GBI PRJ (CK7)

Setiap kita sebenarnya adalah seorang pemimpin; dan bagi setiap orang muda khususnya yang mau menikah harus sadar untuk menjadi pemimpin sebelum memasuki dunia pernikahan. Anda yang berada dalam keluarga yang berantakan (broken home) sekalipun tetap seorang pemimpin atas keluarga Anda.

Pemimpin bukan bicara mengenai posisi tetapi pengaruh. Setidaknya Anda adalah pemimpin bagi diri Anda sendiri. Anda mengelola waktu Anda sendiri. Mulailah untuk menjadi pemimpin atas diri sendiri terlebih dahulu bagru bisa menjadi pemimpin bagi orang lain. Kalau Anda mau memimpin orang ke dalam kemenangan kerohanian (keselamatan), maka Anda harus lebih kuat dalam kerohanian terlebih dahulu.

"Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis. Perempuan-perempuan dan semua orang yang ada di sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorangpun; mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan perjalanannya. Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan." (1 Samuel 30:1-3).

Pemimpin sejati biasanya dilahirkan dari krisis. Maka janganlah mengeluh bila Anda sedang berada dalam masalah, karena Allah sedang mengerjakan pekerjaan luar biasa dalam hidup Anda. Jangan harapkan Anda belajar kepemimpinan dari situasi yang aman dan nyaman, namun dalam kehidupan sehari-hari adalah tempat latihan kepemimpinan sesungguhnya. Gereja adalah tempat yang nyaman dalam merasakan kerohanian dan hadirat Tuhan, namun hidup sehari-hari kita adalah tempat mempraktekkan kerohanian sesungguhnya.

"Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis." (1 Samuel 30:4).

Setiap dari kita pasti pernah mengalami dalam hidup ini kondisi tertekan hingga menangis pada saat menghadapi masalah. Namun ketahuilah hari ini bahwa kita tidak boleh membuat alasan apa pun untuk menyalahkan siapapun terhadap kejatuhan atau pun setiap masalah yang kita alami. Setiap kita memiliki kekuatan yang cukup untuk menolak setiap godaan dan cobaan yang datang. Dibutuhkan orang yang cukup membandel untuk jatuh dalam dosa, oleh karena itu tidak ada orang yang tidak bisa menolak dosa. Setiap kita bisa menolak dosa. Gunakan air matamu untuk berdoa kepada Tuhan. Setiap kita berpengaruh dan memiliki pengaruh yang kuat bahkan untuk diri kita sendiri menolak dosa. Gunakan setiap kekuatan dan pengaruh itu untuk hidup dalam kekudusan dan bergantung kepada Tuhan. Pencobaan yang kita hadapi hanyalah pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan kita.

"Juga kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu. Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya." (1 Samuel 30:5-6).

Sumber kekuatan kita adalah Tuhan Yesus. Bukan seperti orang dunia yang hanya mengandalkan kekuatan dari berpikir positif saja, kita memiliki Tuhan Yesus yang luar biasa; dalam diri kita ada kekuatan spiritual yang besar, dan itu bukan "apa" tetapi "siapa." Ada Tuhan Yesus yang luar biasa besar dalam diri kita. Setan tidak bisa mengalahkan kita kecuali kita mengalah. Oleh karena itu hari ini bukan "apa" yang Anda pilih, tetapi "siapa" yang Anda pilih. Pakai waktumu yang tersisa untuk memahami hikmat Tuhan. Peperangan yang kita lihat selalu bisa dimenangkan.

"Lalu Daud memberi perintah kepada imam Abyatar bin Ahimelekh: "Bawalah efod itu kepadaku." Maka Abyatar membawa efod itu kepada Daud. Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan."" (1 Samuel 30:7-8).

Kita tidak boleh bergantung pada pendeta, namun juga tidak boleh acuh; kita harus interdependen artinya aku tahu peran hamba-hamba Tuhan dalam hidupku, namun aku juga tahu peranku dalam peperangan hidupku.

Apa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin?

1. Hubungannya dengan Tuhan harus lebih kuat.,/

   Daud bergantung kepada para hamba Tuhan, bukan menjadikan dirinya tergantung pada mereka. Dalam dunia pernikahan, seorang suami harus lebih kuat dan rohani dibandingkan istri dan anak-anaknya; hubungan seorang suami dengan Tuhan harus lebih kuat daripada anggota keluarga lainnya. Seorang pemimpin dalam usaha dan pekerjaan, harus memiliki hubungan dengan Tuhan lebih kuat daripada bawahannya.

2. Iman dan pengharapannya harus lebih kuat (1 Samuel 30:9-15).

Seorang pemimpin juga harus ikut merasakan peperangan yang dialami bawahannya. Seorang pemimpin bisa melihat apa yang bawahannya belum bisa lihat. Ketika semua orang panik dan ketakutan, pemimpin adalah satu-satunya orang yang tetap teguh dan percaya kepada Tuhan.

3. Karakternya harus lebih kuat (1 Samuel 30:16-25).

Orang yang mengikuti pemimpin yang memiliki naluri kepemimpinan yang kuat tidak akan pernah menyesal. Pemimpin tidak boleh pesimis. Bangun kekuatanmu kepada Tuhan. Sukses adalah ujian sesungguhnya bagi seorang pemimpin. Sewaktu pemimpin sudah mengalami kesuksesan, maka dia harus berhati-hati terhadap kejatuhan. Tidak semua orang yang ada di bawah seorang pemimpin adalah orang yang baik dan benar, oleh karena itu diperlukan kepemimpinan yang konsisten dan kuat dalam diri seorang pemimpin sejati. Seorang pemimpin harus berbesar hati; karakter seorang pemimpin harus stabil. Pemimpin yang berkharisma sangat banyak, namun hanya pemimpin yang berkarakter yang dapat bertahan lama.