GBI PRJ (CK7)

2024 adalah Tahun untuk Bangkit, Jadi Teranglah!

Yesaya 60 : 2 - 3 
Sebab, sesungguhnya kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu.

Kalau kita bangkit dan menjadi terang, maka bangsa-bangsa dan raja-raja akan datang kepada terang yang terbit atas kita. Artinya, terjadi penuaian jiwa secara global. Tuhan Yesus berkata dalam Matius 5 : 14 - 16, bahwa kita terang dunia. Hendaknya, terang kita bercahaya di depan semua orang, supaya mereka melihat perbuatan kita yang baik, dan memuliakan Bapa di surga. Kalau kita bangkit, dan jadi terang, bukan hanya akan banyak orang bertobat, serta percaya Yesus, tetapi juga akan menyenangkan hati Tuhan, karena mereka memuliakan Bapa.

Bangkit, dan jadi teranglah, artinya juga kita harus menyelesaikan Amanat Agung. Itulah tugas utama kita sebagai orang percaya. Hal ini sesuai perintah Tuhan Yesus. 

Matius 28 : 19 - 20
Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.

Ketika Yesus ditanya murid-murid-Nya tentang tanda kedatangan-Nya dan kesudahan dunia, maka Ia mengatakan, kalau Injil sudah diberitakan di seluruh dunia, menjadi kesaksian bagi semua bangsa (Matius 24:14), dengan kata lain saat Amanat Agung sudah selesai, maka Tuhan Yesus akan datang kembali.

Sesuai yang tertulis dalam Kisah Para Rasul, mengenai proses penyelesaian Amanat Agung, di sana terdapat hal-hal sebagai berikut: Tuhan Yesus menargetkan penyelesaian Amanat Agung mulai dari Yerusalem, kemudian Yudea, Samaria, dan akhirnya sampai ke ujung bumi.

Untuk itu, hal pertama yang dilakukan Tuhan Yesus adalah mencurahkan Roh Kudus bagi para murid, supaya mereka menjadi saksi-Nya. Murid-murid dipenuhi dan dibaptis Roh Kudus dengan tanda awal berbahasa roh. Setelah itu, mereka menerima kuasa Allah untuk melakukan tanda-tanda heran dan mukjizat. Yang lebih penting, cara hidup jemaat berubah, yaitu suka membaca Alkitab, berdoa, hidup dalam unity atau satu hati, senang memberi, memuji Allah, dan bergembira, tulus hati atau hidup berintegritas. Sehingga, mereka disukai semua orang, dan tiap-tiap hari jumlah orang yang diselamatkan oleh Tuhan menjadi bertambah. 

Semua peristiwa tersebut terjadi di Yerusalem. Pertanyaannya, apakah Amanat Agung sudah selesai? Belum, sebab harus ke Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Jadi, proses target berikutnya, ialah Yudea dan Samaria. Supaya mereka pergi ke Yudea dan Samaria, ternyata melalui adanya aniaya. Karena dianiaya, maka mereka harus lari dari Yerusalem ke Yudea dan Samaria, sambil memberitakan Injil. Hanya para rasul yang tinggal di Yerusalem (Kisah Para Rasul 8:1).

Aniaya terhadap gereja itu "diperlukan” supaya tidak tinggal di comfort zone, melainkan harus pergi, menjadikan semua bangsa sebagai murid Tuhan Yesus. Pertanyaannya, apakah Amanat Agung sudah selesai? Belum, karena harus sampai ke ujung bumi. Untuk itu, Tuhan Yesus memberikan suatu paradigma baru dalam pelayanan. Selama ini, pengertian keselamatan hanyalah untuk orang Yahudi. Tetapi, dari peristiwa pengalaman Kornelius, ternyata yang bukan orang Yahudi juga diselamatkan. Jadi, keselamatan jiwa dalam kekekalan bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi semua bangsa, termasuk Indonesia!

Perlu digarisbawahi, proses penyelesaian Amanat Agung yang ditulis di Kisah Para Rasul bukan untuk waktu itu saja, tetapi polanya berlaku sampai hari ini, bahkan sampai Tuhan Yesus datang kembali untuk yang kedua kali. 

Pencurahan Roh Kudus yang terjadi di kamar loteng, sekitar 2.000 tahun yang lalu, disebut sebagai Pentakosta Pertama yang dahsyat, sebab dalam kurun waktu beberapa ratus tahun, sekitar 70% dari penduduk dunia yang ada waktu itu, yang berada di bawah pemerintahan kekaisaran Romawi, menjadi Kristen. Namun, apakah Amanat Agung sudah selesai? Belum. 

Pada tahun 1906, Roh Kudus dicurahkan di Azusa Street Revival. Hamba Tuhan berkulit hitam, William Seymour, dipakai oleh Tuhan. Ini disebut sebagai Pentakosta Kedua yang juga dahsyat, sebab memunculkan Gerakan Pentakosta dan Karismatik. Sampai saat ini, sekitar 700 juta orang yang diberdayakan oleh Roh Kudus. Tetapi, apakah Amanat Agung sudah selesai? Belum.

Karena itu, hari-hari ini, Roh Kudus dicurahkan besar-besaran! Ini disebut Pentakosta Ketiga, yaitu:

•    Pencurahan Roh Kudus yang dahsyat di zaman ini, melebihi yang terjadi di Azusa Street.

•    Pentakosta Ketiga akan mengakibatkan penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.

•    Pentakosta Ketiga akan membangkitkan generasi Yeremia, yakni anak-anak muda yang dipenuhi oleh Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan akan bergerak untuk memenangkan banyak jiwa.

•    Pentakosta Ketiga lahir di Indonesia, dan akan bergerak dari Timur ke Barat, dan kembali ke Yerusalem.

•    Pentakosta Ketiga akan memberikan kuasa untuk menyelesaikan Amanat Agung, dan setelah itu Tuhan Yesus datang kembali.

Pada tahun 2009, Tuhan berbicara kepada saya, bahwa sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali, akan terjadi pencurahan Roh Kudus yang dahsyat. Pada tahun 2013, sewaktu konferensi Empowered21 Asia di SICC, Tuhan memberikan nama untuk pencurahan Roh Kudus ini sebagai Pentakosta Ketiga.
 
Pada tahun 2013 itu juga, ketika Global Council Meeting Empowered21 di Hawaii, Tuhan memberikan visi, bahwa pada Pentakosta 2033, setiap orang akan mendapatkan kesempatan untuk berjumpa secara autentik dengan Tuhan Yesus melalui kuasa dan hadirat Roh Kudus. Saya bertanya-tanya tentang visi ini. Sampai akhirnya, pada Mei 2022, ketika World Prayer Assembly kedua di SICC secara hybrid, ada tiga pembicara yang berbicara tentang tahun 2033, yaitu Billy Wilson, Rick Warren, dan Nicky Gumbel. Pada saat itu, saya menerima pengertian dari Tuhan, dan saya berkata: “I got it. I got it. I got it!”

Pada Juli 2022, sewaktu memulai renovasi Azusa Street Prayer Tower, yang dihadiri Billy Wilson, dan Tim Hill, saya bersaksi tentang ini. Saya percaya, saat itu kami sepakat bersama, “I got it.”

Pada Juni 2023, Empowered21 Global mengadakan konferensi di Amsterdam yang temanya EVERYONE, dan membicarakan tahun 2033. Di akhir dari konferensi itu, Tuhan menyuruh saya mengadakan EveryOne Asia 2024, Reaching Every Person on Earth, pada 03 - 05 Juli 2024 di SICC. Ketika di Amsterdam, kami para pemimpin membicarakan hal ini. Konferensi tersebut merupakan trigger Kebangunan Rohani Global, terutama untuk next generation.

Pada 15 Maret 2024, Tuhan memberi saya pengertian bahwa kebangunan rohani yang terbesar dan terakhir sudah dimulai. Saya sangat bersukacita mendengarnya, sebab momen ini yang sudah lama saya tunggu.

