kesembuhan lewat sentuhan tangan ?

Ada tantangan yang harus mereka, Yairus dan perempuan najis, hadapi untuk memburu mujizat dari Tuhan Yesus. Pasti ada banyak dilema yang mereka alami berkaitan dengan fakta atau situasi yang sesungguhnya.

Seberapa beranikah ketika seorang kepala rumah ibadat harus merendahkan diri memohon kesembuhan kepada Yesus atau ketika seorang perempuan najis menyentuh Yesus dengan taruhan nyawa ? Sebesar apa iman mereka kepada Yesus ?

Apa yang dapat kita pelajari ?

1. Yairus
Ketika kesombongan, harga diri, jabatan, penilaian orang dan bahkan pelayanan membuat kita berjarak dengan mujizat, oleh karena itu kita belajar untuk memiliki kerendahan hati.

Kerendahan hati menghancurkan jarak, jadi ketika kita rindu untuk mendapatkan mujizat, yang menggerakkan kita adalah kerendahan hati, sebab pada detik-detik terakhir akan ada saat di mana semua yang kita andalkan sudah tidak berarti dan berguna lagi.

Galatia 1 : 10
Jadi bagaimana sekarang : adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah ? Adakah kucoba berkenan kepada manusia ? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

2. Perempuan najis.
Ketika rasa tidak layak menjauhkan kita dari mujizat. Ketidaklayakan membuat kita tidak mampu untuk mendekatkan diri kepada mujizat, sehingga berusaha menempatkan diri berada sejauh mungkin dan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi. Perempuan najis itu sembunyi-sembunyi menyentuh jubah Yesus dan menerima mujizat.

Penerimaan menghancurkan jarak, sebab jarak tersebut terjadi karena adanya  kenajisan dan dosa.

Ada kasih karunia Tuhan yang disediakan bagi kita, kita dilayakkan dan dibenarkan. Tuhan menerima kita bahkan ketika kita telah melakukan dosa atau dalam keadaan najis. Oleh karena itu, beranikan diri menghampiri takhta kasih karunia, segera tinggalkan dosa, jangan berlama-lama tinggal didalamnya, dan menerima kasih karunia Tuhan untuk mendapatkan pertolongan kita.

Ibrani 4 : 16
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Jaminan utama mujizat adalah perkataan Yesus : Jangan takut, Percaya saja. Ini merupakan perkataan yang menggambarkan penerimaan Yesus terhadap setiap kita yang merasa tidak layak.

Markus 5 : 36
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat : Jangan takut, percaya saja !

I think the reason we sometimes have the false sense that God is so far away is because that is where we have put Him. We have kept Him at a distance, and then when we are in need and call on Him in prayer, we wonder where He is, He is exactly where we left Him. - Ravi Zacharias -

Ketika Yairus menempatkan Yesus sebagai rivalnya, dan perempuan najis menempatkan Yesus sejauh mungkin, menyembunyikan diri dari mujizat maka mereka tidak akan mendapatkan mujizat tersebut. Sama seperti kita ketika kita jaga jarak sama Tuhan, kita pikir masih sanggup dan mampu, masih ada yang diandalkan atau tidak mau mengakui dosa-dosa kita, bersembunyi maka kita tidak akan menerima mujizat, doa tidak dijawab-jawab oleh Tuhan.

Hari ini ketika kita menjadi pemburu mujizat, mari rendahkan diri, tersungkur, dan memberanikan diri untuk datang ke hadapan Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati