GBI PRJ (CK7)

Roma 12 : 3
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Firman Tuhan mengingatkan kita, bahwa janganlah kita berpikir “lebih tinggi” daripada yang sepatutnya dan sebaiknya saja untuk kita pikirkan, di mana kita diminta untuk berpikir sesuai dengan kemampuan kita, fakta, dan kenyataan serta menggunakan akal budi untuk mengambil keputusan maupun mempertimbangkannya dengan yakin, tegas, dan bersifat membangun. 

Firman-Nya juga mengingatkan supaya kita dapat berpikir begitu rupa dengan sebaik-baiknya, tidak menyimpang, dan sesuai firman Tuhan. 

Dengan kata lain, berpikirlah secara positif. Sebab, mungkin banyak orang yang masih berpikir buruk, negatif, pesimis, khawatir, cemas karena memikirkan banyak hal yang belum tentu terjadi, ataupun putus asa begitu saja, terutama ketika mengalami banyak tantangan, masalah kehidupan, hal dan keadaan yang menyulitkan.

Namun, Tuhan mau kita juga belajar menguasai diri, artinya mengendalikan emosi, pikiran, maupun hawa nafsu, maka apa pun sekiranya yang terjadi serta kita hadapi, kita akan mampu untuk tetap memilih menjadi orang-orang yang bermental dan berpikir positif. Apalagi karena kita berjalan bersama Tuhan, mengharap kepada-Nya, dan mengandalkan Dia.

Habakuk 3 : 17 - 18
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.

Bayangkan, lihatlah teladan hamba-Nya, Habakuk, yang sekalipun keadaan di luar dirinya sangat mengecewakan, namun ia tetap berpikir positif, serta mempercayai Allahnya. 

Habakuk melayani Allah bukan karena berkat-Nya, tetapi karena Dia adalah Allah yang berdaulat dan mahakuasa. Apa pun yang terjadi, Habakuk memilih untuk bersukacita di dalam Allah, yang mampu menyelamatkan, menguatkan, dan memberi kemenangan. 

Tetapi pertanyaannya, cukupkah bagi kita anak-anak Tuhan, orang Kristen untuk sekadar berpikir positif ? Jika orang-orang dunia juga melakukannya, maka apa perbedaannya dengan kita ?

Berpikir positif itu baik, namun bagi kita anak-anak-Nya, perlu menambahkan dengan iman. 

Mengapa ? Karena orang-orang yang berpikir positif, optimisme seperti halnya yang dilakukan oleh orang-orang dunia, belum tentu memiliki iman. Sebaliknya, jika kita beriman, maka akan menolong kita untuk lebih mampu dalam berpikir apa yang lebih baik, positif, berpengharapan pasti dalam Tuhan, dan hidup dengan cara yang benar.

2 Korintus 5 : 7
Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.

Ibrani 11 : 1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Ibrani 10 : 38
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.

Yakinlah, karena kita memiliki Allah yang hidup, maka kita dapat tetap beriman dan percaya kepada-Nya, dan apa pun yang terjadi, kita akan senantiasa berharap, mengandalkan Tuhan, dan mengalami kemenangan demi kemenangan.

Tuhan Yesus Memberkati