Pada 16 Maret 2024, saya mendapatkan konfirmasi pertama tentang hal ini ketika James W. Goll bernubuat bahwa sekarang kebangunan rohani yang besar, dan kebangkitan generasi anak-anak muda sudah dimulai. Konfirmasi kedua adalah pada Juli 2024 ini, Church of God akan mengadakan General Assembly yang ke-79 di Indianapolis, Amerika Serikat, yang temanya “HARVEST NOW”.

Seperti yang Rick Warren sampaikan, bahwa gol atau tujuan menyelesaikan Amanat Agung adalah tahun 2033. Kita harus memfokuskan diri kita untuk tahun 2033. Tuhan memberi pengertian, bahwa saat ini kita seperti Israel yang di bawah pimpinan Yosua memasuki Tanah Perjanjian. Seperti kitab Yosua 3 : 4, yang berkata bahwa kita belum pernah melalui jalan ini sebelumnya, maka kita juga menuju tahun 2033, Tuhan berkata bahwa kita belum pernah melalui jalan ini sebelumnya. Kalau Israel waktu itu dituntun oleh tabut Allah, maka saat ini kita dituntun oleh Roh Kudus.

Supaya mengerti tuntunan Roh Kudus, kita harus banyak berdoa, memuji, dan menyembah Tuhan dalam unity, siang dan malam. Dan saya percaya, pola penuaian jiwa menuju tahun 2033, polanya seperti yang terjadi di Asbury Revival, yaitu mereka berdoa, memuji, dan menyembah Tuhan dalam unity, siang dan malam.

Selain itu, supaya mengerti tuntunan Tuhan, kita juga harus melakukan seperti dalam Yosua 3 : 5, yaitu menguduskan diri. Hidup kita harus kudus.

Pada akhir tahun  2023, Tuhan berbicara kepada saya melalui kitab Maleakhi 3 : 1 - 4.

Maleakhi 3 : 1 - 4
Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku agar ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tiba-tiba Tuhan yang kamu cari itu akan datang ke bait-Nya! Utusan Perjanjian yang kamu inginkan itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api pemurni logam dan seperti sabun penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan menahirkan perak. Ia menahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban kepada Tuhan dalam kebenaran. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun purbakala.

Sesuai ayat itu, Ps. Dee, seorang pendoa syafaat bagi saya dan berada di Perth, Australia, memberikan pesan Tuhan kepada saya, bahwa tahun 2024 adalah tahun tiba-tiba. Baptisan api atau “pemurnian gereja” akan terjadi secara tiba-tiba, dan kemuliaan Tuhan tercurah. Ini akan menghasilkan terjadinya penuaian jiwa yang luar biasa. 

Pentakosta Ketiga akan dinyatakan seperti belum pernah terjadi ataupun yang disaksikan sebelumnya. Karena akan terjadi di rumah-rumah melalui penyembahan, sehingga kesembuhan, mujizat, dan pencurahan Roh Kudus yang akan menarik jutaan jiwa bagi kerajaan Allah dan kemuliaan-Nya.

Roma 14 : 17 - 18
Sebab, Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera  dan sukacita dalam Roh Kudus. Sebab, siapa saja yang melayani Kristus dengan cara ini, ia menyenangkan hati Allah dan dihormati oleh manusia.

Tuhan sedang “berperkara” dengan mereka yang melayani Tuhan, tetapi fokusnya pada “makanan dan minuman”, yaitu hal-hal duniawi. Jangan seperti imam Eli yang lebih menghormati anak-anaknya daripada Tuhan. Ketika anak-anaknya jatuh dalam dosa di pelayanan, Eli hanya menasihati, tanpa menindak dengan standar kebenaran firman Allah. Akibatnya, seluruh keluarganya menanggung kesalahan ini dengan hukuman berat.

Peringatan ini bukan hanya untuk hubungan orangtua dan anak, tetapi juga antara bapa dan anak secara rohani. Jangan sampai kita menghormati anak-anak kita, baik secara jasmai maupun rohani, melebihi daripada menghormati Tuhan. Sekali lagi, saya mau ingatkan, hidup kita harus kudus, sebab tanpa kekudusan, tidak seorang pun akan melihat Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati