GBI PRJ (CK7)

Hari ini kita akan sama-sama merenungkan sebuah topik yang penting, yaitu bagaimana agar kita dapat berdiri kokoh dalam iman di tengah berbagai situasi dan pencobaan untuk berkompromi ?

Dunia yang mudah berubah dan penuh godaan, penting bagi kita memahami serta menghidupi prinsip-prinsip yang kokoh dalam iman. Sebab sebagai orang Kristen, kita juga  memiliki panggilan untuk berkomitmen teguh terhadap apa yang kita percayai. 

Martin Luther King Jr. berkata, "The ultimate measure of a man is not where he stands in moments of comfort and convenience, but where he stands at times of challenge and controversy," atau pentingnya bertahan teguh dalam iman, bahkan ketika kita dihadapkan pada tantangan dan kontroversi. Mari renungkan dasar Alkitab, yang terdapat dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus berikut ini. 

Efesus 6 : 13
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. 

Kita menerima gambaran tentang perlengkapan dari Allah atau ‘armor of God’, perlengkapan perlindungan dari Tuhan. Bayangkan diri kita mengenakan sebuah baju perang yang kokoh yang memberi perlindungan dalam pertempuran rohani yang kita hadapi setiap hari. Perlengkapan tersebut meliputi kebenaran, keadilan, kesediaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera, iman, keselamatan, dan firman Allah. Dengan mengenakan setiap bagian perlengkapan ini, kita dipersenjatai untuk menghadapi tantangan dan godaan yang mungkin kita hadapi. 

Jadi, betapa pentingnya mempersiapkan diri secara rohani dalam menghadapi segala hal, baik dalam keadaan baik maupun buruk. Kita tidak pernah tahu “badai” hidup akan tiba, tetapi dengan mengenakan perlengkapan dari Allah, kita dapat bertahan dan tetap berdiri teguh. Karena itu, perkuat hubungan kita dengan Allah, perdalam pemahaman kita tentang firman-Nya, dan pakai perlengkapan dari-Nya. Kita tahu Allah beserta kita. 

• Godaan untuk berkompromi.
Ada banyak situasi dalam kehidupan sehari-hari, di mana kita sering merasakan tekanan untuk berkompromi terhadap keyakinan kita. Contohnya, di tempat kerja mungkin kita menghadapi tekanan untuk melanggar prinsip-prinsip moral demi kesuksesan atau menghindari konflik. Dalam hubungan, kita merasa tergoda untuk mengubah diri kita agar lebih disukai, diterima oleh pasangan, atau teman-teman kita. Bahkan dalam kehidupan sosial, kita mungkin terdorong menyesuaikan diri dengan norma-norma yang tidak sejalan dengan kepercayaan kita untuk menghindari konfrontasi atau penolakan, dan lainnya. 

Namun, integritas dan kebenaran lebih berharga daripada kesuksesan dunia atau persetujuan manusia. Dengan tetap teguh pada prinsip, kita membangun fondasi yang kokoh untuk kehidupan rohani yang sehat dan memuliakan Allah. 

• Bercermin dari Alkitab.
Dalam kisah Simson dan Delila, yang terdapat di kitab Hakim-hakim pasal 16, kita disajikan gambaran tentang kekuatan serta kelemahan manusia, dan konsekuensi dari kompromi terhadap prinsip. Kita tahu Simson jatuh dalam godaan karena komprominya yang membawa dia pada kehancuran dan kesedihan yang tragis. 

Amsal 25 : 26 
Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik. 

Ketika kita, sebagai orang percaya, memberi jalan pada godaan untuk berkompromi, kita seperti mencemari sumber-sumber rohani kita. Seperti mata air yang keruh atau sumur yang tercemar, kompromi membuat kita kehilangan kejernihan dan kesucian dalam hubungan kita dengan Allah. Padahal, betapa berharganya integritas kita di mata Allah. Karena itu, hiduplah sesuai rencana dan kehendak Allah, serta melayani-Nya dengan setia. 

Kompromi mungkin terlihat menjanjikan dalam jangka pendek, tetapi hanya akan membawa pada kerugian yang mendalam untuk jangka panjang. 

• Konsekuensi sebuah Kompromi.
Ketika memperhatikan tokoh-tokoh dalam Alkitab, seperti Daud yang tergoda berzinah, atau Petrus yang menyangkal Yesus di saat-saat genting, kita melihat kompromi memiliki konsekuensi langsung yang merugikan. Daud kehilangan rahmat Allah dan penderitaan dalam keluarganya. Petrus merasakan penyesalan dan kesedihan mendalam. Inilah konsekuensi jangka pendek dari kompromi dengan prinsip moral dan rohani. 

Namun, sering kali konsekuensi jangka panjang dari kompromi lebih berat. Misalnya, kehilangan integritas, semangat, dan pengaruh adalah beberapa hasil yang dapat terjadi.  Ketika berkompromi, kita melempar jauh-jauh integritas yang merupakan fondasi karakter sebagai orang percaya. Kehilangan integritas tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga merusak kesaksian sebagai orang Kristen, atau menjadi batu sandungan. Selain itu, hubungan kita dengan Allah menjadi terganggu. 

Akibat lain dari kompromi adalah kehilangan pengaruh positif kita dalam masyarakat. Orang-orang mungkin tidak lagi melihat kita sebagai contoh yang baik, karena menyerah pada godaan dan tekanan yang begitu besar. 

• Panggilan untuk tetap teguh.
Kita tidak boleh terus-menerus terpengaruh arus dunia yang terus berubah. Kita perlu memiliki dasar yang kokoh, yaitu iman yang teguh di dalam Allah. Pakailah seluruh perlengkapan dari Allah untuk melawan godaan dan tantangan yang datang. Supaya kita tetap menjadi terang dan garam di dunia, memancarkan kasih dan kebenaran Kristus kepada semua orang. 

Berikut beberapa strategi yang bisa kita terapkan dalam menghadapi godaan untuk berkompromi :

• Pertama, berdoa dengan penuh pengertian. 
Dengan meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan Allah, kita dapat meminta petunjuk serta kekuatan-Nya untuk menghadapi situasi yang menantang. Doa membuka saluran komunikasi antara kita dan Allah, memperkuat hubungan kita dengan-Nya, serta memberi kita ketenangan menghadapi godaan. 

• Kedua, bentuklah kemitraan ataupun masuk komunitas. 
Dengan berbagi perjuangan kepada saudara seiman yang dapat dipercaya, kita dapat saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Ketika ada seseorang yang dapat kita percayai untuk memeriksa serta mendorong kita dalam iman, itu akan memberi semangat ekstra untuk tetap setia pada kebenaran. 

• Ketiga, berusaha mencari nasihat bijaksana.
Kita dapat meminta bimbingan dari mereka yang lebih berpengalaman dalam iman atau orang-orang yang memiliki kebijaksanaan mendalam. Dengan mendengarkan nasihat, kita memperoleh wawasan berharga tentang bagaimana supaya tetap teguh dalam iman, serta menemukan cara-cara untuk setia pada prinsip-prinsipnya, meskipun menghadapi konsekuensi yang sulit. 

Ingatlah, di dunia yang terus-menerus menguji prinsip-prinsip kita, sangat penting untuk mengenakan seluruh perlengkapan dari Allah, mencari nasihat bijaksana, dan membentuk kemitraan yang dapat dipercaya agar tetap setia pada keyakinan kita.

Tuhan Yesus Memberkati