GBI PRJ (CK7)

Sepanjang kurun 2010-2015 jumlah perceraian di Indonesia meningkat 15-20 %. Artinya terjadi 40 sidang perceraian setiap jam. Empat alasan utama pasangan di Indonesia bercerai: 1. Hubungan yang sudah tidak harmonis 2. Tidak ada tanggung jawab 3. Kehadiran pihak ke tiga 4. Persoalan Ekonomi. Menurut Penelitian yang di lakukan oleh George Barna terhadap Tingkat perceraian menurut denominasi adalah sebagai berikut : NON-DENOM sebanyak (34%), Pembabtis (29%), Episcopal (28%), Pentakosta (28), Metodis (26%), Presbyterian (23%), Lutheran (21%), dan Katolik (21%). Dari hasil di atas menunjukkan angka tertinggi adalah orang kristen. Oleh sebab itu dalam pernikahan Kristen, harus mengikuti bimbingan pranikah. Karena melalui bimbingan pranikah, pasangan yang akan menikah akan dapat saling mengenal satu sama lain, dan dapat memahami apa arti pernikahan dalam agama kristen.

Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. (Matius 19:5-6)

Bagaimana pandangan Alkitab tentang PERCERAIAN. 

Tuhan berbicara dalam perjanjian lama melalui juru bicaranya, yaitu di dalam kitab Maleakhi, Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel…" (Mal. 2:16). Mengapa Tuhan membenci perceraian ? karena pernikahan adalah ide dan karya Tuhan. Pernikahan dimulai di Taman Eden, "TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. (Kejadian 2:18) Tuhan mempersatukan Adam dan hawa supaya mereka beranak cucu, "Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (Kejadian 2:22). 

2 KASUS PENGECUALIAN

1. ZINAH

Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" (Matius 19:7) Orang Farisi mempertanyakan apakah boleh bercerai, Tetapi Tuhan Yesus menjawab, "Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. (Matius 19:8) Dan Tuhan Yesus berkata, "Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah. (Matius 19:9) Jika seseorang menceraikan pasangannya maka dia dianggap berzinah. Tuhan Yesus tidak mengijinkan dan membenci perceraian.

 [Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.] (Markus 11:26).  

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Matius 18:21-22). Kita harus mampu mengampuni, dari pada memilih untuk bercerai. Karena Allah mengajarkan kita untuk mengampuni orang lain. 

Bagaiaman kalau terjadi kekerasan dalam rumah tangga ?

Jika Kekerasan dalam Rumah tangga terjadi dan membahayakan, diijinkan untuk berpisah sementara dan gereja bertanggungjawab untuk membina rumah tangga tersebut agar bertobat.

2. PERNIKAHAN TIDAK SEIMAN

Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia (1 Korintus 7 : 12)

Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera (1 Korintus 7 : 15).

Kalau pasangan yang tidak seiman yang meminta untuk bercerai, kita berhak untuk menceraikan, dengan syarat tetap hidup dalam damai sejahtera. Tetapi jika pernikahan tidak seiman tersebut dapat hidup dalam damai sejahtera, tidak boleh bercerai. Bagaimana jika terjadi kelainan Sex (Homosex, Lesbi dll), harus dibuktikan oleh seorang Dokter.

Kesimpulan :

1. Tuhan tidak merestui perceraian di dalam keluarga Kristen

2. Bila masuk dalam 2 pengecualian itu (zinah & tak seiman), usahakan ini jalan terakhir, sebisa mungkin Tuhan mau kita menghindari.